Selain untuk pemasaran, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah juga didorong memanfaatkan platform dalam jaringan untuk mencatatkan laporan keuangan.
Oleh
SHARON PATRICIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selain untuk pemasaran, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah juga didorong memanfaatkan platform dalam jaringan untuk mencatatkan laporan keuangan. Dengan memiliki catatan keuangan yang baik, pengembangan usaha ke depan akan lebih mudah.
Pencatatan transaksi keuangan dalam proses bisnis menjadi hal fundamental untuk mengetahui kinerja usaha, khususnya terkait neraca keuangan. Dengan demikian, ini akan mempermudah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menyusun strategi usaha.
Head of Field Activation Moodah.id, Arga Wirandika, menyampaikan, laporan keuangan itu penting untuk mencatat laba rugi dan neraca keuangan. Melalui kedua laporan tersebut, pengajuan pinjaman baik ke bank maupun perusahaan pendanaan akan lebih mudah disetujui karena terukur.
”Misalnya, kita mau membuka cabang usaha, maka tentu perlu penghitungan investasi dan BEP (break even point atau titik pendapatan sama dengan modal yang dikeluarkan). Dengan pencatatan transaksi keuangan digital, hasil laporan akan lebih terukur,” kata Arga, Kamis (13/8/2020).
Diskusi ini mengemuka dalam webinar bertajuk ”Cara Cerdas Membangun Bisnis Online untuk Pemula”. Hadir pula sebagai narasumber, antara lain, Senior Business Development Koinworks Muhammad Mirzan dan NPOS Recruitment and Acquisition Manager Lion Parcel Edward Evaldo.
Pentingnya mencatat transaksi keuangan pun mulai disadari oleh para pelaku UMKM. Dalam masa pandemi, sekitar tiga bulan terakhir, Moodah.id mencatat ada 23.000 pelaku usaha yang bergabung memanfaatkan fitur pembukuan digital.
Menurut Arga, pembukuan secara manual memiliki setidaknya dua risiko utama yang bisa terjadi. Hilangnya catatan keuangan akibat struk yang tercecer dan kesalahan penghitungan neraca keuangan.
”Biasanya, kan, kita suka ribet sendiri kalau kumpulin bon dari supplier dan kalau menghitung neraca terkadang juga enggak balance di kolom debit dan kredit. Kalau sudah begini, perlu waktu lebih lama dan mengulang penghitungan dari awal,” ujar Arga.
Muhammad Mirzan menyampaikan, pencatatan keuangan harus jelas dan rinci terutama di masa-masa pandemi Covid-19 yang sangat memengaruhi arus kas (cashflow) dan proses bisnis. Sebab, pembukuan akan menjadi satu penilaian ketika pelaku usaha mengajukan pinjaman modal usaha.
Untuk itu, penting juga bagi pelaku usaha memisahkan antara rekening pribadi dan rekening usaha. ”Cashflow akan lebih terlihat, berapa modal yang terpakai, rata-rata omzet per bulan, sehingga kami bisa mengetahui berapa yang Koinworks bisa berikan,” ucap Mirzan.
Hingga kini, Koinworks yang merupakan fintech peer to peer lending telah digunakan oleh lebih dari 370.000 pengguna, 60 persen di antaranya merupakan pendana.
”Kami juga membuat gerakan local support local yang merupakan gerakan untuk mendampingi UMKM yang usahanya tetap berjalan di tengah perubahan perilaku konsumen. Kami bantu memublikasikan usaha UMKM dan memberikan konten edukasi melalui webinar,” kata Mirzan.
Bangun usaha
Arga menjelaskan, bagi masyarakat yang ingin menjadi pelaku usaha, maka penting untuk mengetahui persoalan apa yang kini dihadapi pasar. Analisis terhadap produk kompetitor juga menjadi salah satu strategi memulai bisnis.
Selain itu, pemasaran produk secara dalam jaringan (daring) perlu dilakukan apabila memang ingin terjun ke pasar digital. Hubungan dengan pelanggan harus dijaga karena lebih sulit mempertahankan pelanggan setia daripada mendapatkan pelanggan baru.
”Keuangan pun harus lebih diatur di tengah pandemi Covid-19, misalnya simpanan untuk menggaji karyawan, membayar sewa tempat, dan mempromosikan produk. Sebab, kita tidak tahu sampai kapan efek domino dari pandemi akan berlangsung,” kata Arga.
Meski pembelian dan pembayaran secara daring, pengiriman barang tetap diantarkan secara fisik. Dalam hal ini, perusahaan logistik berperan penting untuk memastikan barang sampai di tangan konsumen.
Edward Evaldo mengatakan, di satu sisi, pandemi Covid-19 membuat permintaan terhadap jasa layanan pengiriman barang meningkat. Namun, beberapa pembatasan menyulitkan akses ke daerah sehingga menyebabkan keterlambatan atau penundaan pengiriman.
”Kami terus berupaya untuk memberikan layanan yang maksimal agar pengiriman tetap menjangkau daerah-daerah terpencil dan barang sampai tepat waktu. Dalam waktu dekat, kami juga akan ada produk baru terkait pengiriman yang memudahkan pelaku usaha dan konsumen,” kata Edward.