Kewaspadaan tinggi terhadap wabah Covid-19 akibat virus korona jenis baru di Jawa Timur harus dipertahankan. Angka kesembuhan sempat melampaui penambahan kasus baru tetapi situasi kembali berbalik.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kewaspadaan tinggi terhadap wabah Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) di Jawa Timur harus dipertahankan. Angka kesembuhan sempat melampaui penambahan kasus baru tetapi situasi telah berbalik.
Situasi wabah Covid-19 di Jatim dapat diakses melalui laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id yang dikelola Pemprov Jatim. Data pada Minggu (9/8/2020) menunjukkan Covid-19 telah menjangkiti 25.330 orang atau bertambah 408 jiwa dibandingkan kondisi sehari sebelumnya.
Untuk kesembuhan mencapai 18.050 orang. Ini bertambah 364 jiwa dibandingkan Sabtu atau sehari sebelumnya. Artinya, jumlah kasus baru dalam sehari lebih besar daripada jumlah pasien sembuh. Jika kondisi ini bertahan lama, penanganan wabah Covid-19 kian sulit.
Sanksi tegas terhadap warga yang abai protokol kesehatan perlu dipertimbangkan dengan serius untuk dilaksanakan.
Padahal, kurun 6-8 Agustus, ada harapan bahwa wabah Covid-19 mulai teratasi. Salah satu indikasinya, jumlah pasien sembuh melampaui penambahan kasus baru. Status risiko penularan menurun di beberapa kabupaten/kota yang ditandai dengan warna kuning, yakni Banyuwangi, Bondowoso, Tulungagung, dan Kabupaten Madiun.
Di sisi lain, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto (kota dan kabupaten), Jombang, Batu, dan Kota Malang berstatus daerah risiko tinggi dengan pewarnaan merah. Di luar warna kuning dan merah adalah kawasan risiko sedang.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat provinsi dan kabupaten/kota tetap harus meningkatkan kewaspadaan.
”Wabah belum teratasi,” kata Khofifah, perempuan pertama menjabat Gubernur Jatim.
Di sisi lain, Khofifah mengakui sulit menekan wabah tanpa dukungan nyata dari publik atau masyarakat. Aparatur tidak bisa melulu mengandalkan strategi pembatasan sosial yang berdampak terhadap remuknya perekonomian.
Di Jatim, wabah mengakibatkan, perekonomian Jatim pada triwulan 2 atau April-Juni tahun ini minus 5,9 persen. Sektor-sektor ekonomi lumpuh, terutama pariwisata dan transportasi, sehingga jutaan jiwa kehilangan pekerjaan dan pendapatan.
Dukungan publik
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi kembali mengingatkan pentingnya dukungan publik dalam penanganan wabah. Dukungan itu sesungguhnya sederhana tetapi benar-benar sulit direalisasikan. Yang dimaksud adalah penerapan protokol kesehatan.
Menurut Joni, penting bagi masyarakat untuk patuh menerapkan protokol kesehatan. Jika berkegiatan di luar rumah, pakailah masker, sarung tangan, dan atau pelindung wajah. Kurangi menyentuh bagian mata, hidung, dan mulut. Rutinlah cuci tangan dengan sabun dan air bersih. Jaga jarak fisik dengan orang lain. Hindari kerumunan dan tempat-tempat potensial penularan. Waspadalah dengan orang tanpa gejala sebagai pembawa virus korona tetapi tidak memperlihatkan situasi sakit.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, yang dihubungi secara terpisah mengatakan, dalam konteks kebijakan, pemerintah berhak menerapkan langkah-langkah strategis, seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), untuk menekan wabah.
”Sanksi tegas terhadap warga yang abai protokol kesehatan perlu dipertimbangkan dengan serius untuk dilaksanakan,” kata Windhu.