Pandemi Coivd-19 turut memengaruhi bisnis hulu migas Pertamina di luar negeri. Namun, sepanjang 2019, 13 blok migas di luar negeri masih berkontribusi signifikan.
Oleh
ARIS PRASETYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sepanjang 2019, sebanyak 13 lapangan minyak dan gas bumi yang dikelola PT Pertamina (Persero) di luar negeri mampu menyumbang 104.000 barel minyak per hari dan gas bumi 273 juta standar kaki kubik per hari. Di tengah pandemi Covid-19, Pertamina berusaha mempertahankan kinerja.
”Tidak dapat dimungkiri pandemi Covid-19 menimbulkan konsekuensi secara operasional dan finansial. Namun, kami pastikan bahwa semua operasi lapangan migas Pertamina di luar negeri tetap berjalan baik sembari mematuhi protokol Covid-19 yang berlaku di setiap negara,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman saat dihubungi di Jakarta, Senin (22/6/2020).
Kami pastikan bahwa semua operasi lapangan migas Pertamina di luar negeri tetap berjalan baik sembari mematuhi protokol Covid-19 yang berlaku di setiap negara.
Ke-13 lapangan migas yang dikelola Pertamina tersebar di Eropa, Amerika, hingga Asia. Sementara, dalam kinerja keuangan 2019, Pertamina berhasil membukukan laba bersih 2,53 miliar dollar AS atau sedikit lebih rendah dari raihan 2018 yang sebanyak 2,6 miliar dollar AS. Pajak dan deviden yang disetorkan Pertamina Rp 136,6 triliun.
Faktor utama penunjang kinerja Pertamina di 2019 adalah masih tingginya harga minyak mentah dunia di tahun tersebut, yakni ada di kisaran 62 dollar AS per barel dengan rerata kurs rupiah Rp 14.146 per dollar AS.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR pekan lalu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Dwi Soetjipto menyatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan aktivitas hulu migas di Indonesia terhambat. Permintaan minyak yang rendah menyebabkan harga minyak merosot drastis. Sejumlah perusahaan terpaksa merevisi proyeksi kinerja masing-masing.
”Rata-rata semua perusahaan hulu migas di dunia memangkas modal kerja mereka tahun ini sebesar 30 persen,” kata Dwi.
Dwi menambahkan, disebabkan pandemi Covid-19 yang menyeret penurunan harga minyak mentan dunia dan harga gas alam, dampak investasi hulu migas di Indonesia signifikan. Hingga Mei 2020, realisasi investasi hulu migas Indonesia 3,93 miliar dollar AS. Sementara target tahun ini adalah 13,8 miliar dollar AS yang kemungkinan hanya tercapai 11,8 miliar dollar AS sampai akhir tahun ini.