Transformasi Digital Tingkatkan Ketahanan UMKM Hadapi Pandemi
Pelaku UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital berpeluang lebih besar bertahan di tengah pandemi saat ini.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KOMPAS/MELATI MEWANGI
Tampilan layar salah satu platform dagang daring yang menjual produk UMKM.
PURWAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah didorong untuk segera bangkit dari keterpurukan akibat Covid-19. Mereka yang terhubung dengan ekosistem digital berpeluang lebih besar bertahan di tengah pandemi.
Dalam seminar daring bertajuk ”UMKM Jabar di Era Adaptasi Kebiasaan Baru”, Rabu (24/6/2020), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, ada 37.119 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jabar yang terdampak Covid-19. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain harga bahan baku naik dan sulit dicari, kesulitan permodalan, produksi dan distribusi terhambat, serta penurunan daya beli. Sekitar 90 persen sektor ekonomi di Jabar mengandalkan UMKM.
Meski begitu, Kamil optimistis UMKM di Jabar bisa bertahan asalkan pelaku usaha mau beradaptasi cepat membaca situasi. ”Adanya pergeseran perilaku konsumen akibat Covid-19 dapat memunculkan inovasi peluang usaha, misalnya jasa pengantaran barang, makanan beku, kursus daring, virtual trip, dan minuman jamu kekinian,” ucapnya.
Laboratorium Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan survei pada April-Mei 2020 terhadap sejumlah UMKM di Jabar. Hasilnya, 47 persen UMKM berhenti beroperasi dan 59 persen UMKM telah merumahkan lebih dari 30 persen pegawainya untuk menekan biaya operasional.
Kompas/Priyombodo
Produksi oncom UMKM di kawasan Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (9/10/2019).
Selain itu, 85 persen UMKM terekam mengalami penurunan pendapatan lebih dari 30 persen. Sementara 81 persen akan mengalami masalah arus kas dalam 1-4 bulan ke depan. ”Pelaku usaha ini membutuhkan suntikan dana murah, optimisme, dan terobosan,” kata Direktur Pusat Inkubator Bisnis Oorange Unpad Diana Sari.
Dia mengatakan, UMKM berpeluang tumbuh pesat di tengah pandemi karena adanya perubahan perilaku masyarakat yang meminimalkan interaksi fisik di luar. Pendekatan adaptasi pada kondisi normal baru yang perlu dilakukan adalah menemukan metode terkini dengan platform digital.
Pemasaran digital menjadi solusi yang pas untuk memasarkan produk karena intensitas pertemuan yang terbatas. Pelaku usaha juga sebaiknya melakukan terobosan dan menemukan inovasi bisnis yang dibutuhkan pasar saat ini.
Sejumlah pelaku usaha mengatakan kesulitan bertahan karena sulit mencari pasar pembeli. Diana pun menyarankan kepada mereka untuk terlibat dalam komunitas UMKM dan menjalin relasi seluas mungkin. Kekuatan relasi dapat menunjang pemasaran produk agar lebih dikenal luas.
Menurut Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Rully Indrawan, setidaknya 35 persen pelaku usaha kesulitan untuk memasarkan produk, mengalami penurunan permintaan (34 persen), dan kesulitan memenuhi bahan baku (10 persen). Saat ini masih ada 87 persen UMKM luring di Indonesia. Mereka tidak memiliki infrastruktur dasar dan minim literasi digital.
Saat ini baru 17 persen dari 4,6 juta UMKM di Jabar yang telah terhubung dengan ekosistem digital. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, yaitu 13 persen. Meski begitu, data tersebut masih menunjukkan banyak UMKM yang belum memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produknya.
Beralih ke ekosistem digital
Pemerintah pusat menyiapkan anggaran untuk perlindungan dan pemulihan UMKM sebesar Rp 123,46 triliun. Anggaran tersebut terdiri dari insentif pajak, relaksasi dan restrukturisasi kredit, serta perluasan pembiayaan modal kerja.
Sejumlah program pemulihan yang didorong adalah digitalisasi, konsolidasi merek, perluasan penyerapan produk, penguatan koordinasi dalam pemberdayaan, restrukturisasi kredit, dan perluasan kesempatan kerja.
Rully menilai, masa pandemi menjadi momentum bagi semua UMKM untuk melakukan transformasi digital. Fasilitas yang disiapkan untuk meningkatkan kemampuan ekosistem digital, salah satunya, adalah program pelatihan daring.
Pihaknya juga berkolaborasi dengan platform daring Blibli untuk mendorong UMKM beralih ke penjualan daring. Produk UMKM terletak di laman kategori khusus bernama Galeri Indonesia.
Vice President Government Relation Blibli.com Suherman Soemardi mengatakan, pertumbuhan penjualan dari Galeri Indonesia mencapai 300 persen selama masa pandemi. Jenis barang UMKM yang banyak dibeli konsumen adalah produk obat herbal (meningkat hingga 530 persen), bumbu dan bahan pangan (450 persen), peralatan kamar mandi (450 persen), serta sajian Nusantara (165 persen).