Kinerja Paruh Pertama 2020 Astra Terdampak Pandemi
Pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap kinerja Grup Astra. Tanpa memasukkan penjualan sahan PT Bank Permata Tbk, laba bersih Grup Astra pada triwulan I-2020 turun 44 persen menjadi Rp 5,5 triliun.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap kinerja Grup Astra. Tanpa memasukkan penjualan sahan PT Bank Permata Tbk, laba bersih Grup Astra pada triwulan I-2020 turun 44 persen menjadi Rp 5,5 triliun.
Laba bersih Grup Astra pada semester I-2020 sebesar Rp 11,4 triliun, meningkat 16 persen dibandingkan semester I-2019. Laba bersih ini sudah termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro, Rabu (29/7/2020), mengatakan, kinerja bisnis dan keuangan Grup Astra sangat terdampak pandemi Covid-19, terutama pada triwulan II-2020. Kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan turun.
Langkah-langkah penanggulangan pandemi yang diterapkan di sebagian besar wilayah Indonesia telah berdampak pada operasi Grup secara substansial. Hal ini termasuk penutupan sementara kegiatan manufaktur dan distribusi otomotif serta peningkatan signifikan jumlah pinjaman yang direstrukturisasi dalam bisnis jasa keuangan Grup.
”Selain itu, penurunan harga batubara menekan bisnis alat berat, kontraktor penambangan, dan pertambangan. Pandemi Covid-19 dan langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan dampaknya diperkirakan akan terus memengaruhi kinerja hingga akhir tahun,” kata Djony melalui siaran pers.
Kinerja bisnis dan keuangan Grup Astra sangat terdampak pandemi Covid-19, terutama pada triwulan II-2020. Kinerja divisi otomotif, alat berat, dan pertambangan, serta jasa keuangan turun.
Menurut Djony, selama masa penuh tantangan dengan gangguan bisnis dan ketidakpastian ini, Grup Astra fokus secara khusus pada pengurangan biaya operasional dan belanja modal, pengelolaan modal kerja, dan kepastian likuiditas. Neraca keuangan Grup tetap kuat dengan tersedianya komitmen fasilitas pinjaman senilai Rp 38,6 triliun.
Memastikan keselamatan karyawan selama masa pandemi merupakan prioritas utama. Grup Astra telah mengadopsi berbagai tindakan kesehatan dan keselamatan. ”Kekuatan Grup Astra adalah pada karyawannya,” ujar Djony.
Otomotif
Laba bersih divisi otomotif Grup Astra pada semester I-2020 turun 79 persen menjadi Rp 716 miliar dibandingkan semester I-2019. Penjualan mobil Astra turun 45 persen menjadi 139.500 unit, dengan pangsa pasar stabil sebesar 53 persen. Sementara penjualan sepeda motor Honda Astra turun 40 persen menjadi 1,5 juta unit, dengan pangsa pasar meningkat dari 75 persen menjadi 77 persen.
Hal ini seiring dengan penurunan penjualan mobil dan sepeda motor secara nasional. Pada semseter I-2020, penjualan mobil secara nasional turun 46 persen secara tahunan menjadi 261.000 unit, sedangkan penjualan sepeda motor turun 42 persen menjadi 1,9 juta unit.
Adapun bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80 persen, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 296 miliar pada paruh pertama 2020 dibandingkan periode sama tahun lalu yang membukukan laba bersih sebesar Rp 246 miliar. Hal ini terutama disebabkan penurunan pendapatan dari segmen pabrikan (OEM) dan pasar suku cadang pengganti (REM).
Laba bersih Grup Astra dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi juga turun 29 persen menjadi Rp 2,4 triliun. Hal ini terutama disebabkan penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah akibat harga batu bara melemah.
Di sektor jasa keuangan, laba bersih turun 25 persen menjadi Rp 2,1 triliun pada semester I-2020. Penurunan ini terutama disebabkan peningkatan provisi untuk menutupi peningkatan kerugian kredit bermasalah pada bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat.
Laba bersih divisi agribisnis Grup Astra mencapai Rp 312 miliar, meningkat secara signifikan dibandingkan laba bersih di semester I-2020. Hal ini terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi.
Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat rugi bersih Rp 88 miliar dibandingkan laba bersih sebesar Rp 83 miliar di semester I-2020. Kondisi ini terutama disebabkan penurunan pendapatan jalan tol.
Laba bersih dari segmen teknologi informasi Grup menurun 64 persen menjadi Rp 16 miliar yang terutama diakibatkan penurunan pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk yang 76,9 persen sahamnya dimiliki Perseroan.
Sementara itu, laba bersih divisi properti Grup meningkat dari Rp 32 miliar menjadi Rp 71 miliar. Peningkatan ini terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi di Menara Astra dan pengakuan laba dari proyek pengembangan Asya Residences.