logo Kompas.id
EkonomiMinuman Tradisional, dari...
Iklan

Minuman Tradisional, dari Budaya hingga Ekonomi

Minuman tradisional, misalnya tuak, sering kali masih mendapat penilaian buruk dari masyarakat karena mengandung alkohol. Padahal, minuman ini muncul sebagai bagian dari adaptasi masyarakat setempat untuk bertahan hidup.

Oleh
SHARON PATRICIA
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/g-Ie5gBkncg-dMpYZVOrsDERQbs=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2F20181124H17_URBAN_SASANDO4_OK_web_1543035683.jpg
Kompas

Penjual tuak manis di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang menggunakan haik atau pengangkut air yang terbuat dari daun Lontar,

JAKARTA, KOMPAS — Selain dikenal sebagai minuman kehormatan yang mengandung kekayaan dan keragaman budaya daerah, minuman tradisional juga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan daerah. Untuk itu, perlu upaya lebih mengenalkan minuman tradisional pada pasar lokal hingga global.

Peneliti minuman tradisional, Raymond Michael Menot, menyampaikan, minuman tradisional atau minuman tradisional beralkohol Nusantara muncul sebagai bagian adaptasi dalam upaya bertahan hidup bagi kelompok masyarakat yang mendiami wilayah dingin. Minuman ini juga tidak lepas dari berbagai ritual adat tradisional dan ritual agama tertentu.

Editor:
M Fajar Marta
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000