Surabaya Galakkan Penanaman Tanaman Pangan di Lahan Kosong
Pemkot Surabaya mendorong warga menanam tanaman pangan di lahan kosong sekitar rumah. Gerakan ini dilakukan untuk mengantisipasi penurunan suplai bahan makanan selama pandemi Covid-19 dari daerah-daerah penyangga.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
HUMAS PEMKOT SURABAYA
Lahan kosong di sekitar salah satu rumah susun di Kota Surabaya dimanfaatkan untuk menanam umbi-umbian oleh Pemerintah Kota Surabaya, Minggu (19/7/2020). Memanfaatkan lahan kosong sedang digalakkan agar warga juga mulai bercocok tanam di lahan sempit di sekitarnya.
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya mendorong warga untuk menanam tanaman pangan di lahan kosong sekitar rumah. Gerakan ini dilakukan untuk mengantisipasi penurunan suplai bahan makanan selama pandemi Covid-19 dari daerah-daerah penyangga.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Minggu (19/7/2020), mengatakan, pihaknya menyediakan bibit tanaman pangan gratis untuk warga. Mereka bisa menanam tanaman itu di lahan sekitar rumah yang masih tersedia. ”Jika tidak ada lahan tersisa, ada solusi untuk menggunakan metode hidroponik,” katanya.
Gerakan menanam tanaman pangan ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi penurunan pasokan pangan dari daerah-daerah penyangga. Sebagai kota metropolitan, sebagian besar kawasan di Surabaya telah dibangun menjadi gedung dan perumahan. Akibatnya, produksi tanaman pangan mengandalkan pasokan dari daerah lain.
Untuk kebutuhan beras, misalnya, rata-rata warga Surabaya mengonsumsi sekitar 16.682 ton per bulan atau 200.000 ton per tahun. Namun, kapasitas produksi beras hanya 8.340 ton per tahun dari lahan seluas 14.519 hektar. Untuk mencukupi kebutuhan itu, beras disuplai dari daerah lain, seperti Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban.
Warga memanen sawi yang ditanam dengan metode hidroponik di Rungkut, Surabaya, Kamis (9/7/2020).
”Warga bisa menanam tanaman seperti ketela, kentang, dan ubi sebagai bahan pengganti beras. Bisa juga menanam sayur dan buah untuk sumber vitamin,” ujar Risma.
Warga perlu berkreasi memenuhi kebutuhan pangan. (Tri Rismaharini)
Saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, menurut Risma, warga perlu berkreasi memenuhi kebutuhan pangan. Hal ini untuk mengantisipasi penurunan produksi pangan dari daerah lain karena dampak pandemi Covid-19. Meskipun hingga saat ini belum ada laporan kekurangan pasokan, ketahanan pangan tetap harus dijaga.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Yuniarto Herlambang mengungkapkan, sejak 28 Mei 2020 pihaknya telah melakukan penanaman tanaman pangan di beberapa lahan kosong. Lokasinya antara lain di rumah susun, bantaran kali, dan bekas tanah kas desa.
KOMPAS/IQBAL BASYARI
Warga memanen sawi yang ditanam dengan metode hidroponik di Rungkut, Surabaya, Kamis (9/7/2020).
”Lahan kosong di Taman Hutan Raya, Kebun Raya Mangrove, dan halaman Balai Kota Surabaya pun tidak luput jadi sasaran penanaman tanaman pangan, seperti ketela rambat, ketela pohon, dan pisang,” ucapnya.
Respons dari warga untuk menanam tanaman pangan saat pandemi pun cukup baik. Bahkan, ada kenaikan permintaan bibit selama pandemi Covid-19. Selama tiga tahun terakhir, permintaan bibit tanaman sebanyak 5.000 buah (2017), 10.000 buah (2018), dan 100.000 buah (2019).
”Sementara pada Januari hingga Juli 2020, permintaan bibit sudah mencapai 80.000 buah dan diperkirakan melebihi permintaan pada tahun lalu,” kata Yuniarto.
KOMPAS/IQBAL BASYARI
Warga memanen sawi yang ditanam dengan metode hidroponik di Rungkut, Surabaya, Kamis (9/7/2020).
Warga Rungkut sekaligus Ketua Kampung Hidroponik Surabaya, Renni Susilawati, mengatakan, minat warga menanam tanaman meningkat sejak pandemi Covid-19. Pada awalnya, warga bercocok tanam untuk mengisi kegiatan saat mengikuti imbauan di rumah saja.
Seiring waktu, produksi tanaman pangan terus meningkat sehingga tanaman yang awalnya hanya untuk dikonsumsi sendiri kini mulai dijual ke masyarakat sekitar. ”Di Kampung Hidroponik Surabaya, kami menanam sayuran yang dikelola bersama-sama warga. Jadi, selain ada keuntungan ekonomi, warga jadi semakin rukun,” kata Renni.