Platform e-dagang Lazada dengan Himpunan Pengecer dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), misalnya, berkolaborasi mengadakan Hari Belanja Diskon Indonesia (HBD Indonesia) pada 14-30 Agustus 2020.
Dikutip dari rilis yang diterima Kompas, Selasa (19/8/2020), dalam acara tahunan Hippindo tersebut, platform Lazada yang memfasilitasi ratusan penjual dan brand anggota Hippindo untuk tetap terkoneksi dan mendapatkan pengalaman belanja secara online (daring).
”Sebagai payung bagi para peritel dan penyewa pusat perbelanjaan di Indonesia, kami merasa perlu mengajak anggota kami untuk lebih agile dan beradaptasi dengan situasi. Salah satunya tentu dengan bertransformasi digital dan ’memindahkan’ toko mereka secara online,” kata Ketua Umum DPP Hippindo Budihardjo Iduansjah.
Program bertema #BelanjaUntukIndonesia mengajak masyarakat berkontribusi menggerakkan kembali roda ekonomi nasional serta industri ritel Indonesia yang mengalami hambatan akibat pandemi. Program itu diharapkan dapat menjadi momentum pemulihan perekonomian nasional lewat penyediaan produk-produk berkualitas tanpa terbatas jarak.
”Kami melihat adanya percepatan perubahan pola belanja konsumen serta migrasi ritel besar-besaran dari offline ke online. Penjualan online melalui e-commerce menjadi salah satu layanan penting, baik bagi penjual maupun pembeli,” kata Chief Marketing Officer Lazada Indonesia Monika Rudijono.
Penjualan produk peritel yang bergabung di platform tersebut, menurut Monika, akan dididukung berbagai kampanye promosi, seperti peluncuran eksklusif, ulang tahun Lazada, Mid-Year Sale, 9.9, 11.11, 12.12, dan lainnya. Fitur live streaming untuk penjualan juga akan dimaksimalkan.
Platform e-dagang Shopee juga bersiap mengadakan acara belanja tahunan 9.9 Super Shopping Day. Acara belanja yang diadakan sejak 2016 ini akan berlangsung selama empat minggu dan disebut penting untuk membantu meningkatkan upaya pemulihan dan beradaptasi dengan normal baru.
”Tahun ini menjadi lebih penting daripada sebelumnya karena konsumen semakin bergantung pada e-commerce untuk kebutuhan belanja mereka, dan lebih banyak bisnis beralih ke ranah daring untuk mencari peluang pertumbuhan di tengah pandemi,” kata Chief Executive Officer of Shopee Chris Feng dalam rilis terpisah.
Shopee mencatat, sebanyak 70 persen lebih banyak merek lokal dan internasional baru membuka toko resmi mereka di platform mereka pada tahun ini. Oleh karenanya, mereka akan memaksimalkan penjual dan brand untuk menjaga dan meningkatkan pertumbuhan penjualan.
Baca juga: Susun Strategi Sebelum Terjun ke E-dagang
Shopee memperkenalkan program Dukungan COVID-19 100M pada April serta program lanjutan pada Juni melalui program Dukungan Pemulihan Ekonomi Nasional Shopee kepada penjual dan UMKM, untuk meredam dampak pandemi dengan menurunkan biaya, menawarkan dukungan modal, dan meningkatkan penjualan.
Dalam penyelenggaraan acara belanja itu, mereka memastikan adanya kualitas dan ketepercayaan pada metode pembayaran dan penawaran jasa logistik, terlebih belanja online menjadi normal baru.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal, yang dihubungi Kompas, hari ini, mengatakan, pesta diskon merupakan gerakan tepat untuk membantu industri ritel sekaligus mendongkrak daya beli masyarakat.
”Kalau dalam kondisi sekarang, salah satu amunisi untuk menigkatkan konsumsi adalah dengan diskon,” ujarnya.
Seperti dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS), masa awal pandemi di triwulan kedua 2020 membuat pertumbuhan ekonomi tumbuh negatif 5,32 persen secara tahunan. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, yang mendominasi sebagian besar PDB Indonesia, juga tumbuh negatif di angka 5,51 persen.
Pada periode sama, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) juga mencatat industri ritel tumbuh negatif 4,8 persen sampai 5 persen. Untuk meningkatkan pertumbuhan ritel dalam negeri, Faisal mengingatkan agar platform e-dagang membantu penjualan produk dalam negeri.
”Kegiatan ini (pesta diskon) bagus saja kalau sebagian besar barang yang dijual dari dalam negeri. Kalau lebih banyak dari luar negri, ya, enggak akan banyak membantu mendorong penjual dalam negeri,” ujarnya.