Kapal cepat dari Bali ke Gili, Lombok Utara, NTB, kembali beroperasi. Hal itu membawa harapan bagi geliat pariwisata di Gili setelah terpuruk akibat merebaknya Covid-19.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
LOMBOK UTARA, KOMPAS — Perusahaan penyedia layanan kapal cepat dari Bali menuju kawasan Gili, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, kembali beroperasi. Hal itu diharapkan bisa menggeliatkan kembali aktivitas pariwisata di kawasan Gili setelah lebih dari empat bulan terpuruk akibat merebaknya pandemi Covid-19.
Ketua Gili Hotel Association Lalu Kusnawan, di Lombok Utara, Jumat (31/7/2020), mengatakan, saat ini, sudah ada dua perusahaan penyedia kapal cepat dari Bali ke Gili yang beroperasi, yakni Blue Water Express dan Ekajaya Fast Boat.
Menurut Kusnawan, Blue Water Express beroperasi dua kali seminggu, sementara Ekajaya tiga kali seminggu. ”Blue Water sudah beroperasi sejak dua minggu terakhir, sedangkan Ekajaya mulai hari ini,” katanya.
Blue Water sudah beroperasi sejak dua minggu terakhir, sedangkan Ekajaya mulai hari ini.
Kusnawan berharap, beroperasinya kapal cepat yang mengangkut wisatawan mancanegara (yang masih berada di Indonesia) dari Bali bisa menggeliatkan kembali aktivitas pariwisata di Gili. Sebelumnya, hampir seluruh kegiatan terhenti akibat pandemi Covid-19.
Pada pertengahan Maret 2020, ribuan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (wisman), yang tengah berlibur meninggalkan Gili. Hal itu setelah Pemerintah Provinsi NTB menutup akses kapal cepat dari Bali ke Gili untuk mencegah Covid-19.
Kondisi Gili kian terpuruk setelah pemerintah desa setempat memutuskan Gili ditutup untuk wisatawan pada awal April. Yang boleh masuk hanya penduduk setempat dan domisili, pedagang bakulan yang sudah ditentukan, serta orang yang mempunyai keperluan mendesak dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan kepala dusun.
Memasuki masa normal baru, Juni 2020, mulai ada kelonggaran. Gili kembali dibuka untuk wisatawan lokal. Hanya perlu membawa berkas seperti keterangan sehat dan tempat tinggal bebas Covid-19. Di Pelabuhan Bangsal yang menjadi satu-satunya pintu masuk, dilakukan pemeriksaan ketat.
Penutupan itu membuat aktivitas di Gili terhenti. Pengusaha akomodasi, termasuk restoran, memutuskan tutup. Mereka juga merumahkan karyawan untuk menekan biaya operasional.
”Sekarang, dengan beroperasinya kembali kapal cepat dari Bali, harapannya bisa menggairahkan kembali pariwisata di Gili. Apalagi yang menjadi pangsa pasar kami adalah wisatawan domestik dan mancanegara yang masih di Bali,” kata Kusnawan.
Abdian Saputra, Koordinator Ekajaya Fast Boat untuk Gili, juga menyampaikan harapan serupa. ”Kemarin, ketika akses kapal cepat dari Bali stop, sangat terasa dampak ekonominya. Apalagi tidak semua menerima gaji sejak saat itu. Sekarang, sudah jalan lagi dan harapan kami pariwisata kembali pulih,” tuturnya.
Protokol kesehatan
Pantauan Kompas, kapal cepat Ekajaya yang mulai beroperasi kembali hari ini tiba di Pelabuhan Bangsal sekitar pukul 11.30 Wita. Kapal itu membawa 87 penumpang dari Bali, yang sebagian besar wisman.
Begitu tiba di Pelabuhan Bangsal, mereka menurunkan beberapa penumpang warga Lombok. Kemudian, tim gabungan, antara lain, dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Pemenang naik ke kapal.
Setelah itu, kapal berangkat ke Gili. Tim gabungan masih berada di atas kapal hingga Gili dan melakukan pemeriksaan terhadap para penumpang.
”Kami memeriksa semua hasil tes cepat dan semua nonreaktif. Termasuk memeriksa kartu kewaspadaan kesehatan elektronik dan manual,” kata Salehudin dari KKP Kelas II Mataram.
Abdian menambahkan, sebelum berangkat, seluruh penumpang memang diwajibkan melampirkan surat keterangan hasil tes cepat nonreaktif. Selain itu, mereka juga menerapkan protokol kesehatan dengan mengurangi jumlah penumpang.
”Kami melakukan pengaturan tempat duduk untuk menerapkan jaga jarak antarpenumpang. Jadi, kami mengurangi sekitar 50 persen dari total penumpang pada kondisi normal,” ucap Abdian.
Tidak hanya penyedia kapal cepat, menurut Kusnawan, pelaku pariwisata di Gili juga siap menerapkan protokol kesehatan, bahkan menjadi prioritas.
Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Pemenang Heru Supriyadi mengatakan, sejak berlakunya keadaan normal baru, kapal cepat memang sudah tidak dilarang masuk ke Gili. Pemerintah Kabupaten Lombok Utara juga menyatakan tidak ada pelarangan. Hanya harus tetap ada pembatasan jumlah penumpang.