logo Kompas.id
EkonomiPelajaran dari Blok Masela
Iklan

Pelajaran dari Blok Masela

Di tengah iklim investasi hulu migas yang lesu, keluarnya investor dari Indonesia adalah pukulan keras. Perlu instropeksi apakah memang ada yang perlu dibenahi agar investor nyaman dan betah berinvestasi di Indonesia.

Oleh
ARIS PRASETYO
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/WeyLYP0-Fr2MMSm0jxjSwvgHlC8=/1024x669/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_3823699_57_0.jpeg
KOMPAS/EVY RACHMAWATI

Suasana kegiatan operasi minyak dan gas bumi di salah satu rig (menara pengeboran) di Ladang Karim, Nimr, Oman, yang dioperatori PT Medco Energi Internasional, melalui anak perusahaannya, PT Medco Oman, pada Jumat (20/12/2013).

Kabar mengejutkan datang dari Blok Masela yang ada di perairan Laut Arafuru, Maluku. Shell, salah satu investor blok kaya gas tersebut, berniat hengkang dan mendivestasikan sahamnya. Divestasi saham adalah hal biasa, tetapi ini sekaligus preseden buruk atas karut-marutnya tata kelola hulu minyak dan gas bumi di Indonesia.

Shell adalah salah satu pemegang saham dalam kemitraan pengelolaan Blok Masela. Perusahaan asal Belanda tersebut menguasai saham 35 persen, sedangkan Inpex Corporation dari Jepang memegang 65 persen saham dan bertindak selaku operator. Mendapat kontrak pada 1998, Inpex kemudian berhasil menemukan cadangan gas Blok Masela dua tahun berikutnya. Inpex lantas mencari mitra dengan menjual sebagian sahamnya di Blok Masela kepada Shell di 2011.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000