Di Tengah Tantangan Sektor Properti, Ada Segmen yang Bisa Digarap
Properti menghadapi tantangan berat di masa pandemi Covid-19. Namun, pada segmen tertentu, permintaan properti masih ada.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah pandemi Covid-19, sektor properti menghadapi tantangan berat. Namun, masih ada segmen pasar potensial yang dapat digarap.
Menurut Deputy Chairman MarkPlus Inc Taufik, tekanan pandemi Covid-19 terhadap daya beli masyarakat menimbulkan tantangan di sektor properti karena memengaruhi permintaan. ”Namun, permintaan dari kelompok first time buyer (pembeli untuk hunian pertama) masih tetap bergeliat,” katanya saat dihubungi, Sabtu (18/7/2020).
Berdasarkan hasil kajian pemasaran, Taufik menyebutkan, segmen yang masih potensial pada kelompok pembeli untuk hunian pertama adalah berusia 20-39 tahun dengan penghasilan per bulan di atas Rp 15 juta. Adapun dari sisi produk, harga hunian yang dapat dijangkau konsumen saat ini di bawah Rp 500 juta per unit.
Segmen yang masih potensial pada kelompok pembeli untuk hunian pertama adalah berusia 20-39 tahun dengan penghasilan per bulan di atas Rp 15 juta.
Berdasarkan data analisis uang beredar yang dirilis Bank Indonesia, nilai kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) yang disalurkan perbankan per Mei 2020 mencapai Rp 506,4 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan KPR dan KPA pada Mei 2020 sebesar 3,7 persen. Angka pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan April 2020 yang sebesar 5,4 persen secara tahunan.
Pertumbuhan yang melambat itu juga dialami kredit sektor properti. Data yang sama menyebutkan, total kredit yang disalurkan untuk sektor properti per Mei 2020 mencapai Rp 1.032,3 triliun atau tumbuh 4,7 persen secara tahunan. Pada April 2020, pertumbuhannya secara tahunan mencapai 6,5 persen.
Secara spesifik, Indonesia Property Watch mendata, jumlah rumah yang terjual di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi serta Banten mencapai 2.319 unit sepanjang triwulan-II 2020 atau tumbuh 2,7 persen secara tahunan. Segmen rumah yang terjual dengan harga di bawah Rp 300 juta mencapai 38,3 persen.
Bekerja sama
Tangerang menjadi salah satu pilihan lokasi hunian bagi konsumen. Dibandingkan lima wilayah lainnya, menurut data Indonesia Property Watch, pertumbuhan jumlah rumah yang terjual di Tangerang pada triwulan-II 2020 sebesar 164,1 persen dibandingkan triwulan I-2020.
Swancity, bekerja sama dengan Mitsubishi Estate Residence, membentuk PT Swancity MJR Investment Tangerang untuk mengembangkan kawasan hunian baru bernama Daisan di area Tangerang New City (TNC). Luas lahan pengembangan kawasan hunian 27,39 juta hektar.
CEO Swancity Han Xu menyatakan, pengembangan Daisan akan menawarkan gaya hidup Jepang ke konsumen. Salah satu wujudnya berupa tiga danau dalam kawasan hunian. ”Banyak ketidakpastian yang dihadapi sehingga memunculkan stres. Oleh sebab itu, gaya hidup Jepang yang sederhana hadir untuk membawa wellness dan mengajak konsumen terhubung kembali dengan alam,” ujarnya.
Terkait dengan kerja sama, Han mengatakan, Mitsubishi Estate Residence memiliki ahli teknologi konstruksi dan pengelolaan keuangan. Oleh sebab itu, dia bekerja sama mengembangkan kawasan hunian.
Menurut Presiden Direktur PT Mitsubishi Estate Indonesia Hiroshi Kato, Swancity memiliki rekam jejak penjualan yang baik di sektor properti. Dia berharap, kerja sama ini dapat bersifat jangka panjang.