Kemenkominfo dan Asioti Cari Produk Genjot Perekonomian
Pandemi menyebabkan kondisi berubah. Situasi menjadi sulit, tapi kesempatan juga muncul. Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Asosiasi Internet of Things Indonesia berupaya membantu UMKM dengan solusi internet.
Oleh
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemenkominfo mencari produk internet yang bisa menggenjot perekonomian. Upaya yang dilakukan bersama Asosiasi Internet of Things Indonesia atau Asioti tersebut bertujuan memberikan solusi cepat pada masa pandemi.
Layanan berbasis solusi jaringan komunikasi elektronik atau internet of things (IoT) yang dapat langsung diaplikasikan menjadi kebutuhan mendesak. Pencarian IoT yang bisa dimanfaatkan langsung pelaku UMKM itu dimaksudkan sebagai pemecahan masalah dengan adaptasi kebiasaan baru.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo Ismail di sela kelas konsultasi IoT Device Makers Creation 2020 secara virtual di Jakarta, Rabu (29/7/2020), mengatakan, pemerintah ingin menjembatani usaha rintisan atau pembuat IoT dengan pemangku kepentingan.
”Kami bersedia ketuk pintu dan membantu makers (pembuat) IoT. Mau ke kementerian atau BUMN mana sehingga tak hanya di tataran konsep, tetapi juga teknis,” katanya. Perantaraan tersebut diharapkan mendekatkan usaha rintisan atau pembuat IoT dengan pasar.
Pengembangan IoT dapat diprioritaskan kepada pemberian solusi untuk UMKM, salah satunya dengan IoT Makers Creation 2020. Tahun ini, kerja sama tahunan Kemenkominfo dengan Asioti tersebut bertema ”IoT for Resilience in The Face of Pandemics”.
Kelas pelatihan dan kompetisi kembali diadakan IoT Makers Creation. Semula, kelas itu akan diadakan di beberapa kota, tetapi diubah menjadi pelatihan dan konsultasi virtual sesuai protokol kesehatan. Kelas yang diadakan sejauh ini merupakan kegiatan ketiga dari rangkaian IoT Makers Creation 2020.
”Pandemi mengubah kondisi. Di tengah kesusahan itu, ada kesempatan. Saya yakin IoT banyak manfaatnya karena didesain untuk digunakan secara massal,” ujar Ismail. Teknologi dengan proses jarak jauh itu membantu perekonomian nasional pada masa pandemi.
Group Head Enterprise Product and Marketing XL Axiata Sharif Lukman Mahfoedz mengatakan, perkembangan potensi IoT amat besar selama solusi yang ditawarkan bisa memenuhi kebutuhan perusahaan. Kebutuhan tersebut terbagi atas tiga tahapan.
Pertama, solusi yang membantu perusahaan beroperasi secara efektif dan aman karena bisnis harus bisa berjalan lancar pada era adaptasi kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan. Kedua, solusi yang mempertinggi efisiensi karena perusahaan harus meningkatkan bisnisnya.
Cara itu dilakukan dengan mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, dan menaikkan kualitas layanan. Ketiga, inovasi terukur dan inklusif karena semua faktor saat ini bermigrasi ke digital yang bisa dilakukan dengan menerapkan IoT. Banyak peluang menciptakan inovasi baru di tengah kebutuhan mendesak.
”Kami pun secara internal telah menerapkan berbagai solusi yang mendukung berjalannya usaha (perdagangan) dengan lebih efisien, aman, dan efektif,” ucap Sharif. Sektor-sektor IoT yang tumbuh pesat selama pandemi adalah kesehatan, pertanian, dan energi.
Menurut Ketua Umum Asioti Teguh Prasetya, layanan kesehatan digital dipaksa tumbuh pesat. Produk untuk menerapkan layanan itu, seperti pengukur suhu tubuh. ”Lalu, pemantauan pertanian jarak jauh karena sulit mengirimkan orang,” ucapnya.
Pemantauan data pun diperoleh dan dikirim dengan sensor-sensor IoT. Asosiasi dan pemerintah bahu-membahu. Fasilitator dan akselerator tersebut mendorong kompetensi IoT sesuai visi Asioti untuk menciptakan ekosistem teknologi, khususnya inovasi, yang meningkatkan kualitas hidup.