Dengan turunnya suku bunga acuan BI ke level 4 persen, perbankan memiliki ruang untuk dapat menurunkan suku bunga dana pihak ketiga dan mentransmisikannya ke suku bunga kredit.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku industri perbankan berkomitmen menjadikan momentum penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia untuk penyesuaian suku bunga kredit. Kebijakan moneter tersebut sekaligus memperluas ruang ekspansi kredit bagi perbankan.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 15-16 Juli 2020 memutuskan kembali memangkas suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) 25 basis poin menjadi 4 persen. Pemangkasan 25 basis poin kali ini juga dilakukan untuk suku bunga penyediaan dana rupiah (deposit facility) menjadi 3,25 persen dan suku bunga penempatan dana rupiah (lending facility) menjadi 4,75 persen.
Saat dihubungi, Jumat (17/7/2020), Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menyambut baik penurunan suku bunga acuan BI. Kebijakan ini dinilai sesuai dengan momentum perbankan yang saat ini tengah membantu pelaku usaha yang membutuhkan keringanan dari sisi cicilan dan beban kreditnya.
Dengan turunnya suku bunga acuan, perbankan memiliki ruang untuk dapat menurunkan suku bunga dana pihak ketiga dan mentransmisikannya ke suku bunga kredit. ”Bank-bank dapat turut menurunkan suku bunga dana pihak ketiga (DPK). Ini bisa membantu bunga kredit, terutama yang direstrukturisasi,” kata Jahja.
Ia tidak menampik penurunan suku bunga acuan dan suku bunga simpanan nantinya dapat memperbesar risiko keluarnya DPK. Namun, suntikan likuiditas dari pemerintah dan otoritas dinilai cukup untuk membantu pembiayaan pelaku usaha sektor riil.
”Setiap kebijakan tidak bisa menyenangkan semua pihak. Dalam situasi saat ini, fokus perbankan adalah untuk restrukturisasi,” ujarnya.
Suku bunga deposito BCA tergolong salah satu yang terendah. Terakhir, BCA kembali menurunkan suku bunga deposito menjadi 3,8 persen, yang pada awal Juni 2020 masih berada di level 3,95 persen.
Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo mengatakan, sebelum keputusan penurunan suku bunga acuan BI ke level 4 persen, penurunan suku bunga sudah terjadi hampir di semua segmen kredit BRI, mulai dari segmen mikro hingga korporasi.
Kebijakan suku bunga acuan BI yang rendah, menurut Haru, turut membuka kembali peluang penurunan bunga kredit. Selain itu, kebijakan moneter BI tersebut juga diharapkan dapat membuat biaya dana semakin terjaga. Tahun 2020, BRI menargetkan rasio pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif (net interest margin/NIM) pada angka 5,5 persen.
”Peluang untuk menurunkan suku bunga kredit ke depan masih terbuka karena tingkat efisiensi perbankan semakin meningkat,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Wholesale Banking PT Bank Permata Tbk Darwin Wibowo menyampaikan, perusahaannya akan menyesuaikan tingkat suku bunga deposito dan kredit dengan tetap mengikuti perkembangan pasar. Seiring dengan tren penurunan suku bunga BI sepanjang 2020, maka upaya transmisi suku bunga juga akan terus berlanjut.
”Inflasi juga masih rendah. Ini tentu bisa bantu sektor riil juga ke depan,” katanya.