Prioritaskan Pemberdayaan Petani dalam Program Korporasi Pertanian
Program korporasi pertanian idealnya berfokus pada pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan petani. Petani jadi pelaku utama, bukan sekadar tenaga kerja.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah badan usaha milik negara dalam kluster pangan berkolaborasi menggarap 1.000 hektar lahan di Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, untuk memacu produksi pangan melalui program Food Estate Sukamandi. Kerja sama bertujuan membangun model budidaya pangan yang efektif dan efisien melalui korporasi pertanian.
Ketua Dewan Penasihat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bayu Krisnamurthi menilai, pemberdayaan petani mesti menjadi prioritas. ”Petani jangan sekadar menjadi tenaga kerja. Kalau fokus pada pemberdayaan petani, program bisa jadi model percontohan yang menekankan pada perlindungan lahan yang dikelola petani serta peningkatan kesejahteraan petani,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (20/8/2020).
Dari skala bisnis, kata Bayu, 1.000 hektar lahan tidak akan berdampak signifikan terhadap ketahanan pangan nasional dan stabilitas harga pangan. Oleh sebab itu, pengembangan lahan sebagai model bisnis percontohan menjadi lebih krusial untuk menyejahterakan petani sekitar. Dengan demikian, program serupa bisa diterapkan di daerah lain.
Wujud pemberdayaan itu bisa berupa pendampingan petani. Harapannya, petani terbiasa memanfaatkan teknologi dan sistem digitalisasi pertanian yang efisien, termasuk dalam pemakaian air. Badan usaha milik negara (BUMN) kluster pangan juga dapat mengombinasikan budidaya padi dengan ikan (minapadi) atau mengelola energi berbasis biomassa dari jerami atau sekam.
Garap hulu-hilir
Direktur Utama PT Sang Hyang Seri (Persero) Karyawan Gunarso menyatakan, program Food Estate Sukamandi mengedapankan kemitraan dengan petani beserta jaminan pemasaran hasil produksi melalui pola inti plasma tanaman padi.
Di hulu, petani yang tergabung dalam kelompok tani, koperasi tani, ataupun badan usaha milik desa (BUMDes) yang bermitra akan memproduksi padi. Hasil panen akan diproses di penggilingan milik BUMN ataupun penggilingan yang dikelola usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi tani.
Kolaborasi BUMN kluster pangan menggarap sisi hulu hingga hilir. Karyawan menambahkan, mekanisme pertanian korporasi telah menganalisis hasil pengujian kondisi tanah, sistem irigasi, dan proses budidaya sehingga membuahkan rumusan teknologi pemupukan, pengaturan pengairan, serta pemanfaatan peralatan dan teknologi digital. Di hilir, BUMN akan jadi penyerap hasil produksi (offtaker).
Hasil produksi juga dipasarkan ke UMKM dan warung masyarakat melalui aplikasi Warung Pangan milik BGR Logistic, salah satu anggota BUMN kluster pangan.
Program Food Estate Sukamandi kini telah memasuki masa penanaman, pertumbuhan tanaman, dan perawatan. ”Kami menargetkan peningkatan produktivitas rata-rata 30 persen. Awalnya, produktivitas lahan 6 ton (gabah) per hektar dan diharapkan jadi minimal 8-8,5 ton per hektar,” ujarnya dalam keterangan pers.
Menurut Sekretaris Perusahaan PT Pertani (Persero) Muslih, perseroan memosisikan diri sebagai penyerap hasil produksi. ”Perusahaan akan membeli seluruh hasil panen untuk diolah menjadi beras di pabrik pengolahan atau penggilingan padi milik Pertani,” ujarnya saat dihubungi, Kamis.
Selain Sang Hyang Seri, Pertani, dan BGR Logistic, ada PT Rajawali Nusantara Indonesia/RNI (Persero), Perum Perikanan Indonesia, PT Berdikari (Persero), PT Garam (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero), dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) dalam kluster itu. RNI bertindak sebagai koordinator.
Rambah perikanan
Sebelumnya, PT Pertani (Persero) menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan teknologi pertanian TaniHub Group. Kerja sama bertujuan memberdayakan petani, salah satunya lewat jaminan penyerapan 150.000 ton beras.
Tak hanya di sektor pertanian, TaniHub Group juga melebarkan sayap ke perikanan. Ekspansi itu tertuang dalam nota kesepahaman TaniHub Group dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Digifish Network dalam peluncuran perdana Pasar Laut Indonesia, Rabu (19/8/2020).
President dan Co-Founder TaniHub Group Pamitra Wineka menilai, kerja sama itu sejalan dengan visi dan misi perusahaan dalam mendukung kemajuan perekonomian petani dan nelayan Indonesia melalui digitalisasi. Tujuan kolaborasi itu ialah meningkatkan kompetensi serta kapasitas pelaku usaha mikro dan kecil di sektor kelautan dan perikanan.
Kolaborasi ini juga melibatkan Gojek, Grab Indonesia, dan Aruna. Harapannya, komoditas dan hasil perikanan dapat dipasarkan secara luas melalui kanal pemasaran daring.