Kisah Airbnb Saat Pandemi, Cermin bagi Usaha Rintisan
Banyak pihak berharap perubahan Airbnb menjadi contoh bagi usaha rintisan untuk bangkit dari pandemi. Di tengah berbagai masalah, Airbnb menemukan solusi berbasis data.
Oleh
Andreas Maryoto
·4 menit baca
Pada awal pandemi, bisnis pemesanan kamar Airbnb langsung tertekan karena banyak calon penyewa membatalkan pesanan. Tak heran apabila CEO Airbnb Brian Chesky mengatakan, mereka membangun bisnis selama 12 tahun, tetapi hilang hanya dalam hitungan empat minggu sampai enam minggu. Akan tetapi, cerita sedih ini mulai berbalik. Kita bisa belajar tentang upaya usaha rintisan menyelamatkan diri dari kepungan masalah saat pandemi.
Beberapa waktu lalu mulai ada pesanan yang muncul, mereka mendapatkan pendanaan hingga 2 miliar dollar AS di tengah pandemi, dan tiba-tiba ada kabar perusahaan teknologi ini segera melakukan penawaran perdana di bursa saham. Perubahan bisnis di Airbnb tengah terjadi. Mereka telah membuat dan meningkatkan standar kebersihan induk semang. Mereka juga sudah mengatakan, orientasi mereka tidak lagi di penginapan perkotaan, tetapi malah di desa dan pinggiran.
Kita masih ingat dengan pernyataan Brian Chesky beberapa waktu lalu yang menyebutkan, ketidakpastian membayangi mereka selama pandemi. Ia bahkan mengatakan, pariwisata yang kita pahami sekarang ini sudah berakhir meski dia yakin orang masih tetap melakukan perjalanan. Model bisnis yang ada saat ini sudah tidak pas lagi. Di satu sisi, pernyataan Chesky ini memunculkan kegetiran, tetapi pada saat bersamaan ternyata ada peluang, yaitu orang tetap melakukan perjalanan.
Airbnb menangkap peluang itu dan mengatakan, pesanan penginapan akan berubah, yaitu tak lagi di perkotaan, tetapi berada di daerah pinggiran. Mereka akan kembali ke hal yang mendasar dari bisnis mereka, yaitu menggarap penginapan di kawasan pinggiran dan kota-kota yang tidak dikenal sebagai tujuan wisata. Cara ini diakui sebagai upaya untuk menyelamatkan perusahaan. Oleh karena itu, Chesky mengatakan akan menata ulang visi bisnis sembari mengakui, bisnis mereka selama ini bergerak terlalu cepat sehingga muncul beberapa kesalahan.
Chesky juga menceritakan telah melakukan audit secara serius, siapa yang perlu berada di platform dan siapa yang tidak perlu berada di platform mereka. Ia mengatakan, salah satu prioritas adalah mereka yang berbisnis penginapan skala kecil atau everyday host dibandingkan operator besar. Mereka tetap ingin pelaku yang berada di Airbnb adalah unik dan otentik dalam hal layanan dan penyediaan akomodasi.
Di sisi lain, sejak beberapa waktu lalu, Airbnb sudah melihat perubahan tren konsumen yang menginginkan wisata jarak pendek serta lebih memilih daerah perdesaan dan pinggiran dibandingkan perkotaan karena pandemi. Sejak beberapa pekan lalu, pemesanan penginapan juga sudah mulai muncul sesuai prediksi mereka. Orang mungkin telah bosan terkungkung di rumah selama lima bulan.
Tidak mengherakan apabila kemudian Airbnb percaya diri dan tetap merencanakan melakukan penawaran saham perdana dalam beberapa pekan ke depan. Tahun lalu, mereka mengumumkan bahwa penawaran saham akan dilakukan pada tahun 2020. Awal pekan ini, koran The Wall Street Journal memberitakan bahwa Airbnb akan melakukan penawaran saham perdana karena kinerja keuangan mereka membaik.
Berbagai analisis bermunculan tentang bocoran informasi itu. Salah satunya, beban pengeluaran mereka berkurang karena sekitar 2.000 karyawan terpaksa terkena pemutusan hubungan kerja pada awal pandemi. Dana segar dari pendanaan juga meyakinkan usaha rintisan ini untuk melaju ke pasar modal. Ada juga yang menyebutkan, perjalanan mulai dilakukan sehingga kebutuhan penginapan naik. Dugaan ini muncul karena pemesanan tiket pesawat udara mulai muncul. Bahkan, awal Juli disebutkan terjadi pemesanan penginapan yang signifikan.
Keyakinan konsumen mungkin mulai naik karena Airbnb menerapkan aturan baru yang ketat untuk menjamin pemesan jauh dari risiko penyakit akibat virus korona baru. Mereka melakukan investasi untuk urusan kebersihan dan prosedur jaga jarak dengan membuat pelatihan dan memasang beberapa fasilitas pembersih. Airbnb juga membuat sertifikasi untuk penginapan yang telah melakukan peningkatan kebersihan. Mereka yakin, inti dari masalah saat ini adalah memberi keyakinan rasa aman kepada konsumen untuk menginap.
Para pemilik penginapan juga membuat cara cerdas dalam meningkatkan sanitasi serta mendorong penggunaan pembersih tangan serta mengurangi kerumunan di dalam ruangan. Keuntungan penginapan di bawah Airbnb adalah mereka berada di lokasi yang terpencar secara geografis sehingga kerumunan bisa dikurangi. Perubahan-perubahan dramatis bakal dilakukan, semisal pemesanan bisa dilakukan tiga hari sebelum menginap sehingga memberi kesempatan kepada pemilik untuk membersihkan berbagai fasilitas.
Di kalangan pengamat, Airbnb disebutkan sebagai perusahaan yang lebih cepat mengenal kebutuhan konsumen pada saat pandemi, apa yang terjadi dengan lingkungan sekitar, dan lebih maju dalam melihat peluang dibandingkan perusahaan-perusahaan penginapan atau hotel yang ada. Di sinilah kekuatan Airbnb dibandingkan yang lain, yaitu keberadaan mahadata (big data) sehingga mereka lebih gesit dalam mengambil keputusan dan menjadi kekuatan dalam menghadapi berbagai masalah.
Banyak pihak berharap perubahan itu menjadi contoh bagi usaha rintisan untuk bangkit dari pandemi. Di tengah berbagai masalah, Airbnb menemukan solusi berbasis data. Data telah membuka peluang sehingga mendorong misi bisnis baru. Dalam beberapa pekan ke depan, kita akan melihat ramalan Airbnb itu, yang berpuncak pada pengumuman mereka secara resmi untuk masuk ke bursa seperti yang direncanakan.