Pencatatan Keuangan Penting untuk Kesehatan Finansial
Kesadaran untuk mencatat keuangan merupakan fondasi yang baik untuk mengelola finansial secara sehat. Berdasarkan survei diketahui 6 dari 10 responden tidak terbiasa melakukan pencatatan finansial pribadi.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pencatatan finansial diperlukan untuk mengetahui keadaan keuangan serta mengelola dan mencapai tujuan finansial. Meski demikian, kesadaran masyarakat untuk melakukan pencatatan finansial belum tinggi.
Digital Banking Head Bank BTPN Irwan S Tisnabudi mengemukakan, pencatatan finansial merupakan hal mendasar untuk mengetahui kondisi kesehatan finansial, serta membantu dalam perencanaan keuangan. Dengan pencatatan itu, individu juga bisa mengetahui tren pengeluaran sehingga dapat melakukan kontrol terhadap pengeluaran.
Untuk membantu masyarakat mengelola arus kas secara digital agar lebih praktis, pihaknya meluncurkan fitur Moneytory. Fitur itu membantu pengelolaan arus kas dengan pencatatan pengeluaran dan pemasukan secara otomatis melalui aplikasi Jenius.
”Moneytory tidak hanya untuk memonitor transaksi, tetapi juga membantu mengelola keuangan kita supaya tidak membelanjakan uang lebih banyak dari pemasukan kita,” katanya saat konferensi pers peluncuran fitur Moneytory di aplikasi Jenius, Kamis (25/6/2020) .
Berdasarkan jajak pendapat BTPN terhadap 1.619 responden yang dilakukan Jenius melalui Instagram Story pada Mei 2020, diketahui 6 dari 10 responden tidak terbiasa melakukan pencatatan finansial pribadi. Responden itu mengaku malas atau repot (40,5 persen), lupa (31 persen), bingung atau tidak terbiasa (16,1 persen), belum menemukan cara yang efektif (6,3 persen), dan merasa tidak punya cukup waktu untuk mencatat arus kas (3,9 persen).
Irwan menilai, ada tiga tipe nasabah. Pertama, tipe chaos, yakni tidak punya tujuan finansial, tidak mencatat keuangan pribadi, tidak disiplin menabung, dan tidak punya bujet pengeluaran bulanan. Kedua, tipe moderat, memiliki tujuan finansial tetapi belum rutin menyisihkan pengeluaran, tidak melakukan pencatatan finansial karena lupa atau malas, dan masih dalam tahap menaksir pengeluaran bulanan. Ketiga, tipe orderly, yakni mengetahui tujuan finansial dan terukur jelas, melakukan pencatatan keuangan rutin, dan menabung dengan konsiten.
Berdasarkan survei diketahui 6 dari 10 orang responden tidak terbiasa melakukan pencatatan finansial pribadi.
Content Creator Jonathan End mengemukakan, pencatatan arus kas sangat penting untuk memonitor dan menata kondisi keuangan. Selama 10 tahun terakhir, ia sudah terbiasa melakukan pencatatan keuangan untuk mencapai tujuan finansial.
”Dengan catatan keuangan yang rapi, kita jadi sadar terhadap keadaan (keuangan) sendiri sehingga tahu bagaimana menata pengeluaran pada bulan berikutnya. Kita jadi terbiasa, memiliki keuangan sehat, dan tenang menjalankan hidup,” kata Jonathan.
Jonathan menambahkan, tantangan yang muncul adalah membentuk kebiasaan mencatat untuk setiap pengeluaran. Konsistensi dan kedisiplinan diperlukan supaya dapat membentuk kebiasaan untuk memiliki pondasi keuangan yang baik.