Industri Pelayaran Berjibaku Hadapi Pandemi Covid-19
Para pelaku industri pelayaran harus melakukan efisiensi agar dapat bertahan di tengah pandemi. Penutupan terminal penumpang dan pelabuhan membuat aktivitas kapal barang kontainer, tanker, dan tunda turun drastis.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri pelayaran dalam negeri saat ini harus berjibaku menghadapi dampak pandemi Covid-19. Selain menunggu dukungan atau stimulus, pelaku industri pelayaran pun harus melakukan efisiensi agar mampu bertahan.
”Dampak Covid-19 dirasakan merata di seluruh jenis pelayaran nasional,” kata Ketua Umum Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto pada diskusi dalam jaringan (online) Forum Wartawan Perhubungan, Kamis (25/6/2020).
INSA mencatat pendapatan pelayaran penumpang atau ro-ro anjlok 75-100 persen akibat pembatasan sosial berskala besar. Penurunan ini terjadi sebagai dampak penutupan aktivitas pelabuhan atau terminal penumpang.
Penurunan pendapatan sektor pelayaran barang kontainer, curah kering, tanker, tunda dan tongkang (tug and barge), kapal lepas pantai (offshore), serta kapal khusus berkisar 25-50 persen.
”Tanker kimia, misalnya, turun 30-40 persen karena pasokan impor bahan baku terhenti sebab berasal dari negara-negara yang memang melakukan lockdown,” kata Carmelita.
Arus kas perusahaan pun terganggu karena para shipper atau pemilik barang kesulitan keuangan yang berdampak pada penaikan piutang dagang perusahaan pelayaran. Hal ini khususnya pada sektor barang kontainer, curah kering, serta tunda dan tongkang.
Strategi perusahaan pelayaran untuk bertahan adalah dengan melakukan efisiensi. ”Di sisi lain, pelayaran masih menunggu beberapa stimulus, khususnya di sisi moneter,” ujar Carmelita.
Efisiensi pos-pos biaya perusahaan antara lain dengan mengurangi biaya perjalanan dinas luar kota yang dinilai tidak terlalu penting. Selain itu, juga melalui sistem kerja dari rumah atau digitalisasi.
Beberapa perusahaan pelayaran pun terpaksa menghentikan sementara pelayanan kegiatan kapal akibat kekurangan penyewaan atau kargo angkutan. ”Atau bekerja sama dengan sesama perusahaan pelayaran, menggunakan kapal-kapal mereka yang lebih kecil karena muatannya sekarang lebih sedikit,” ujarnya.
Negosiasi kontrak menjadi langkah terakhir sebagai strategi bertahan. ”Terkait stimulus, pemerintah sudah mengeluarkan PMK 44 dan keringanan PPh 21. Kami juga minta penjadwalan ulang pinjaman, pemberian pinjaman modal kerja dengan bunga lunak untuk mengatasi gangguan arus kas,” kata Carmelita.
Pelaku usaha pelayaran masih menunggu dukungan tersebut, khususnya dari bank-bank nasional. ”Untuk bank swasta aturannya beda lagi. Mereka mau memberikan restrukturisasi, tetapi akan memengaruhi performance kami sebagai nasabahnya. Misalnya rating diturunkan dari 1 ke 2,” tutur Carmelita.
Secara terpisah, Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Teguh Supangkat mengatakan pandemi Covid-19 berdampak luar biasa, baik di sektor riil maupun sektor keuangan.
”Sejumlah sektor terdampak Covid-19, antara lain transportasi, manufaktur, dan perdagangan. Semua sektor ini, di global, didominasi perusahaan UMKM,” kata Teguh dalam Web Seminar Infobank bertajuk ”UMKM Gearing-Up Into New Normal, Solusi Pembiayaan Pemasaran dan Digitalisasi”, Kamis.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus Purnomo melalui siaran pers, Kamis (25/6/2020), mengatakan, para pelaut termasuk pejuang di garis depan terkait pandemi Covid-19.
Sebagai salah satu anggota Dewan Organisasi Maritim Internasional (IMO) kategori C, Indonesia pada 25 Juni 2020 ikut merayakan Hari Pelaut Sedunia atau Day of The Seafarers.
”Hari Pelaut Sedunia ini diselenggarakan sebagai pengakuan dan apresiasi atas kontribusi para pelaut dari seluruh dunia pada perdagangan global dan perekonomian dunia,” kata Agus.
Saat ini pun pelaut berperan penting dalam menjaga barang-barang kebutuhan pokok penting dan logistik, seperti makanan, obat-obatan, dan peralatan medis, dapat menjangkau seluruh dunia.