Percepat Digitalisasi UMKM, Perusahaan Media Sosial Digandeng
Pemasaran melalui media sosial ini perlu karena masih banyak UMKM yang tidak bisa langsung berjualan lewat e-dagang. Ada tahapan di mana UMKM berawal dari penjual di media sosial, lalu secara bertahap masuk e-dagang.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menggandeng perusahaan media sosial untuk mempercepat digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah. Pemerintah menargetkan ada 10 juta UMKM yang menggunakan pemasaran elektronik atau platform e-dagang hingga akhir tahun 2020.
Hingga kini tercatat baru sekitar 8 juta atau 12,5 persen dari total 64 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang masuk ekosistem dalam jaringan (daring).
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Memengah Teten Masduki, Rabu (29/7/2020), mengemukakan, pemerintah berupaya mempercepat transformasi digitalisasi UMKM melalui kolaborasi dengan perusahaan platform e-dagang dan media sosial. Khusus pemasaran melalui media sosial, pemerintah telah bekerja sama dengan Facebook, Instagram, dan Whatsapp.
Pemasaran melalui media sosial ini perlu karena masih banyak UMKM yang tidak bisa langsung berjualan lewat e-dagang. Ada tahapan UMKM berawal dari penjual (reseller) di media sosial, lalu secara bertahap masuk e-dagang. Pelatihan terus dilakukan untuk masuk ke pemasaran digital, salah satunya melalui medsos.
”Ada UMKM yang tidak bisa menjual langsung lewat e-dagang bisa jualan lewat media sosial. Ini juga bagian dari proses menuju (pemasaran) e-dagang,” kata Teten dalam telekonferensi pers, di Jakarta.
Ada UMKM yang tidak bisa menjual langsung lewat e-dagang bisa jualan lewat media sosial. Ini juga bagian dari proses menuju (pemasaran) e-dagang.
Menurut Teten, tren konsumen cenderung ke belanja secara daring. Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM memanfaatkan seluruh saluran digital guna memastikan UMKM dapat memasarkan produk secara daring. Digitalisasi pemasaran dinilai penting bagi UMKM untuk memperluas akses pasar, baik di dalam maupun luar negeri.
Di sisi lain, proses bisnis menjadi lebih efisien dan akuntabel yang berguna untuk mendapatkan investasi. ”Digitalisasi UMKM juga akan memudahkan pelaku usaha untuk mengakses pembiayaan karena ada rekam jejak digital terkait kesehatan usaha yang akan memudahkan untuk memperoleh pinjaman,” ujarnya.
Kepala kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari menuturkan, kerja sama Grup Facebook dengan pemerintah itu dalam rangka akselerasi dan membantu percepatan pemulihan UMKM dalam kurun 6-12 bulan ke depan. UMKM merupakan komunitas terbesar di platform itu.
”UMKM merupakan tulang punggung perekonomian, dan pandemi Covid-19 merupakan tantangan tersendiri bagi seluruh pelaku UMKM,” katanya.
Baca juga: UMKM Butuh Dukungan untuk Tembus Pasar Digital
Ruben menambahkan, Facebook sudah melakukan pelatihan secara virtual bagi 85.000 UMKM di Indonesia. Pelatihan yang dilakukan bekerja sama dengan Smesco Indonesia ini ditargetkan minimal 15.000 UMKM.
Facebook sudah melakukan pelatihan secara virtual bagi 85.000 UMKM di Indonesia. Pelatihan yang dilakukan bekerja sama dengan Smesco Indonesia ditargetkan minimal 15.000 UMKM.
Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (LPP KUKM) Leonard Theosabrata menyatakan, LPP KUKM sebagai pengelola Smesco Indonesia sudah bekerja sama dengan Grup Facebook dalam hal pelatihan. Pelatihan itu ditujukan agar pelaku UMKM menjual produknya di berbagai platform e-dagang untuk meningkatkan akses pasar.
Meski demikian, diperlukan perlakuan yang berbeda bagi setiap pelaku UMKM. ”Kita tidak bisa menyamakan perlakuan karena antara usaha mikro, kecil, dan menengah sangat berbeda, baik dari sisi skala usahanya maupun hal-hal lain,” kata Leonard.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Namun, pandemi Covid-19 telah menyebabkan penjualan produk UMKM menurun. Pembenahan UMKM terus dilakukan, di antaranya memperbanyak UMKM yang masuk ke ekositem daring (Kompas, 26/7/2020).
Presiden RI telah meluncurkan program program #Bangga Buatan Indonesia pada 14 Mei 2020. Dalam kurun 1,5 bulan sejak program itu digulirkan, atau awal Juli 2020, tercatat lebih dari 1,2 juta unit UMKM masuk ke ekosistem digital dengan tingkat penjualan naik 2.100 persen. Dengan program tersebut, UMKM yang masuk ke ekosistem digital ditargetkan meningkat dari 8 juta menjadi 10 juta UMKM.
Luhut menambahkan, penyedia platform daring perlu turut berperan mendorong pelatihan agar UMKM bisa masuk ke ekosistem digital dengan produk yang higienis, serta teknik pembuatan dan promosi yang terus ditingkatkan. ”Kami waspadai juga jangan sampai barang-barang impor yang masuk,” katanya.