Himbara Salurkan Kredit UMKM Rp 4,2 Triliun secara Digital
Lewat platform DigiKu, pelaku UMKM bisa memperoleh tambahan modal hingga Rp 20 juta dengan tenor atau jangka waktu pinjaman mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara berkomitmen menyalurkan kredit modal kerja hingga Rp 4,2 triliun bagi sedikitnya 1 juta debitor segmen usaha, mikro, kecil, dan menengah. Pembiayaan akan disalurkan menggunakan kanal digital dengan platform bernama DigiKu.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (17/7/2020), mengatakan, kelahiran DigiKu merupakan bagian dari upaya pelonggaran proses administrasi penyaluran kredit UMKM. Lantaran keterbatasan permodalan, UMKM menjadi sektor industri yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19.
Namun sayangnya, sebagian besar dari UMKM terganjal administrasi perbankan untuk mendapatkan bantuan permodalan. ”DigiKu lahir melalui inovasi yang mendorong efisiensi. Ini menjadi solusi kebutuhan modal bagi UMKM melalui penyaluran pinjaman secara online,” ujarnya dalam peluncuran DigiKu secara virtual di Jakarta.
Luhut menambahkan, dasar penetapan target jumlah debitor UMKM penyaluran pembiayaan melalui DigiKu yang mencapai 1 juta debitor berlandaskan pada data jumlah 1 juta UMKM yang telah masuk ke dalam ekosistem digital Bank Himbara. Adapun bantuan modal yang disalurkan dapat bertambah seiring tingkat penyerapan kredit oleh UMKM.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, saat ini terdapat lebih dari 8 juta atau 13 persen UMKM yang telah terkoneksi digital dari total 64 juta pelaku UMKM di Indonesia.
Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengemukakan, bank BUMN membuka akses pengajuan modal melalui kanal daring DigiKu agar UMKM bisa mengajukan pinjaman modal secara cepat dengan mekanisme digital.
”Dalam kondisi pandemi ini, kebutuhan kredit cukup tinggi. Adanya DigiKu dinilai bisa menjembatani kebutuhan kredit UMKM untuk bisa mempertahankan bisnisnya,” katanya.
Platform DigiKu menjadi kanal bagi empat bank BUMN, yakni BRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, untuk menyalurkan kredit segmen UMKM.
”Para pelaku UMKM bisa memperoleh tambahan modal hingga Rp 20 juta dengan tenor atau jangka waktu pinjaman mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan,” ujar Sunarso.
Para pelaku UMKM bisa memperoleh tambahan modal hingga Rp 20 juta dengan tenor atau jangka waktu pinjaman mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan.
Menurut Sunarso, saat ini para pelaku UMKM membutuhkan kemudahan akses modal perbankan untuk ekspansi bisnis. Melalui kerja sama dengan platform ekosistem digital, perbankan akan terbantu untuk mendapatkan data transaksional dan finansial yang dibutuhkan untuk menganalisis menyalurkan kredit.
”Penyerapan permodalan untuk UMKM perlu dipercepat guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Inovasi digital yang dilakukan Himbara seperti ini diharapkan dapat memperluas akses permodalan bagi UMKM,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, transaksi e-dagang di Indonesia saat ini meningkat pesat mencapai 400 persen. Peningkatan tersebut didorong kebutuhan masyarakat yang bergantung pada transaksi daring di tengah pandemi Covid-19.
Peningkatan transaksi digital melalui e-dagang juga disebabkan meningkatnya jumlah pelaku UMKM yang mulai tergabung dalam ekosistem daring. Hingga Mei 2020, pemerintah mencatat UMKM yang sudah memasarkan produk melalui platform daring mencapai 1 juta unit.
”Sektor digital merupakan potensi bagi perekonomian nasional pada masa mendatang. Potensi valuasi digital Tanah Air pada 2025 mencapai 135 miliar dollar AS. Angka ini mendominasi valuasi ASEAN lebih dari 85 persen, yang totalnya diproyeksikan sebesar 150 miliar dollar AS,” ujarnya.
Potensi valuasi digital Tanah Air pada 2025 mencapai 135 miliar dollar AS. Angka ini mendominasi valuasi ASEAN lebih dari 85 persen, yang totalnya diproyeksikan sebesar 150 miliar dollar AS.
Di samping itu, Airlangga berharap sektor digital mampu menjadi penopang bagi pertumbuhan ekonomi di masa pandemi, terutama pada triwulan III-2020. Saat ini pemerintah tengah berupaya bisa mendongkrak pertumbuhan di level positif atau setidaknya 0 persen setelah diprediksi mengalami minus pada triwulan II-2020.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah berupaya membangun akses pasar bagi pelaku usaha UMKM di sektor kreatif melalui jalur digital. Tujuannya adalah mendorong pelaku usaha kreatif yang masih menerapkan sistem luring bisa bertransformasi secara digital.
”Kami terus mendampingi mereka tentang bagaimana cara memasarkan sampai akhirnya bisa mengakses permodalan,” katanya.