NTB Masih Zona Merah, Kota Mataram dan Lombok Barat Jadi Perhatian
NTB masih berada dalam zona merah penyebaran Covid-19. Sumbangan kasus terbesar berasal dari dua wilayah, yakni Mataram dan Lombok Barat. Oleh karena itu, kedua wilayah itu mendapat perhatian khusus.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Status zona merah penyebaran Covid-19 bagi Nusa Tenggara Barat hingga saat ini belum berubah. Hal itu tidak terlepas dari penambahan kasus baru yang terus terjadi, terutama di episentrum utama, yakni Kota Mataram dan Lombok Barat. Dari 518 pasien positif yang saat ini masih dirawat, hampir 80 persen berasal dari dua wilayah itu. Pencegahan penyebaran dengan berbagai cara terus dilakukan.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nusa Tenggara Barat (NTB), total pasien positif di NTB hingga Jumat (17/7/2020) mencapai 1.669 orang. Dari jumlah itu, 1.065 orang dinyatakan sembuh dan 86 meninggal. Sisanya, 518 orang, positif dan dalam perawatan.
Penyebaran Covid-19 di Mataram dan Lombok Barat merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, sinergi dan strategi yang tepat untuk menekan penyebaran Covid-19 di kedua wilayah itu harus segera ditunaikan. (Zulkieflimansyah)
Dari 518 itu, 276 berasal dari Kota Mataram dan 134 dari Lombok Barat. Sisanya tersebar di daerah zona oranye, yakni Lombok Timur 42 orang dan Lombok Tengah 15 orang. Termasuk di zona kuning, seperti Lombok Utara 4 orang, Sumbawa Barat 2 orang, Sumbawa 13 orang, dan Bima 4 orang.
Lainnya berada di Kota Bima 3 orang, pasien dari luar NTB 20 orang, dan warga negara asing 4 orang.
Berdasarkan catatan Kompas, penambahan kasus di dua daerah zona merah Covid-19, yakni Mataram dan Lombok Barat, masih terus terjadi. Di Mataram, misalnya, dalam seminggu terakhir kasus positif bertambah lebih dari 10 orang setiap hari.
Kamis, kasus baru yang terkonfirmasi di Kota Mataram 11 orang. Hal itu kian menambah total kasus terkonfirmasi positif di wilayah tersebut, yakni mencapai 752 orang atau paling banyak di NTB. Dari jumlah itu, 426 orang sudah dinyatakan sembuh dan 50 meninggal.
Sementara di Lombok Barat, Selasa, bertambah delapan orang. Secara keseluruhan, di daerah itu sudah terkonfirmasi 384 kasus, di mana 227 orang sembuh dan 23 meninggal.
Upaya pencegahan penyebaran Covid-19, terutama di Mataram dan Lombok Barat, terus dilakukan. Bahkan, kedua wilayah itu menjadi perhatian utama dari Pemerintah Provinsi NTB.
Selasa lalu, dalam Apel Tiga Pilar, Gubernur NTB Zulkieflimansyah secara khusus meminta Wali Kota Mataram dan Bupati Lombok Barat terus mengimbau masyarakatnya bersama-sama menekan penyebaran Covid-19.
”Penyebaran Covid-19 di Mataram dan Lombok Barat merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, sinergi dan strategi yang tepat untuk menekan penyebaran Covid-19 di kedua wilayah itu harus segera ditunaikan,” katanya.
Seiring bertambahnya jumlah kasus, kesadaran masyarakat juga rendah. Berdasarkan pantauan Kompas, masyarakat, khususnya di Kota Mataram dan Lombok Barat, semakin banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Termasuk saat berada di titik keramaian, seperti taman kota, pusat perbelanjaan, dan pasar, yakni tidak menggunakan masker atau menjaga jarak. Semua terlihat seperti biasa.
”Dalam kondisi seperti sekarang, di saat banyak yang mulai abai dengan protokol kesehatan, satu-satunya cara adalah melindungi diri sendiri dan keluarga. Itu yang terus saya lakukan,” kata Adi (36), warga Dasan Agung, Mataram.
Jasin Safwan (40), warga Mataram lain, mengatakan, banyak masyarakat yang memiliki masker. Namun, saat digunakan, hanya diletakkan di dagu dan tidak menutup mulut. Bahkan, banyak yang sekedar memasukkan ke dalam saku, terutama di keramaian.
”Jadi, perlu kesadaran sendiri. Apalagi sekarang Mataram menjadi daerah dengan pasien Covid terbanyak,” kata Jasin.
Terkait itu, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah kembali menegaskan pentingnya sosialisasi langsung tentang protokol kesehatan, terutama penggunaan masker. Bahkan, ia meminta pemerintah daerah untuk tegas. Misalnya, melarang masyarakat yang tidak menggunakan masker masuk ke pasar.
Ketegasan itu, kata Sitti, tidak untuk membatasi aktivitas masyarakat, tetapi untuk melindungi seluruh masyarakat di NTB dari penyebaran Covid-19.
Kepala Pasar Pagesangan Rusiah mengatakan bahwa mereka juga terus mengupayakan penerapan protokol kesehatan terhadap pembeli dan pedagang. Termasuk menyediakan fasilitas seperti cuci tangan. ”Sudah sebagian besar menggunakan masker. Namun, perlu terus disosialisasikan cara menggunakan masker yang benar karena kadang-kadang masker dicantel di dagu,” kata Rusiah.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram I Nyoman Swandiasa mengakui bahwa meski berada dalam zona merah, masyarakat Kota Mataram mulai abai terhadap protokol kesehatan. Misalnya, keluar rumah tanpa masker, berkumpul di taman tanpa menerapkan jaga jarak.
Menurut Nyoman, masyarakat mungkin saja sudah jenuh karena sudah lebih dari tiga bulan berada di rumah atau membatasi diri untuk keluar rumah. Meski demikian, kata Nyoman, Pemerintah Kota Mataram terus berupaya mendorong warganya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.