Simbiosis Mutualisme Pelaku Usaha dan Kreator Konten
Pelaku usaha dan kreator konten diajak berkolaborasi untuk mendukung usaha satu sama lain. Ini merupakan salah satu cara bertahan selama pandemi Covid-19.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha dan kreator konten diajak berkolaborasi untuk mendukung keberlanjutan usaha satu sama lain. Pelaku usaha dapat menggunakan jasa kreator untuk promosi produk, sedangkan kreator memperoleh penghasilan melalui permintaan jasa.
Hal ini dilakukan Bayu Fajri, pendiri Segarsvara, yakni penyedia jasa pesan-antar bahan makanan. Ia berkolaborasi dengan pencerita visual sekaligus fotografer Beawiharta untuk promosi produk. Selain untuk promosi, foto-foto yang dihasilkan juga digunakan untuk membangun citra merek (branding).
”Mulanya saya hanya sekadar memotret produk (untuk berjualan daring). Saya belum paham cara melakukan treatment terhadap produk yang akan dijual. Dengan bantuan Beawiharta, foto yang dihasilkan menjadi artistik sehingga menarik konsumen,” kata Bayu pada pertemuan virtual berjudul ”Berjuang dengan Berkreasi” oleh IM3 Ooredoo, Selasa (25/8/2020).
Kolaborasi itu, menurut Bayu, menghasilkan gambar yang mampu bercerita kepada konsumen. Adapun cerita menjadi salah satu elemen penting dalam pemasaran suatu produk. Publik akrab menyebutnya dengan istilah storytelling marketing.
Salah satu cerita yang disampaikan ialah perjalanan Bayu mengubah haluan usahanya akibat pandemi. Ia sebelumnya adalah penyedia jasa rental sound system, lalu banting setir menjadi penyedia jasa pesan-antar bahan makanan.
Beawiharta mengatakan, hal terpenting dalam membuat konten ialah komunikasi antara kreator dan klien. Ia menggali perspektif dan harapan klien akan produknya, lantas mengeksekusinya dalam bentuk foto.
”Saya mengobrol dengan Bayu sehingga tahu pandangan dia tentang usahanya. Bayu memberi tahu saya apa yang dia mau, lalu saya memberi saran atas gagasan itu. Intinya, konten yang baik hanya bisa dihasilkan jika komunikasi dua pihak berjalan baik,” ucap Beawiharta.
Menonjolkan produk
Head of Brand Management and Strategy Indosat Ooredoo Fahroni Arifin mengatakan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perlu meningkatkan branding merek dagangnya, misalnya melalui kemasan produk dan visualisasi pemasaran. Ini penting untuk menonjolkan produknya di pasar.
Untuk itu, ia bekerja sama dengan Kreatif Hub untuk mempertemukan pelaku usaha dengan para pekerja kreatif atau kreator konten. Baik pelaku usaha maupun kreator diharapkan bisa berkolaborasi dan berkarya.
”Kami akan buka ruang agar pelaku UMKM dan pelaku industri kreatif bisa saling membantu. Kami rasa ini bisa jadi solusi (bagi kedua pihak), baik saat pandemi maupun setelahnya,” kata Fahroni.
Pendiri Kreatif Hub, Nicholas Aristia, mengatakan, ini merupakan kesempatan bagi para pekerja kreatif untuk bangkit. Pasalnya, menurut dia, banyak pekerja kreatif yang kehilangan pekerjaan karena pandemi.
”Pandemi menyebabkan banyak pekerja kreatif yang pivoting (mengubah arah usahanya). Misalnya, mereka yang semula bekerja sebagai fotografer pernikahan kini beralih menjadi fotografer makanan. Adapun kegiatan ini menjadi peluang agar mereka (pekerja kreatif dan pelaku usaha) bisa saling berkolaborasi dan membantu,” kata Nicholas.
Ia menambahkan, ada 75 pelaku UMKM yang akan dipilih untuk menerima bantuan berupa pembuatan konten secara gratis, baik berupa desain, foto, maupun video. Para pelaku UMKM bisa mendaftarkan diri ke laman Kreatif Hub per hari ini hingga 31 Agustus 2020.
Direktur Utama SMESCO Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, pelaku UMKM perlu dukungan untuk bertahan selama pandemi. Kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta diperlukan.
”Ada banyak cara untuk berkolaborasi dan membantu UMKM. Sinergi seperti ini dibutuhkan untuk menghadapi pandemi,” ucap Leonard.