Kita Segera Menonton Perang TikTok Versus Instagram Reels
Facebook akan meluncurkan fitur Reels di Instagram untuk menyaingi aplikasi TikTok. Keduanya akan bersaing secara ketat. Siapakah yang bakal menang?
Oleh
Andreas Maryoto
·4 menit baca
Banyak aplikasi berbagi video yang bisa dipasang di gawai kita, dari mulai Youtube, Facebook Watch, TikTok, hingga berbagai aplikasi yang mungkin kurang populer di Indonesia. TikTok tergolong populer di kalangan anak-anak muda. Banyak perusahaan yang membuat aplikasi sejenis untuk menantang TikTok, tetapi sejauh ini tidak ada yang berhasil.
Akan tetapi, aplikasi ini segera mendapat penantang besar. Sebentar lagi Facebook akan meluncurkan fitur Reels di Instagram yang bertujuan menyaingi secara langsung aplikasi TikTok. Keduanya akan bersaing secara ketat. Siapakah yang bakal menang?
Kabar persaingan yang ketat itu muncul ketika pekan ini beberapa media memberitakan Facebook diduga menawarkan sejumlah uang tunai kepada beberapa pengguna TikTok yang tergolong tenar untuk membuat unggahan video pendek ke dalam Instagram Reels. Laporan The Wall Street Journal yang dikutip ulang oleh beberapa media menyebutkan, jumlah uang yang ditawarkan kepada para pengguna TikTok itu mencapai ratusan ribu dollar AS.
Sudah bisa ditebak, tawaran itu kemungkinan sebagai upaya Instagram Reels untuk menyaingi TikTok, sebuah aplikasi berbagi video yang berbasis di Beijing, China, yang telah memiliki pengunduh hingga dua miliar di seluruh dunia. Facebook sendiri telah mencoba Instagram Reels di beberapa negara, seperti India, Brasil, Perancis, dan Jerman, sejak beberapa bulan lalu dan bakal diluncurkan pada Agustus nanti. Video di Instagram Reels akan memiliki durasi 15 detik, sementara selama ini TikTok bisa mencapai 60 detik.
Facebook tentu tertantang untuk menyaingi pasar pengguna TikTok karena ia ingin bertengger di pasar usia muda. Inilah yang menjadi alasan Facebook meluncurkan Instagram Reels. Di sisi lain, Facebook mendapat angin karena sejumlah tekanan global terhadap aplikasi TikTok. Sejumlah negara, setidaknya 58 negara, mencemaskan keamanan data di aplikasi yang dimiliki perusahaan China itu hingga melakukan sejumlah penyelidikan. Beberapa di antaranya melarang penggunaan TikTok.
Bagi Facebook, kompetisi untuk menguasai pasar media sosial, secara khusus di aplikasi berbagi video, seperti perburuan yang tidak pernah berhenti. Beberapa tahun lalu, menyadari Facebook tak mungkin dipertahankan sebagai bisnis inti karena penggunanya menua, mereka membeli Instagram setelah 16 bulan aplikasi ini diluncurkan pada 2010. Ketika TikTok berkembang, satu-satunya jalan buat Facebook adalah membuat pesaing bagi TikTok.
Facebook pernah meluncurkan aplikasi bernama Lasso pada November 2018 untuk melawan secara langsung TikTok, tetapi ternyata gagal. Aplikasi ini kabarnya hanya mampu menarik 600.000 pengunduh.
Pada Juli tahun 2019, Lasso dihentikan dan selanjutnya mereka merintis Reels yang berada di Instagram untuk menghadapi TikTok. Pekerjaan terbesar Instagram Reels adalah menjaga dan menaikkan kue iklan yang mungkin akan diambil TikTok karena para pebisnis mulai menggunakan TikTok untuk menjadi kanal pemasaran.
Kini Facebook benar-benar mengandalkan Reels untuk bersaing dengan TikTok. Caranya dengan mengandalkan popularitas aplikasi Instagram yang telah menguasai pasar anak-anak muda. Mereka menambah fitur di Instagram. Langkah ini ditempuh karena mereka pernah sukses membuat hal serupa, yaitu ketika membuat fitur Instagram Story dengan mengopi Snapchat Stories. Kini Instagram Storty berhasil mengungguli Snapchat Stories.
Uji coba Reels di India sepertinya memuaskan. India merupakan tempat uji coba Instagram Reels karena di negara itu aplikasi TikTok termasuk salah satu yang dilarang menyusul konflik India-China di perbatasan. Para pengguna Tiktok di sana dipastikan mencari alternatif aplikasi yang bisa menggantikan TikTok.
Pada awal Juli, Instagram Reels diluncurkan di India. Seorang penulis melaporkan bahwa sesungguhnya Instagram Reels lebih kompleks dibandingkan TikTok karena fitur itu melekat di Instagram sementara TikTok merupakan aplikasi tersendiri. Tak beda dengan IGTV, fitur Reels merupakan tambahan fitur di Instagram.
Meski demikian, Instagram Reels dikabarkan memiliki kesamaan dengan TikTok, seperti kecepatan dan efek. Perbedaannya terletak pada pilihan untuk merekam suara asli yang kemudian bisa digunakan oleh pengguna lainnya. Untuk khazanah musik, Instagram Reels telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan label.
Tantangan bagi jangkauan fitur ini di India adalah kota-kota lapis kedua dan ketiga di mana TikTok sempat cukup kuat bertengger, sementara Facebook lebih dikenal di kalangan pemengaruh dan penulis blog untuk mode alias lebih banyak di perkotaan.
Tantangan menundukkan Tiktok memang bukan hal yang ringan. TikTok sudah menjadi semacam kultur baru di dunia internet dan secara khusus berhasil mengambil hati generasi Z. Tak banyak yang mengetahui secara persis berapa lama Facebook menyiapkan Reels untuk menjadi penantang.
Kini salah satu pertimbangan untuk meluncurkannya adalah waktu yang tepat karena tekanan terhadap TikTok di berbagai negara makin kencang. Berbagai isu, seperti kemungkingan pengaruh Pemerintah China di dalam konten dan penggunaan data pengguna untuk kepentingan Pemerintah China, membuat beberapa negara mencemaskan keberadaan TikTok.
Tak lama lagi, kita bakal menonton ayunan pendulum, apakah pengguna akan tetap berada di TikTok atau akan bergeser ke Instagram Reels. Keuntungan Instagram Reels adalah pengguna tidak perlu mengunduh lagi aplikasi baru yang kadang dikeluhkan memenuhi fasilitas penyimpanan dan tampilan layar gawai untuk mengunggah foto atau video.
Akan tetapi, TikTok pasti tidak akan berdiam diri. Mereka pasti bersiap juga menghadapi penantang. Kalangan pemasaran akan melihat secara detail kompetisi ini agar bisa melihat peluang dan cara yang bisa digunakan untuk memasarkan produk di tengah kompetisi itu. Mereka ini ibarat hendak menonton perang.