Pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda berakhir masih menjadi beban bagi pelaku wisata ataupun industri. Beban tersebut adalah pembayaran tagihan rekening listrik. Mereka menginginkan bentuk stimulus diperluas.
Oleh
ARIS PRASETYO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha bidang pariwisata dan industri kaca menginginkan bentuk stimulus tarif listrik dari pemerintah diperluas. Tarif listrik dianggap komponen biaya yang besar bagi pelaku usaha di tengah lesunya ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Hal itu mengemuka dalam seminar daring bertajuk ”Stimulus Keringanan Tagihan Listrik” yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Selasa (18/8/2020).
Adapun para narasumber adalah Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DI Yogyakarta Herman Tony, Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus H Gunawan, Executive Vice President Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Edison Sipahutar, dan Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi.
Herman mengatakan, pandemi Covid-19 membuat industri jasa pariwisata terpukul keras. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tingkat penghunian kamar (TPK) pada Juni 2020 dibandingkan dengan Juni 2019 merosot 32,57 persen.
Hal itu disebabkan jumlah kunjungan wisatawan yang menurun drastis akibat kebijakan pembatasan pergerakan orang di banyak negara, termasuk di Indonesia. Pada triwulan I-2020, kunjungan wisatawan asing merosot 31 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
”Omzet bisnis hotel dan restoran turun sedikitnya 30 persen. Beban tagihan listrik masih berat bagi kami dalam situasi seperti ini meski penggunaan listrik berkurang. Biaya tagihan listrik memakan porsi hingga 30 persen dari keseluruhan biaya operasi yang kami keluarkan,” katanya.
Biaya tagihan listrik memakan porsi hingga 30 persen dari keseluruhan biaya operasi yang kami keluarkan. (Herman Tony)
Sebelumnya, pemerintah telah memberikan insentif tarif listrik golongan rumah tangga dengan daya 450 volt ampere (VA) dan 900 VA bersubsidi. Insentif itu berupa penggratisan tagihan rekening listrik untuk daya 450 VA dan diskon tarif 50 persen bagi 900 VA tidak mampu. Jumlah pelanggan yang mendapat insentif itu mencapai 31,38 juta pelanggan dengan anggaran Rp 3,46 triliun.
Tak hanya itu, pelanggan bisnis 450 VA dan industri 450 VA juga mendapat pembebasan tagihan listrik yang berlaku Mei-Desember 2020. Ada 501.513 pelanggan untuk bisnis 450 VA dan industri 450 VA dengan total anggaran yang disiapkan pemerintah Rp 151 miliar.
Pemerintah juga memberikan stimulus pembebasan penerapan ketentuan rekening minimum dan pembebasan biaya abonemen. Stimulus ini diberikan kepada pelanggan listrik golongan bisnis, sosial, dan industri. Ketentuan rekening minimum adalah ketentuan penghitungan dari 40 jam nyala dikalikan dengan daya tersambung berdasarkan tarif berlaku.
Pembebasan ketentuan rekening minimun berlaku bagi pelanggan golongan sosial 1.300 VA ke atas; golongan bisnis 1.300 VA ke atas; dan golongan industri 1.300 VA. Adapun pembebasan biaya abonemen berlaku bagi pelanggan golongan sosial 220 VA, 450 VA, dan 900 VA; golongan bisnis 900 VA; dan industri 900 VA. Total pelanggan penerima insentif jenis ini sebanyak 1,2 juta pelanggan dengan nilai insentif sebesar Rp 3 triliun.
Menurut Herman, PHRI menyambut baik stimulus pemerintah berupa penghapusan biaya penggunaan listrik minimum selama 40 jam yang berlaku selama enam bulan. Namun, PHRI ingin agar PLN tidak memungut biaya bagi pemilik hotel atau restoran yang hendak menurunkan daya listriknya.
”Hal ini disebabkan penggunaan listrik jauh menurun selama pandemi Covid-19. Begitu juga pelanggan yang hendak berhenti sebagai pelanggan premium PLN agar disetujui sesegera mungkin,” katanya.
Sementara itu, Yustinus mengemukakan, keringanan lain yang diharapkan oleh sektor industri adalah penghapusan biaya waktu beban puncak (WBP) dan pajak penerangan jalan umum dalam komponen pembayaran tagihan rekening listrik. Alasannya, selama ini industri pengolahan kaca lembaran tidak berhenti beroperasi selama 24 jam sehari dan tujuh hari dalam sepekan.
Penggunaan listrik yang terus-menerus tanpa henti adalah kebutuhan operasionalisasi mesin pabrik. Stimulus penghapusan pembatasan rekening minimum tidak akan berdampak karena pabrik beroperasi terus-menerus selama 24 jam.
”Begitu juga dengan biaya WBP. Kami mengusulkan agar biaya WBP sebaiknya dihapuskan untuk membantu meringankan dampak yang kami tanggung akibat pandemi Covid-19,” katanya.
Apabila dijumlahkan dengan penerima stimulus lainnya, yaitu pembebasan tagihan rekening listrik dan diskon 50 persen bagi golongan rumah tangga 450 VA dan 900 VA, maka total anggarannya mencapai Rp 15,39 triliun.
PLN mencatat, realisasi stimulus tarif listrik bagi pelanggan golongan sosial, industri, dan bisnis untuk Agustus 2020 sudah mencapai Rp 257,7 miliar bagi 1,14 juta pelanggan. Stimulus tersebut berupa pembebasan pemakaian rekening minimum bagi ketiga golongan pelanggan tersebut dengan batas daya di atas 1.300 VA.
Adapun pembebasan biaya abonemen berlaku untuk pelanggan golongan sosial berdaya 220 VA, 450 VA, dan 900 VA; golongan bisnis 900 VA; dan golongan industri 900 VA.
”Dalam situasi seperti ini masih banyak pelaku industri dan jasa wisata yang operasinya belum optimal sehingga pengenaan biaya rekening minimun menjadi beban tersendiri,” ucap Edison.
Hendra menuturkan, jumlah pelanggan penerima stimulus pembebasan biaya rekening minimum dan biaya abonemen mencapai 1,25 juta pelanggan. Adapun anggaran yang disiapkan pemerintah untuk stimulus jenis ini sebanyak Rp 3,07 triliun.
Apabila dijumlahkan dengan penerima stimulus lainnya, yaitu pembebasan tagihan rekening listrik dan diskon 50 persen bagi golongan rumah tangga 450 VA dan 900 VA, maka total anggarannya mencapai Rp 15,39 triliun.
”Secara keseluruhan, stimulus yang diberikan pemerintah selama masa pandemi Covid-19 berupa pembebasan tagihan, diskon 50 persen, pembebasan ketentuan rekening minimum, dan pembebasan biaya abonemen untuk golongan tertentu ditujukan kepada 33,6 juta pelanggan yang berlaku sampai Desember 2020,” ujarnya.