Platform Digital Jadi Andalan Penyaluran Kredit Produktif
Inisiatif perbankan mengembangkan platform digital. Langkah ini membuat masyarakat semakin mudah mengajukan kredit produktif.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah bank BUMN mengandalkan platform digital agar tetap dapat mengucurkan kredit produktif selama periode pandemi Covid-19. Platform digital dinilai efektif untuk menyalurkan kredit berukuran mikro bertenor pendek untuk masyarakat.
Pada diskusi virtual bertajuk ”BRI Ventures”, Selasa (21/7/2020), Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani mengatakan, pandemi Covid-19 membuat masyarakat berkreasi sehingga memunculkan sejumlah wirausaha baru.
Kendati tidak menyebutkan secara pasti nilai peningkatan pinjaman melalui platform peminjaman digital, Handayani mengatakan, BRI turut mengambil peran dalam tren ini dengan memudahkan calon pengusaha mengakses kredit. Caranya melalui aplikasi Ceria yang telah dirilis pada akhir Januari 2020.
”Kami senang dalam waktu singkat bisa memberikan pembiayaan jangka pendek untuk UMKM dan bisa menjadi bagian untuk menolong bisnis mereka tumbuh,” katanya.
Bank BRI menawarkan suku bunga 1 persen per bulan untuk layanan digital lending Ceria. Apabila tenor pinjaman di bawah 30 hari, akan dikenai bunga hingga 0 persen.
Handayani mencontohkan, debitor yang memerlukan pinjaman selama 30 hari dan telah membayar penuh tidak dikenai bunga. Apabila lebih dari batas waktu pembayaran jatuh tempo, akan diberikan bunga ringan.
Ketentuan ini, lanjut Handayani, membuka kesempatan bagi masyarakat untuk membangun atau mempertahankan bisnis di tengah pandemi Covid-19. ”BRI menyiapkan pinjaman secara digital untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pinjaman tenor 3 minggu atau 2 minggu, misalnya karena dapat orderan banyak,” katanya.
Dalam siaran pers, Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Donsuwan Simatupang mengatakan, perseroan menerapkan pola jemput bola dengan memanfaatkan data calon debitor yang dimasukkan ke dalam aplikasi Mandiri Pintar untuk meningkatkan penyaluran kredit produktif.
Pada akhir Juni 2020, Bank Mandiri meluncurkan aplikasi Mandiri Pintar untuk proses persetujuan kredit mikro produktif dan kredit usaha rakyat (KUR) yang dapat dilakukan secara dalam jaringan dengan waktu 15 menit sejak aplikasi dimasukkan oleh karyawan pemasar mikro.
”Masyarakat tidak perlu mendatangi kantor cabang Bank Mandiri. Lewat Mandiri Pintar, tenaga pemasar mikro Mandiri yang jumlahnya lebih dari 6.700 orang di seluruh Indonesia akan datang untuk memproses kredit langsung dari lokasi nasabah berada,” ujarnya.
Program PEN
Platform Mandiri Pintar, lanjut Donsuwan, menjadi inisiatif dalam mendukung percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya melalui penyaluran kredit mikro produktif. Mandiri mencatatkan realisasi penyaluran kredit produktif dalam program PEN per 17 Juli 2020 senilai Rp 12,05 triliun kepada 14.582 debitor.
”Dari realisasi tersebut, lebih dari 99 persen penerima merupakan pelaku UMKM dengan jumlah 14.565 debitor,” ujar Donsuwan.
Bank Mandiri juga berkomitmen menyalurkan kredit produktif program PEN hingga Rp 21 triliun atau lebih dari dua kali lipat dari dana penempatan pemerintah di Bank Mandiri yang sebesar Rp 10 triliun hingga September 2020.
Sementara itu, hingga 15 Juli 2020, BRI telah menyalurkan kredit produktif program PEN Rp 13,59 triliun untuk 259.617 debitor usaha mikro, kecil, dan menengah. Jumlah ini juga sudah melebihi penempatan dana dari pemerintah di BRI sebesar Rp 10 triliun.
”Pada situasi krisis atau tidak orang tetap butuh makanan sehingga penyaluran kredit diarahkan pada sektor pangan di segmen mikro,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso, pekan lalu.