Digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah menjadi salah satu cara bagi pelaku usaha untuk mengembangkan pasar lebih luas. Pelaku UMKM perlu fokus pada peningkatan daya saing.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah kian tumbuh dengan memanfaatkan pasar digital. Digitalisasi diharapkan mendorong UMKM semakin berdaya saing dan menggerakkan perekonomian nasional selepas pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) tahun 2018, jumlah pelaku UMKM mencapai 64,19 juta unit. Namun, sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, baru 13 persen pelaku UMKM yang berdagang di pasar digital.
CEO and Founder Tokopedia William Tanuwijaya mengemukakan, Indonesia sebagai negara kepulauan menghadapi tantangan infrastruktur yang belum merata di seluruh wilayah. Pemasaran di daerah pelosok masih membutuhkan banyak perantara dan menimbulkan biaya tinggi. Namun, akses internet yang semakin merata telah membuka pasar.
Tokopedia fokus menggarap UMKM di Indonesia lebih efisien dan mengembangkan pasar lebih luas dengan teknologi digital. Platform e-dagang yang dikembangkan Tokopedia dinilai ideal untuk memperkenalkan produk dan menciptakan pasar baru. Untuk itu, UMKM perlu fokus menggarap kualitas produk, layanan, dan membangun merek.
”Siapa saja yang memiliki akses internet bisa memulai bisnis. Platform e-dagang mendorong lahirnya UMKM baru, memudahkan akses bahan baku, serta membuka peluang UMKM di seluruh Indonesia terus bertumbuh, berinovasi, dan berakselerasi,” katanya dalam seminar daring bertema ”Expanding Market Access for SMEs throughout Indonesia” yang diselenggarakan Jakarta Post, Rabu (15/7/2020).
Siapa saja yang memiliki akses internet bisa memulai bisnis. Platform e-dagang mendorong lahirnya UMKM baru, memudahkan akses bahan baku, serta membuka peluang UMKM di seluruh Indonesia terus bertumbuh, berinovasi, dan berakselerasi.
Hingga saat ini, jumlah UMKM yang menjadi mitra Tokopedia sebanyak 8,3 juta usaha. Jumlah itu bertambah 2,3 juta usaha jika dibandingkan Agustus 2019. Adapun jumlah pengunjung ke Tokopedia sebanyak 90 juta orang per bulan.
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Riza Damanik mengemukakan, tantangan untuk mengembangkan UMKM adalah literasi digital, permodalan, dan pelatihan. Sebagian besar UMKM saat ini berada di Jawa dan Sumatera akibat belum meratanya akses informasi, SDM, dan infrastruktur dasar. Pemasaran secara dalam jaringan menjadi salah satu solusi mengembangkan UMKM.
Dari sisi konsumen, pembeli bisa memperoleh harga baik karena terkoneksi langsung ke produsen tanpa banyak perantara. Digitalisasi mendorong harga lebih efisien hingga 11 persen. Digitalisasi UMKM juga dinilai menjadi salah satu cara meningkatkan daya saing dan meningkatkan kualitas ekonomi.
”Digitalisasi UMKM juga mendorong pelaku usaha siap berkompetisi dalam pasar lokal dan global. UMKM kian dituntut tidak hanya sebatas menjual produk, tetapi harus bernilai tambah dan memenuhi standar global,” ujarnya.
Dewanti Amalia Artasari, pemilik Dewa Collection Home Décor Makram, mengemukakan, penjualan produk kerajinan itu meningkat 400 persen selama pandemi. Sebagian pembeli berasal dari Jakarta, Bali, Sumatera, dan Sulawesi.
Ia mengakui usahanya berkembang pesat setelah fokus berjualan di kanal e-dagang. ”Jualan secara daring bisa mendatangkan penghasilan lumayan dan bisa dikerjakan sambilan. Tidak terpaku di satu tempat,” katanya.