Pasar tradisional telah menjadi kluster penularan Covid-19. Protokol kesehatan mesti dijalankan dengan ketat untuk mencegah penularan virus korona. Dengan begitu, pasar dapat beroperasi untuk memulihkan ekonomi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
CIMAHI, KOMPAS — Pasar tradisional di sejumlah daerah menjadi kluster penularan Covid-19. Protokol kesehatan mesti dijalankan dengan ketat untuk mencegah penularan virus korona baru. Dengan begitu, pasar dapat beroperasi untuk memulihkan ekonomi.
Catatan Kompas, sejumlah kluster pasar tradisional itu tersebar di antaranya di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Barat. Bahkan, beberapa di antaranya ditutup sementara sehingga aktivitas perdagangan sempat terhenti.
Jika semua pihak mematuhi protokol kesehatan, ekonomi bisa tetap berjalan untuk dipulihkan. (Agus Suparmanto)
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, wajib diterapkan pengelola pasar, pedagang, dan pembeli. Hal ini untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 yang dapat menular lewat droplet dan sentuhan.
”Jika semua pihak mematuhi protokol kesehatan, ekonomi bisa tetap berjalan untuk dipulihkan,” ujarnya saat mengunjungi Pasar Atas Baru di Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis (13/8/2020).
Dalam kunjungan itu, Agus menyerahkan bantuan 5.000 masker, alat pelindung diri untuk 550 pedagang, dan kantong belanja kepada pembeli. Dalam penyerahan bantuan itu hadir pula Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum dan Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna.
”Pembagian masker ini supaya pedagang serta pengunjung aman dan nyaman saat berjualan dan belanja,” ucapnya.
Protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, wajib diterapkan pengelola pasar, pedagang, dan pembeli.
Agus mengingatkan, meski sudah memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, protokol kesehatan tidak boleh diabaikan. Sebab, pandemi Covid-19 belum berakhir.
Dalam kunjungan itu, Agus memantau penerapan protokol kesehatan di Pasar Atas Baru. Ia mengecek sejumlah fasilitas, di antaranya bilik antiseptik dan wastafel portabel.
Demi keluarga
”Selalu ingatkan diri sendiri untuk menerapkan protokol kesehatan karena belanja di pasar ini demi keluarga di rumah juga,” ujarnya.
Selain mengecek kesiapan protokol kesehatan, Agus juga memantau harga kebutuhan bahan pokok. Menurut dia, harga relatif stabil dan stok mencukupi.
Harga beras, misalnya, Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram dan beras premium Rp 12.000 per kg. Gula pasir Rp 13.000 per kg, minyak goreng curah Rp 10.600-Rp 11.300 per liter, telur ayam ras Rp 25.000 per kg, dan cabe merah besar Rp 30.000-Rp 35.000 per kg.
Menurut Uu Ruzhanul, protokol kesehatan menjadi faktor penting untuk menguatkan kembali aktivitas perekonomian. Dia meminta pengelola pasar dan petugas mengawasi kedisiplinan warga untuk memakai masker dan menjaga jarak.
”Masyarakat diharapkan mempersiapkan diri dengan protokol kesehatan sebelum datang ke pasar,” ujarnya.
Virus korona baru telah menjangkiti pedagang pasar tradisional di Jabar, di antaranya di Kota Cimahi, Kota Bandung, dan Kabupaten Cirebon. Di Pasar Antri, Cimahi, misalnya, dua pedagang terkonfirmasi positif Covid-19 pada akhir Mei 2020.
Ratusan pedagang di pasar itu harus mengikuti tes usap untuk melacak penyebaran virus korona. Pasar pun ditutup selama dua pekan.