Mengolaborasikan Riset, Merajut Konektivitas Daerah Pelosok
TIP Community Lab tengah mengembangkan layanan konektivitas berbasis jaringan akses radio yang bersifat terbuka atau openRAN. Penerapan percobaannya menyasar 30 area di Indonesia.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
Indonesia yang merupakan negara kepulauan selalu terbelenggu persoalan disparitas. Salah satunya adalah disparitas konektivitas di sektor telekomunikasi di daerah-daerah pelosok.
Berbagai upaya telah dilakukan, terutama dengan megaproyek Palapa Ring. Palapa Ring merupakan jaringan serat optik nasional yang menghubungkan 57 kabupaten/kota sebagai lokasi layanan dan 33 kabupaten/kota sebagai lokasi interkoneksi. Total panjang jaringan serat optik barat dan laut ialah 12.148 kilometer.
Pembangunan Palapa Ring akan sia-sia jika tidak ditopang dengan gerak penyedia jasa operator layanan telekomunikasi. Setelah menggaet 17 perusahaan operator untuk menyediakan sinyal bagi masyarakat, pemerintah mendirikan Telecom Infra-Project (TIP) Community Lab.
TIP Community Lab merupakan sebuah kolaborasi yang melibatkan Asosiasi Global System for Mobile Communications (GSMA), TIP, Telkom University, dan pelaku operator jaringan seluler di Indonesia. Tujuannya adalah menghasilkan riset yang mampu menghadirkan teknologi terbuka untuk mengurangi beban operator berinvestasi mengembangkan jaringan di daerah pedalaman Indonesia.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail mengatakan, laboratorium komunitas tersebut merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah kesenjangan konektivitas di masyarakat. Melalui kolaborasi ini, operator dapat memberikan layanan (konektivitas) ke seluruh wilayah di Indonesia, termasuk daerah pelosok.
”Kolaborasi ini berpotensi menghadirkan teknologi yang bersifat terbuka sehingga mampu mengurangi beban operasional operator,” tuturnya dalam acara peluncuran TIP Community Lab secara virtual di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Pandemi Covid-19, kata Ismail, meningkatkan urgensi konektivitas, utamanya di daerah-daerah pelosok. Konektivitas dibutuhkan untuk terhubung dengan ekosistem ekonomi digital yang ada di Indonesia.
Global Head of Engagement Telecom Infra-Project Vishal Mathur menyebutkan, TIP menjadi fasilitator dalam pengembangan produk dan layanan telekomunikasi. Dalam TIP Community Lab, terdapat proses rancangan bisnis dan showcase atau wadah yang membuat inovasi teknologi dapat memenuhi skala keekonomiannya ketika diimplementasikan di lapangan.
Tujuan pendirian TIP Community Lab ialah untuk mengevaluasi dan memvalidasi solusi teknologi yang dihasilkan serta mentrasmisikannya dari skala laboratorium ke lapangan. Saat ini, TIP Community Lab tengah mengembangkan layanan konektivitas berbasis jaringan akses radio (radio access network) yang bersifat terbuka atau openRAN.
Pada fase pertama, percobaan openRAN ini akan diimplementasikan pada sistem yang dimiliki Indosat Ooredoo dan Smartfren. Percobaan ini menyasar 30 area di Indonesia.
TIP Community Lab tengah mengembangkan layanan konektivitas berbasis jaringan akses radio yang bersifat terbuka atau openRAN.
COO Indosat Ooredoo Vikram Sinha menilai, kolaborasi ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menjangkau area-area pelosok yang memiliki akses paling minimal terhadap teknologi jaringan. ”Kehadiran teknologi dapat mengakselerasi pengembangan ekonomi di daerah rural,” ujarnya.
CEO Smartfren Merza Fachys mengemukakan, TIP Community Lab di Indonesia membuka peluang untuk menciptakan teknologi telekomunikasi dan jaringan berbasis konten, kapabilitas, dan kapasitas yang bersifat lokal. Hal ini patut menjadi perhatian dalam proses penelitian.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang A Latif menyatakan, pengembangan teknologi jaringan berbasis openRAN dapat membantu BAKTI mencapai target dalam menjangkau daerah-daerah yang sulit mendapatkan konektivitas. Pada 2022, terdapat tambahan 8.000 desa yang memiliki konektivitas.
Kolaborasi ini, menurut CTO PT XL Axiata Tbk I Gede Darmayusa, membuat Indonesia dapat memproduksi teknologi telekomunikasi dan jaringan secara domestik dalam sepuluh tahun mendatang. Pada prosesnya, kolaborasi riset dan inovasi teknologi ini dapat membuahkan fleksibilitas dan efisiensi dalam penerapan (deployment) yang diharapkan berdampak pada pengurangan biaya operasional.
Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro juga berharap, penelitian terhadap inovasi teknologi dari TIP Community Lab membuahkan efisiensi operasional. ”Harapannya, operator juga dapat memiliki akses teknologi yang bisa diterapkan secara lebih mudah guna mengembangkan ekosistem digital (Indonesia),” katanya.