Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek berencana meluncurkan layanan bus yang reguler melayani wilayah permukiman di Jabodetabek. Pengoperasiannya diharapkan menambah kapasitas angkutan publik di tengah pandemi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Kementerian Perhubungan berencana meluncurkan layanan alternatif reguler berbentuk bus Jabodetabek Residential Connexion. Melalui layanan bus reguler tersebut, pelaju Bogor-Jakarta nantinya diharapkan tidak hanya bergantung pada KRL.
Akademisi Program Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata serta Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Djoko Setijowarno berpendapat, pada masa pandemi Covid-19, kapasitas angkut KRL berkurang karena harus mengikuti protokol kesehatan.
”Memang dengan kondisi seperti sekarang tidak mungkin lagi mengandalkan KRL Jabodetabek yang kapasitas dan permintaannya sudah tidak berimbang lagi,” kata Djoko, Selasa (14/7/2020).
Menurut Djoko, program bus JRC (Jabodetabek Residential Connection) dapat membantu warga Bogor dan sekitarnya tetap beraktivitas di Jakarta. Program ini dinilai juga tidak akan membuat kelimpungan pemerintah pusat dan daerah yang harus menyediakan bus gratis.
”Kalau lama-lama (terlalu lama) diberikan bus gratis juga kurang mendidik karena mereka juga mendapat uang transportasi dari tempatnya bekerja,” kata Djoko.
Keberadaan titik pemberangkatan bus JRC, yang menurut rencana akan diupayakan lebih terjangkau dari permukiman calon penumpang, dianggap sangat beralasan. Hal ini juga dapat mengurangi biaya perjalanan.
”Sebenarnya setiap pembangunan daerah permukiman baru harus disertai dengan layanan transportasi umum. (Namun) sekarang ini sudah tidak terjadi lagi seperti itu,” ujarnya.
Menurut Djoko, kalau LRT Jabodetabek (kereta ringan) dapat beroperasi sesuai jadwal pada Desember 2020, maka hal itu juga dapat membantu. Walaupun baru sampai Stasiun Cibubur yang masih kurang 25 kilometer (km) lagi untuk menuju Bogor. Bus lanjutan dari Stasiun Cibubur ke Terminal Baranangsiang di Bogor dapat disediakan untuk melayani transportasi di ruas 25 kilometer tersebut.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti menyatakan, saat ini sedang dilakukan kajian untuk memperkuat rencana peluncuran layanan bus reguler. ”Bentuk layanan nantinya adalah bus Jabodetabek Residential Connexion atau JR Conn dengan rute point to point,” kata Polana, Senin (13/7/2020).
Titik pemberangkatan bus JR Conn bukan dari terminal bus, melainkan diupayakan dari titik yang lebih mudah dijangkau oleh calon penumpang dari permukiman menuju titik tujuan di Jakarta. Hal ini diharapkan mencegah penumpukan calon penumpang di stasiun atau terminal.
Saat ini disebutkan sudah ada perusahaan operator yang bersedia mengisi layanan reguler ini dan sedang melakukan persiapan. ”Mengingat trayek yang dijalani layanan ini adalah lintas wilayah administratif di Jabodetabek, maka perizinannya ada di BPTJ. Kami tentu akan mempermudah perizinannya,” ujar Polana.
Berkenaan dengan tarif JR Conn, Polana menyebut tidak mungkin tarif JC Conn semurah tarif KRL yang disubsidi pemerintah. Namun, tarif diupayakan masih dalam batas kewajaran dan terjangkau para pelaju.
Menurut Polana, layanan bus JR Conn juga akan konsisten menerapkan protokol kesehatan. Kapasitas penumpang dibatasi maksimal 50 persen untuk memenuhi ketentuan jaga jarak.
Aturan kesehatan lain, seperti pemeriksaan suhu tubuh, pewajiban penggunaan masker bagi pengguna dan operator, serta pembersihan unit armada secara rutin dengan disinfektan.