NTB Siapkan Sejumlah Strategi Menggeliatkan Kembali Pariwisata
Sektor pariwisata NTB lesu akibat pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah daerah setempat berupaya menggeliatkan kembali dengan sejumlah strategi.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Sektor pariwisata di Nusa Tenggara Barat hingga saat ini masih lesu. Hal itu akibat merebaknya pandemi Covid-19 yang membuat kunjungan wisatawan, terutama domestik dan mancanegara, sepi. Agar kembali menggeliat, Pemerintah Provinsi NTB menyiapkan sejumlah strategi.
Hingga saat ini, Provinsi NTB masih berada dalam zona merah penyebaran Covid-19. Pada Kamis (13/8/2020), total pasien positif mencapai 2.374 orang. Dari jumlah itu, 647 orang masih dirawat, 1.595 dinyatakan sembuh, dan 132 orang meninggal dunia.
Kondisi itu berdampak pada berbagai sektor, termasuk pariwisata. Meski sejumlah kawasan telah dibuka kembali, pengunjung masih sepi. Jika pun ada, masih didominasi wisatawan lokal.
Kami sangat bangga dan bersyukur walaupun hanya kedatangan empat orang dari Kota Tarakan. Tarakan itu jauh. Artinya, informasi tentang protokol kesehatan yang ada di tempat wisata di Lombok Barat sudah efektif dan diketahui oleh orang luar.
Sementara wisatawan domestik masih sangat sedikit. Adapun wisatawan mancanegara belum ada karena Pemerintah Indonesia belum membuka akses penerbangan ke Indonesia. Wisman yang masih ditemukan di Lombok, adalah mereka yang belum kembali ke negara mereka karena Covid-19.
Lesunya pariwisata membuat usaha jasa pariwisata (UJP) mengambil sejumlah langkah. Mulai dari menutup sementara usaha hingga merumahkan karyawan. Seiring dengan mulai berlakunya normal baru, beberapa kawasan, seperti Senggigi dan Gili, mulai dibuka kembali untuk wisatawan.
Menggenjot
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah mengatakan, untuk menggenjot kembali sektor pariwisata, mereka menyiapkan tiga strategi.
Menurut Sitti, pertama, Pemerintah Provinsi NTB akan menyempurnakan destinasi. Itu dilakukan dengan mewajibkan destinasi memiliki sertifikat CHSE (Clean, Healthy, Safety, dan Environment). Sertfikat terkait kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan itu untuk memastikan destinasi aman dari Covid-19.
”Pelaku pariwisata akan di dorong untuk menjaga destinasi pariwisatanya dengan baik dan menjalani standar-standar yang telah ditetapkan. Tidak ada lagi destinasi kotor karena pengelolaan sampahnya harus betul-betul diperhatikan. Bagi kami, itu adalah pekerjaan rumah yang terus-menerus didorong,” kata Sitti.
Sitti menambahkan, strategi kedua ialah menjadikan pariwisata NTB berkualitas dan terus menggencarkan promosi. Misalnya dengan memanfaatkan media sosial.
”Kami tentu kita tidak kehilangan akal. Kami akan memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya untuk terus mempromosikan dan memasarkan wisata NTB. Terutama untuk (pasar) domestik,” kata Sitti.
Adapun langkah terakhir, kata Sitti, adalah terus menerapkan strategi sinegritas pentahelix. Strategi itu ialah melibatkan akademisi, swasta, komunitas, dan media.
Protokol kesehatan
Pengamat ekonomi pada Universitas Mataram, M Firmansyah, mengatakan, meski pemerintah sudah menggaungkan normal baru, masyarakat masih memiliki rasa cemas, baik saat berada di pesawat maupun bandara, termasuk tempat wisata.
Oleh karena itu, menurut Firmansyah, jika memang pariwisata tetap mau didorong, protokol kesehatan harus ketat. Itu untuk meyakinkan wisatawan (yang akan datang) aman.
”Sementara kasus di Lombok masih terus meningkat. Oleh karena itu, rasa aman tersebut perlu dibangun. Misalnya bagaimana masyarakat bisa disiplin menerapkan protokol kesehatan, ke mana-mana pakai masker. Hal itu butuh kerja sama semua pihak,” kata Firmansyah.
Terkait, menurut Sitti, Pemerintah Provinsi NTB memang memberikan perhatian khusus pada penerapan protokol kesehatan, termasuk pada setiap kegiatan pariwisata. ”Hal itu dilakukan agar dapat hidup aman dan produktif yang mana keduanya harus berjalan bersamaan,” kata Sitti.
Kunjungan
Seiring dibukanya kembali penerbangan ke Lombok, kunjungan dinas juga kembali dilakukan. Kamis pagi, misalnya, anggoto Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Utara ke Dinas Pariwisata Lombok Barat.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Saepul Ahkam mengatakan, kunjungan itu memberi angin segar bagi pariwisata Lombok Barat.
”Kami sangat bangga dan bersyukur walaupun hanya kedatangan empat orang dari Kota Tarakan. Tarakan itu jauh. Artinya, informasi tentang protokol kesehatan yang ada di tempat wisata di Lombok Barat sudah efektif dan diketahui oleh orang luar,” kata Ahkam.
Menurut Ahkam, tujuan kunjungan itu memang terkait pariwisata. Selain untuk mengeksplor keindahan Lombok Barat, mereka juga datang untuk menggali informasi tentang bagaimana pengembangan, penataan, dan pembinaan destinasi pariwisata yang dikaitkan dengan kebijakan daerah melalui regulasi yang ada di pemerintahan Lombok Barat.