Geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Akan Perbaiki Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur triwulan III atau Juli-September diyakini akan membaik dibandingkan dengan triwulan II (April-Juni) yang minus 5,90 persen secara tahunan.
Oleh
IQBAL BASYARI/AMBROSIUS HARTO
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur triwulan III atau Juli-September diyakini akan membaik dibandingkan dengan triwulan II (April-Juni) yang minus 5,90 persen secara tahunan. Keyakinan muncul seiring dengan peningkatan omzet pengelola usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM sekaligus pergerakan aktivitas masyarakat.
Pemulihan perekonomian di Jatim bisa tecermin dari situasi di Surabaya, ibu kota provinsi berpenduduk hampir 40 juta jiwa ini. Di Surabaya, aktivitas perekonomian masyarakat dan UMKM mulai bergerak kembali khususnya setelah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berakhir pada 8 Juni 2020.
”Setelah PSBB berakhir, perdagangan mulai ramai dan omzet pelaku UMKM berangsur membaik,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati, Kamis (6/8/2020).
Berdasarkan pantauan di 12 lokasi sentra UMKM atau Surabaya Square, penjualan produk pada triwulan I atau Januari-Maret masih tinggi. Ketika itu, wabah memang belum menyerang. Namun, di triwulan II, serangan wabah dan keterpaksaan aparatur memberlakukan pembatasan aktivitas, omzet UMKM anjlok 90 persen. Pembatasan meniadakan kedatangan para pelancong domestik dan mancanegara ke Surabaya.
Setelah PSBB berakhir, perdagangan mulai ramai dan omzet pelaku UMKM berangsur membaik (Wiwiek Widayati)
Menurut data Dinas Perdagangan Kota Surabaya, omzet 12 sentra UMKM pada triwulan I berkisar Rp 400 juta-Rp 500 juta per bulan. Pada April, omzet turun menjadi Rp 90 juta. Omzet UMKM kian kandas pada Mei dengan cuma menyentuh angka Rp 32 juta. Namun, pada Juni dan Juli, omzet atau seluruh hasil penjualan membaik dengan menyentuh angka Rp 100 juta per bulan.
”Ada lebih dari 500 UMKM yang memasarkan produknya di sentra-sentra,” kata Wiwik.
Tumbuh
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo mengatakan, perekonomian provinsi pada triwulan II memang minus 5,9 persen. Namun, sektor pertanian ternyata tetap mampu tumbuh dimana produksi meningkat 27,2 persen dalam triwulan II. “Sektor pertanian ternyata tidak terpukul oleh wabah,” kata Hadi.
Bahkan, Hadi mengklaim, produksi beras dari Jatim tetap akan surplus dan mencukupi kebutuhan domestik dan sebagian provinsi lainnya di Nusantara. Diyakini Jatim akan memiliki cadangan stok 2,3 juta ton beras pada akhir tahun ini.
Dalam masa wabah, untuk sektor pertanian, pemerintah fokus bagaimana meningkatkan nilai tambah padi dari petani melalui program petik, olah, kemas, jual. Petani didorong tidak hanya sekadar menjual gabah kering panen tetapi sudah diproses menjadi beras. Dengan demikian, nilai uang yang didapat akan lebih tinggi dan diharapkan membantu peningkatan kesejahteraan bagi keluarga petani.
Praktisi Statistik Ekonomi Kresnayana Yahya menilai, stimulus yang diberikan oleh pemerintah diyakini mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2020. Stimulus seperti bantuan sosial dan penurunan suku bunga diperkirakan membuat daya beli masyarakat meningkat.
Di sisi lain, pengusaha perlu menyesuaikan daya beli agar produknya bisa diserap pasar. Salah satunya menyesuaikan skala yang tepat agar masyarakat mampu membeli produknya. ”Salah satunya membuat paket pembelian dengan harga lebih murah tetapi isinya disesuaikan,” katanya.
Selain itu, pengusaha perlu mempertimbangkan untuk menjual produk-produk yang penting. Produk-produk kebutuhan tersier jika tidak mampu diserap pasar perlu diganti agar roda bisnis bisa tetap berputar.
Mobilitas
Masih terkait situasi wabah Covid-19 di Surabaya, pergerakan warga di pusat belanja juga mulai meningkat kurun dua bulan terakhir. Pasar, swalayan, pertokoan, dan mal yang sempat sepi karena PSBB kembali ramai. Akan tetapi, masyarakat diingatkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari penularan Covid-19. Antara lain, memakai pelindung diri (masker, sarung tangan, pelindung wajah), rutin cuci tangan dengan sabun, dan jaga jarak fisik.
”Sepekan setelah PSBB berakhir, pengunjung pusat perbelanjaan mencapai 6.000 orang per hari dari waktu normal 15.000 orang per hari,” ujar Wiwiek.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Irvan Widyanto menambahkan, telah mensurvey tingkat kepatuhan pengelola usaha di pusat belanja dengan hasil cukup baik yakni mencapai 88 persen. Sedangkan tingkat kepatuhan dari karyawan yang bekerja di tempat usaha mencapai 87 persen. Kepatuhan pengunjung 89 persen.
”Kami terus melakukan pemantauan di kawasan-kawasan perdagangan agar roda perekonomian masyarakat bisa terus berputar sekaligus disiplin menerapkan protokol kesehatan,” kata Irvan.
Adapun perdagangan di perkampungan, lanjut Irvan, kepatuhan masyarakat selama bertransaksi diperkuat melalui program Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Surabaya. Berbagai cara dilakukan dan disosialisasikan kepada warga supaya semakin peduli dan terlibat untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona.
Saat ini, hampir seluruh kelurahan di 10 kecamatan yang menjadi percontohan memutus penularan virus korona gencar melakukan pembinaan protokol kesehatan terhadap warga. Semua yang terlibat dalam program tidak hanya terbatas pada sosialisasi tetapi pembinaan dan pengawasan.
Berdasarkan hasil pemantauan di 10 kecamatan tadi, kata Irvan, sudah 50 persen pengurus rukun warga melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada para warganya, 100 persen sudah menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun, 57 persen menerapkan sanksi bagi yang tidak menggunakan masker, dan 100 persen memiliki media promosi kesehatan terkait Covid-19.
Adapun tren kesembuhan pasien Covid-19 di Surabaya membaik. Berdasarkan data sampai dengan Kamis ini, pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh mencapai 5.822 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, ada situasi dalam satu hari pasien sembuh mencapai 115 orang. Yang sembuh terdiri dari pasien rawat jalan, isolasi mandiri, pasien rawat inap di rumah sakit dan di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Menurut Febria, angka kesembuhan yang terus bertambah membuat beberapa kelurahan membaik situasi wabahnya. Angka kasus turun. Saat ini, jumlah kelurahan dengan kasus terendah se-Surabaya ada 10 kelurahan. Bahkan, empat kelurahan di antaranya, jumlah kasus Covid-19 hanya seorang yakni Dukuh Menanggal, Kenjeran, Krembangan Utara, dan Romokalisari.
Di Surabaya, sampai saat ini masih ada 2.569 orang yang dirawat akibat Covid-19. Rinciannya, pasien rawat jalan 1.220 orang, pasien rawat inap rumah sakit 1.105 orang, dan pasien dirawat di Asrama Haji Sukolilo 244 orang.