Masyarakat Didorong Belanja Melalui Hari Belanja Diskon Indonesia 2020
Di tengah penurunan daya beli, masyarakat didorong kembali berbelanja melalui Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) pada 14-30 Agustus 2020. Masyarakat diharapkan turut menggerakkan perekonomian nasional.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hari Belanja Diskon Indonesia 2020 diharapkan menjadi momentum untuk menggerakkan konsumsi masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi nasional. Untuk pertama kali, program promosi belanja ini melibatkan kolaborasi peritel daring dan luring.
Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) digelar pada 14-30 Agustus 2020. Kegiatan ini diinisiasi oleh Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) bekerja sama dengan pelaku e-dagang. Jumlah peritel anggota Hippindo yang berpartisipasi sekitar 300 merek, sedangkan lewat e-dagang mencakup 500 merek dan 10.000 toko.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Jumat (14/8/2020), mengatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan pertumbuhan sejumlah negara pada triwulan II-2020 terkontraksi. Indonesia yang perekonomiannya minus 5,32 persen dinilai relatif lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain.
”Pemerintah berharap perekonomian mulai membaik pada triwulan III dan IV-2020 sehingga pada akhir tahun ekonomi nasional bisa tumbuh minus 0,5 persen hingga 1 persen,” ujarnya dalam peluncuran HBDI 2020, secara virtual, di Jakarta.
Di tengah perlambatan ekonomi, lanjut Airlangga, pemerintah terus berupaya mengungkit perekonomian melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sejumlah stimulus dan program bantuan untuk menjaga konsumsi masyarakat agar bisa bertahan digulirkan.
Kontribusi dari konsumsi rumah tangga rata-rata mencapai 60 persen, sedangkan belanja pemerintah 10-15 persen. Oleh karena itu, Airlangga berharap HBDI 2020 bisa dilaksanakan secara luas dan partisipasi masyarakat untuk berbelanja produk buatan Indonesia serta hasil produksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) meningkat.
”Dengan berbelanja, Anda ikut berkontribusi untuk pemulihan ekonomi Indonesia,” katanya.
HBDI 2020 diharapkan bisa dilaksanakan secara luas serta partisipasi masyarakat untuk berbelanja produk buatan Indonesia dan hasil produksi UMKM meningkat.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengemukakan, HBDI 2020 digelar untuk menyambut HUT Ke-75 Kemerdekaan RI. Kegiatan ini juga merupakan salah satu terobosan pelaku usaha di sektor riil untuk menggerakkan konsumsi masyarakat.
Dua mesin penggerak usaha, yaitu daring dan luring, dikolaborasikan. Kerja sama ini akan turut menggerakkan pelaku usaha logistik, pergudangan, dan manufaktur.
”Peritel hanya bisa memberikan bantuan diskon dan kami harapkan perputaran ekonomi bergerak kembali. Resesi ekonomi bisa menjadi positif dengan kerja keras dan persatuan semua pihak,” ucapnya.
Vice President Physical Goods Tokopedia Indra Yonathan menuturkan, kerja sama Hippindo dan penyedia e-dagang ini adalah pertama kali dalam rangka menggerakkan ekonomi nasional. Ide menggabungkan (promosi belanja) daring dan luring sangat berguna untuk konsumen.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio berpendapat, HBDI merupakan momentum bagi UMKM untuk mengembangkan usaha di tengah pandemi Covid-19 melalui kerja sama dengan platform e-dagang. Inisiatif ini juga menjadi momentum mendorong pemulihan ekonomi nasional, peningkatan komsumsi domestik, dan memperkuat program nasional #bangga buatan Indonesia.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengapresiasi inisiatif peritel menggelar diskon belanja untuk membantu percepatan pergerakan ekonomi nasional. Namun, hal ini perlu ditopang dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, terutama di pusat-pusat perbelanjaan.
Ketua Panitia HBDI 2020 Fetty Kwartati mengemukakan, HBDI ke-4 tahun ini dilaksanakan dalam situasi serba tidak ideal. Oleh karena itu, panitia tidak memasang target keuntungan tertentu, tetapi lebih berupaya menggerakkan konsumsi dan ekonomi nasional.
”Kegiatan promosi menjadi lebih besar karena diikuti banyak peserta sehingga ekonomi diharapkan bisa bergerak melalui peritel yang saat ini sangat membutuhkan wadah-wadah (promosi) seperti ini,” ujarnya.
HBDI ke-4 tahun ini dilaksanakan dalam situasi serba tidak ideal. Oleh karena itu, panitia tidak memasang target keuntungan tertentu, tetapi lebih berupaya menggerakkan konsumsi dan ekonomi nasional.
Pembina dan pendiri Hippindo, Johny Andrean, mengemukakan, peritel sempat mengalami masa paling sulit di tengah pandemi Covid-19. Penjualan peritel turun 80-90 persen pada April 2020.
Setelah pemerintah mulai melonggarkan PSBB, penjualan bertahap meningkat dan saat ini di kisaran 50 persen dari kondisi normal. ”(Peritel) harus memberikan keyakinan kepada masyakarat bahwa tidak masalah ke mal untuk belanja sepanjang memperhatikan protokol kesehatan sehingga kita bisa melalui kondisi sulit,” ujarnya.
Secara terpisah, Chairman dan Presiden Asosiasi Perencana Keuangan atau IARFC Aidil Akbar Madjid menilai, puncak diskon umumnya dilaksanakan pada Agustus seiring dengan perayaan HUT kemerdekaan. Pelaku usaha ingin mengajak masyarakat mulai berbelanja dan pergi ke mal.
Namun, konsumen dinilai tidak perlu memaksakan diri dan tergiur tawaran belanja jika kondisi ekonomi dan keuangan rumah tangga sedang lesu di tengah krisis ekonomi.
Ia mengingatkan, prinsip berbelanja saat diskon yakni untuk menghemat uang belanja dan bukan terjerumus untuk belanja besar-besaran. ”Rumusnya, konsumen membeli kalau butuh dan bukan karena ingin. Ekonomi keluarga jauh lebih prioritas dibandingkan dengan lainnya,” kata Aidil.