Banjarmasin Siapkan Program ”Bahuma” untuk Bangkitkan UMKM
Pinjaman modal usaha tanpa bunga disiapkan Pemerintah Kota Banjarmasin. Pinjaman itu diharapkan bisa membuat UMKM bangkit lagi pada masa pemulihan ekonomi setelah terpuruk dihantam pandemi Covid-19.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pemerintah Kota Banjarmasin menyiapkan program ”bahuma” atau bausaha tanpa bunga untuk membantu usaha mikro, kecil, dan menengah. Pinjaman modal usaha tanpa bunga itu diharapkan bisa membuat UMKM bangkit lagi pada masa pemulihan ekonomi setelah terpuruk dihantam pandemi Covid-19.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kota Banjarmasin Doyo Pudjadi mengatakan, program bahuma merupakan turunan dari program wirausaha baru yang sudah berjalan di Kota Banjarmasin. Program tersebut bertujuan untuk mendorong keberlanjutan UMKM.
”Program bahuma menurut rencana akan diluncurkan pada September 2020. Ini untuk mendorong UMKM melanjutkan usahanya pada masa pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19,” kata Doyo di Banjarmasin, Senin (27/7/2020).
Menurut Doyo, di Banjarmasin terdapat hampir 30.000 UMKM. Sebagian besar adalah UMKM di bidang makanan dan minuman atau kuliner. Sekitar 100 di antaranya UMKM kain sasirangan atau kain tradisional khas Banjar. Semuanya terdampak pandemi Covid-19. ”Omzet mereka turun. Barang yang diproduksi tidak laku karena daya beli masyarakat juga menurun,” katanya.
Karena itu, Pemerintah Kota Banjarmasin menyiapkan program bahuma dengan dana hibah. Untuk tahap pertama, alokasi anggarannya sebesar Rp 180 juta. Program bahuma tahap pertama menurut rencana akan menyasar sekitar 100 UMKM. Setiap UMKM akan diberi pinjaman modal usaha tanpa bunga sebesar Rp 1 juta sampai Rp 2 juta.
”Pinjaman modal usaha itu akan diberikan kepada UMKM yang usahanya masih berjalan lancar sehingga mereka bisa mengembangkan usahanya dan juga mengembalikan pinjaman modal yang diberikan,” ujarnya.
Pinjaman modal usaha itu akan diberikan kepada UMKM yang usahanya masih berjalan lancar sehingga mereka bisa mengembangkan usahanya dan juga mengembalikan pinjaman modal yang diberikan.
Doyo menuturkan, program bahuma akan dilakukan secara berkelanjutan untuk membangkitkan dan memajukan UMKM. ”Untuk tahap berikutnya, kami juga akan menggandeng perbankan supaya pinjaman modal yang dikucurkan bisa lebih besar,” katanya.
Pada masa pandemi Covid-19, lanjut Doyo, Pemkot Banjarmasin juga sudah berupaya membantu UMKM kain sasirangan yang kesulitan. Pemkot mengalokasikan anggaran sebesar Rp 500 juta untuk pengadaan masker dari bahan kain sasirangan.
”Kami memberdayakan perajin kain sasirangan dengan cara memesan langsung masker kepada perajin sehingga mereka tetap bisa berproduksi,” ujarnya.
Wakil Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif Indonesia (Gekrindo) Kalimantan Selatan Lantan Wasnawati menyambut baik adanya program pinjaman modal usaha tanpa bunga untuk pelaku UMKM yang sudah disiapkan Pemkot Banjarmasin.
Menurut Lantan, yang juga koordinator UMKM di Supermarket Giant Ekstra Banjar, pandemi Covid-19 telah membuat UMKM terpuruk. Beberapa UMKM bahkan berhenti berproduksi karena produknya tidak laku. Produk makanan dan minuman, misalnya, sampai kedaluwarsa.
”Pelaku UMKM memang sangat memerlukan bantuan modal untuk berusaha kembali karena telah merugi. Namun, kami juga tidak berani pinjam modal usaha kalau pasar masih lesu dan daya beli masyarakat masih lemah,” katanya.