Hotel di NTB Kembali Buka dengan Menerapkan Protokol Kesehatan
Hotel di Nusa Tenggara Barat kembali dibuka setelah ditutup sejak merebaknya Covid-19. Mengingat penyebaran Covid-19 masih berlangsung, hotel dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai mendorong normal baru industri pariwisata. Hal itu kemudian diikuti dengan mulai dibukanya kembali akomodasi, seperti hotel. Mengingat penyebaran Covid-19 masih berlangsung, hotel dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Sejak merebaknya Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Maret lalu, hotel-hotel di kawasan pariwisata dan kota memilih tutup untuk sementara. Alasannya karena sepinya tamu sehingga tidak cukup untuk menutup biaya operasional.
Pantauan Kompas, memang tidak semua hotel tutup. Masih ada yang buka, terutama yang menawarkan paket isolasi mandiri bagi masyarakat. Hanya, penawaran itu dengan memangkas hingga 60 persen dari tarif normal.
Tetapi, tamu belum ada karena penerbangan juga terbatas. Kami juga mengandalkan tamu lokal (NTB). Kalau dari luar belum bisa diharapkan karena mereka juga belum berani ke sini.
Namun, hanya beberapa hotel yang melakukan itu. Sisanya memilih tetap tutup dan merumahkan karyawan. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB mencatat, ada sekitar 3.000 karyawan hotel dirumahkan.
Memasuki Juli, hotel-hotel di NTB kembali buka. Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PHRI NTB Ni Ketut Wolini di Mataram, Rabu (1/7/2020), mengatakan, dari 60 hotel yang menjadi anggotanya, sekitar 90 persen sudah buka kembali.
”Tetapi, tamu belum ada karena penerbangan juga terbatas. Kami juga mengandalkan tamu lokal (NTB). Kalau dari luar belum bisa diharapkan karena mereka juga belum berani ke sini,” kata Wolini.
Wolini mengatakan, hotel yang telah buka tersebar di seluruh NTB. Terutama yang berada di Kota Mataram dan kawasan wisata, seperti Senggigi (Lombok Barat), Mandalika (Lombok Tengah), serta Gili.
Ketua Mandalika Hotel Association atau asosiasi yang membawahkan hotel-hotel di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan sekitarnya, Samsul Bahri, mengatakan, mereka memang telah sepakat membuka kembali hotel pada awal Juli. Kesepakatan itu diambil bersama pihak PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) yang tengah mengembangkan KEK Mandalika dan pemerintah daerah.
”Buka secara bertahap pada Juli ini. Hari ini ada beberapa dan besok tanggal 3 Juli juga demikian. Tergantung dari kesiapan setiap hotel,” kata Samsul.
Menurut Samsul, untuk saat ini, harapan okupansi kamar lebih ke tamu lokal. Terutama pada akhir pekan karena bisa sampai 50 persen. Itu karena KEK Mandalika pada Sabtu-Minggu mulai banyak dikunjungi wisatawan.
Untuk menarik wisatawan, kata Samsul yang juga General Manajer JM Hotel Kuta Lombok, mereka memberi promosi untuk harga kamar. Di JM Hotel Lombok, misalnya, mereka menawarkan kamar tipe superior dengan harga Rp 200.000 per malam tanpa sarapan.
Protokol kesehatan
Hingga hari ini, NTB masih belum berada pada zona hijau Covid-19. Artinya, penularan masih terus berlangsung.
Oleh karena itu, meski telah buka kembali, menurut Wolini, pengelola hotel tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, baik bagi pihak hotel maupun tamu.
Protokol kesehatan itu mulai dari kewajiban menggunakan masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak, termasuk menyiapkan alat pengukur suhu tubuh.
General Manager Hotel Santika Mataram Baharuddin Adam mengatakan, hari ini sudah buka kembali. Protokol kesehatan juga mereka terapkan baik bagi karyawan maupun tamu.
Selain pengumuman protokol kesehatan di area kedatangan hotel, alat pengukur suhu dan penyanitasi tangan, Hotel Santika Mataram juga memasang alat pendeteksi masker. Alat itu akan otomatis memberi peringatan jika tamu atau orang yang datang tidak menggunakan masker.
Samsul menambahkan, penerapan protokol kesehatan juga diterapkan untuk penjemputan tamu yang datang dari bandara. Misalnya sopir menggunakan masker hingga membatasi jumlah penumpang sampai 50 persen.
”Penerapan jaga jarak juga dilakukan. Terutama untuk tamu dalam kelompok, misalnya ketika sarapan, tempat duduk diatur atau dipisah,” kata Samsul yang juga menyiapkan masker gratis jika ada tamu yang tidak memakai masker.
Menurut Wolini, dengan kesiapan pengelola hotel, tinggal bagaimana kemudian mendatangakan wisatawan ke NTB. ”Aturan naik pesawat, misalnya, tes cepat tidak mahal-mahal dan durasinya bisa diperpanjang. Itu tentu akan membuat orang tertarik berkunjung ke NTB,” kata Wolini.
Selain itu, kata Wolini, pemerintah daerah bisa memanfaatkan kondisi ini untuk membenahi atau memperbaiki obyek wisata yang ada.
Samsul menambahkan, setiap akan membuka kembali obyek wisata, pemerintah juga diharapkan mengumumkan secara resmi dan luas. Tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional. ”Tidak harus sekaligus semuanya dibuka. Bisa secara bertahap,” kata Samsul.
Terkait normal baru pariwisata, Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal mengatakan, mereka mendorong prosedur standar operasi (SOP) berbasis kebersihan, kesehatan, dan keamanan (CHS). Itu berlaku pada semua sektor terkait, mulai dari pintu masuk, obyek wisata, sarana transportasi, pekerja dan pihak keamanan, hingga akomodasi seperti hotel.