Usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM tak luput dari hantaman krisis akibat pandemi Covid-19. UMKM bisa bertahan, antara lain melalui inovasi produk.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah berupaya menjaga permintaan produk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM sehingga bisa tetap produktif di tengah pandemi Covid-19. Untuk bertahan dari hantaman krisis, UMKM harus mampu beradaptasi dan melakukan inovasi produk.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki menyampaikan hal itu dalam seminar nasional Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Inkubasi Bisnis, Sabtu (27/6/2020). Ia mengingatkan, salah satu fokus pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) adalah memulihkan sektor UMKM.
Dari total anggaran pemerintah untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 695,2 triliun, dana yang dialokasikan khusus untuk pemulihan UMKM sebesar Rp 123,46 triliun. Selain itu, tahun ini ada anggaran belanja pemerintah dan BUMN khusus untuk menyerap produk UMKM sebesar Rp 735 triliun.
”Kami bersama LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah) sedang melakukan pelatihan kepada kementerian dan lembaga untuk menyusun paket-paket pengadaan dan bagaimana melakukan pengadaan produk UMKM,” ujarnya.
Sementara itu, penyaluran sebagian anggaran pemulihan UMKM memasukkan pelaku usaha di level mikro dan ultramikro ke dalam kelompok miskin baru dan berhak mendapatkan bantuan sosial (bansos). ”Bansos diperluas untuk mengakomodasi banyak UMKM yang mengalami dampak arus kas,” kata Teten.
Pemerintah mendorong relaksasi kredit bagi pelaku UMKM berupa penundaan pembayaran cicilan selama enam bulan dan penurunan bunga kredit menjadi 3 persen pada bulan pertama. Menurut catatan Kementerian Koperasi dan UKM, sebanyak 60,66 juta UMKM telah terhubung ke lembaga pembiayaan formal, baik bank maupun non-bank.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Kagama sekaligus Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menuturkan, kemampuan adaptasi UMKM terhadap krisis bergantung pada kualitas produk dan kemampuan UMKM dalam berinovasi.
”Peluang yang perlu disambut UMKM, salah satunya adalah peningkatan transaksi dalam jaringan. Saat ini baru 8 juta UMKM yang tercatat sudah ada di pasar digital,” kata Ari.
Kemampuan adaptasi UMKM terhadap krisis bergantung pada kualitas produk dan kemampuan UMKM dalam berinovasi.
Namun, masih ada tantangan yang akan dihadapi UMKM setelah bergabung dengan pasar daring, yakni persaingan kualitas produk dan persaingan harga dengan produk-produk impor. Saat ini, ditengarai sekitar 90 persen produk yang beredar di e-dagang Indonesia bukan hasil produksi dalam negeri.
Rumah produksi
Teten mengakui, kualitas produk merupakan isu besar yang perlu diperbaiki UMKM Indonesia. Pengembangan UMKM akan diarahkan pada sentra-sentra produksi sehingga bisa ditata dan dibina. Selain itu, bisa membentuk rumah produksi bersama untuk menjawab masalah perbaikan standarisasi produk.
”Kami menggagas pembentukan rumah produksi bersama bagi UMKM. Sebab, untuk bersaing dengan produk luar, rantai pasok harus lebih efisien, pasokan bahan baku lancar, serta teknologi yang digunakan harus optimal,” ujarnya.
Gagasan rumah produksi bersama bertujuan agar pelaku UMKM yang tidak memiliki peralatan modern bisa terfasilitasi. Teten mencontohkan, sudah ada model rumah produksi bersama untuk sentra industri makanan, yaitu di Payakumbuh, Sumatera Barat. Rumah produksi bersama itu sudah mampu mengekspor bumbu rendang ke Arab Saudi untuk jemaah haji asal Indonesia.
”Rumah produksi bersama juga menjawab masalah perizinan dan legalitas. Di sentra lain, rumah produksi bersama bisa menjadi salah satu upaya meningkatkan daya saing untuk mendongkrak ekspor komoditas tersebut,” ujarnya.
Teten menambahkan, ide tentang rumah produksi bersama tidak hanya bertujuan meningkatkan daya saing UMKM, melainkan juga bisa menjadi wadah konsolidasi lintas sektoral. Rumah produksi bersama juga menjawab masalah kapasitas produksi UMKM yang biasanya tidak mampu melayani permintaan dalam jumlah besar dan pasokan yang teratur.