Pertumbuhan Kredit Bank Merosot Jadi Sinyal Kondisi Perekonomian
Perbankan fokus menjaga likuiditas dan kualitas pembiayaan. Pertumbuhan kredit bank melorot.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2020 diperkirakan anjlok secara triwulanan maupun secara tahunan. Hal ini, antara lain, tecermin dari permintaan kredit perbankan yang pertumbuhannya merosot.
Namun, di tengah kondisi perekonomian yang penuh tekanan, bank-bank di Indonesia masih membukukan pertumbuhan laba bersih.
Pada triwulan I-2020, perekonomian Indonesia tumbuh 2,97 persen secara tahunan. Pada triwulan I-2019, perekonomian Indonesia tumbuh 5,07 persen dan pada triwulan IV-2019 tumbuh 4,97 persen.
Berdasarkan analisis uang beredar yang dirilis Bank Indonesia, Kamis (30/7/2020), kredit yang disalurkan perbankan per Juni 2020 sebesar Rp 5.552,6 triliun atau tumbuh 1 persen secara tahunan. Angka ini di bawah Mei 2020 yang tumbuh 2,4 persen.
Dari sisi penggunaan, penyaluran kredit modal kerja terkontraksi pada Juni 2020 dengan tumbuh minus 2 persen secara tahunan. Sementara kredit investasi tumbuh 5,2 persen secara tahunan dan kredit konsumsi tumbuh 2,4 persen.
Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja menyampaikan, permintaan kredit perbankan menurun seiring penyaluran kredit perbankan yang melambat. Dalam situasi pandemi Covid-19, OCBC NISP berupaya memperkuat posisi keuangan bank, menjaga kecukupan modal, serta menjaga ketersediaan pembiayaan dan likuiditas.
Per akhir Juni 2020, Bank OCBC NISP menyalurkan kredit Rp 117,6 triliun atau turun 1 persen secara tahunan. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross 1,8 persen, sama seperti posisi Juni 2019. Adapun rasio kecukupan modal (CAR) pada akhir semester I-2020 sebesar 20,7 persen, lebih baik daripada semester I-2019 yang sebesar 18,5 persen.
”Bank OCBC NISP berkomitmen menjalankan fungsi intermediasi dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan mempertahankan likuiditas yang kuat,” kata Parwati dalam siaran pers.
OCBC NISP berupaya memperkuat posisi keuangan bank, menjaga kecukupan modal, serta menjaga ketersediaan pembiayaan dan likuiditas.
Kompas/Alif Ichwan
Parwati Surjaudaja
Pada akhir Juni 2020, OCBC NISP membukukan laba bersih Rp 1,563 triliun atau tumbuh 2 persen dibandingkan dengan Rp 1,536 triliun pada akhir Juni 2019.
Digital
Keterbatasan mobilitas di masa pandemi Covid-19 membuat masyarakat memanfaatkan layanan digital perbankan.
Parwati mengungkapkan, pertumbuhan layanan digital perbankan OCBC NISP terjadi pada jumlah pengguna, frekuensi, dan nilai transaksi. Per akhir Juni 2020, nilai transaksi tumbuh 69 persen secara tahunan.
Kemudahan yang diperoleh masyarakat dari layanan digital juga meningkatkan jumlah dana pihak ketiga, yang mencapai Rp 135,274 triliun atau tumbuh 4 persen secara tahunan. Khusus dana murah berupa tabungan dan giro, porsinya terhadap total dana pihak ketiga meningkat dari 37,6 persen pada akhir Juni 2019 menjadi 43,8 persen pada akhir Juni 2020.
”Peningkatan dana murah didorong tren penurunan konsumsi masyarakat dan kesadaran masyarakat menabung. Hal ini didukung kemudahan membuka rekening secara dalam jaringan,” ujar Parwati.
Optimalisasi layanan digital juga dilakukan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan mengatakan, CIMB Niaga mengembangkan produk-produk berbasis digital untuk melengkapi layanan di kantor cabang.
Per 30 Juni 2020, sekitar 94,8 persen dari transaksi nasabah dilakukan melalui layanan perbankan digital.
Kompas
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan
Tigor menambahkan, sektor usaha dihadapkan pada tantangan yang berbeda dalam pandemi Covid-19. ”Kami fokus pada likuiditas, kecukupan modal, dan menjaga efisiensi operasional,” katanya.
Per akhir Juni 2020, CIMB Niaga membukukan laba bersih Rp 1,7 triliun. Adapun kredit yang disalurkan Rp 186,1 triliun dan dana pihak ketiga yang dihimpun Rp 203,7 triliun.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk Yasushi Itagaki menyampaikan, Bank Danamon membukukan laba bersih Rp 845 miliar pada semester I-2020.
Per akhir Juni 2020, Bank Danamon menyalurkan kredit dan pembiayaan perdagangan Rp 142,7 triliun. Sementara rasio kredit bermasalah (NPL) gross per akhir Juni 2020 sebesar 4,1 persen.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Direktur Utama Bank Danamon Yasushi Itagaki
”Di tengah kondisi yang menantang ini, kami memperkokoh fondasi dengan likuiditas yang stabil dan komposisi pendanaan yang lebih sehat serta diperkuat tingkat permodalan yang tinggi,” kata Itagaki.