Tambah Daya Tarik, Kabupaten Batang Memikat Investor
Banyak cara dilakukan untuk memikat investor. Kabupaten Batang di Jawa Tengah berusaha menggratiskan sewa lahan selama beberapa tahun agar investor masuk ke Kawasan Industri Terpadu Batang.
Oleh
Kristi Dwi Utami/Sucipto
·2 menit baca
BATANG, KOMPAS — Daerah yang memiliki kawasan industri terpadu menciptakan daya tarik untuk memikat investor. Infrastruktur di kawasan industri juga dilengkapi untuk menambah daya tarik.
Langkah menambah daya tarik dilakukan Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang mengusulkan sewa lahan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang gratis selama beberapa tahun bagi investor. Lima perusahaan dari China, satu dari Korea Selatan, dan satu dari Jepang merelokasi pabrik ke KIT Batang. Pembangunan pabrik dimulai pada Juli ini.
”Dalam rapat bersama para menteri, beberapa waktu lalu, saya mengusulkan supaya biaya sewa tanah KIT Batang digratiskan selama beberapa tahun pertama. Dengan cara ini, negara kita bisa bersaing dengan negara lain,” kata Bupati Batang Wihaji, di Batang, Jumat (10/7/2020).
Pemkab Batang berkomitmen mempermudah pengurusan izin usaha dan izin lingkungan. Daya tarik lain yang sedang diupayakan adalah dukungan suplai listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang serta suplai air dari bendungan yang akan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam waktu dekat.
”Menteri Perhubungan juga menyatakan siap membangun stasiun kereta barang dan dry port sebagai infrastruktur pendukung KIT Batang,” kata Wihaji.
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Gani mengatakan, PTPN III menyediakan lahan seluas 4.300 hektar untuk KIT Batang. Dari luas itu, 450 hektar di antaranya sudah masuk rencana tata ruang wilayah dan siap dimulai pembangunannya pada awal 2021.
Pemkab Batang berkomitmen mempermudah pengurusan izin usaha dan izin lingkungan.
KIT Batang berlokasi sekitar 10 kilometer (km) dari jalan pantura dan Jalan Tol Trans-Jawa, sekitar 30 km dari Kawasan Industri Kendal, sekitar 40 km dari Pelabuhan Kendal, sekitar 60 km dari Bandara Ahmad Yani, serta sekitar 65 km dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan dan Kereta Api Dinas Perhubungan Kalimantan Timur Hasbi mengatakan, China Railway Liuyuan Group Co Ltd (CRLGC) tertarik mengembangkan transportasi kereta api di Kaltim. Pemerintah Provinsi Kaltim sedang membahas hal itu lebih lanjut dengan CRLGC.