Pemprov NTT Meminta Pesawat Komersial dan Kapal Pelni Segera Masuk NTT
Pemprov Nusa Tenggara Timur berharap pemerintah pusat segera mendorong transportasi pesawat komersial dan kapal Pelni segera masuk daerah itu untuk mendongkrat pariwisata dan pertumbuhan ekonomi
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pemprov Nusa Tenggara Timur berharap pemerintah pusat segera mendorong transportasi pesawat komersial dan kapal Pelni segera masuk daerah itu. Kehadiran transportasi udara dan laut ke NTT mendongkrak pariwisata dan pertumbuhan ekonomi daerah dengan kategori termiskin ketiga nasional tersebut. Meski realitanya sejumlah destinasi wisata belum siap memberlakukan protap kesehatan.
Demikian antara lain disampaikan Wakil Gubernur NTT Yoseph Nae Soi dalam rapat kerja virtual dengan para menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Nasional, para gubernur dan wakil gubernur, serta para bupati di beberapa daerah, Sabtu (20/6/2020). Yoseph Nae Soi didampingi Kepala Dinas Kesehatan NTT Domi Mere, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Thomas Bangke, dan Jubir Gugus Tugas Covid-19 NTT Marius Ardu Jelamu.
Pemprov menjadikan sektor pariwisata sebagai penggerak utama roda pembanguan dan kemajuan di provinsi ini. Pariwisata itu bisa tumbuh dan berdaya guna bagi masyarakat jika akses penerbangan dan transportasi laut segera mungkin masuk daerah ini.
Dalam rapat itu, Nae Soi meminta pemerintah pusat membuka kembali akses penerbangan komersial dan pelayaran kapal milik PT Pelni ke NTT. Saat ini NTT sudah memasuki masa normal baru. Kedatangan transportasi udara dan laut ke NTT mendukung pertumbuhan pariwisata dan ekonomi secara keseluruhan di daerah ini.
”Pemprov menjadikan sektor pariwisata sebagai penggerak utama roda pembanguan dan kemajuan di provinsi ini. Pariwisata itu bisa tumbuh dan berdaya guna bagi masyarakat jika akses penerbangan dan transportasi laut segera mungkin masuk daerah ini,” kata Nae Soi.
Pernyataan Nae Soi itu menanggapi dukungan pemerintah pusat akan pembukaan destinasi pariwisata di NTT pada masa normal baru, yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbandio. Pembukaan pariwisata pada masa normal baru tetap memperhatikan protokol kesehatan. Kunjungan wisatawan diprioritaskan wisatawan lokal karena wisatawan mancanegara belum bisa masuk Indonesia terkait pandemi Covid-19.
Menurut Nae Soi, ketika normal baru diberlakukan, 15 Juni 2020, sejumlah destinasi wisata terutama wisata bahari diserbu masyarakat. Setelah hampir empat bulan berada di dalam rumah, wisatawan lokal NTT ramai-ramai mengunjungi sejumlah pantai, di sekitar mereka.
Namun, sebagian besar destinasi wisata belum menyediakan sarana dan prasarana sesuai tuntutan protap kesehatan. Justru destinasi wisata yang dikelola pemda pun belum disiapkan secara matang.
Destinasi wisata bahari Pantai Lasiana, Kelurahan Lasiana, Kota Kupang, yang dikelola Pemprov NTT, misalnya, masih menyisakan sejumlah persoalan. Maria Ina (54), warga Kelurahan Liliba, Kota Kupang, yang mengunjungi pantai Lasiana, Sabtu (20/6/2020) mengatakan, Pantai Lasiana tidak banyak berubah saat normal baru.
Belum lengkap
Sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan di pantai itu belum lengkap dibangun. Padahal, pemprov telah mengumumkan dan mengimbau agar semua destinasi wisata wajib memberlakukan protokol kesehatan. Namun, fakta lapangan, pemerintah sendiri tidak menyediakan sarana dan prasarana atau menghadirkan petugas lapangan yang mengatur praktik normal baru tersebut.
Pada pintu masuk pantai Lasiana, hanya ada petugas yang menyediakan retribusi masuk, tarif Rp 5.000 per sepeda motor dan Rp 10.000 per unit kendaraan mobil. Petugas karcis tidak mengenakan masker. Di dalam lokasi wisata tidak disiapkan air keran dan sabun untuk cuci tangan, serta pengunjung sendiri duduk berdempetan.
Padahal, informasi yang beredar pemprov akan dibangun air keran dengan sabun di beberapa titik, dimanfaatkan pengunjung secara gratis. Ada petugas yang mengarahkan praktik normal baru, di titik destinasi disiapkan masker berbayar. ”Aturan lain saat duduk atau berdiri tetap menjaga jarak satu sama lain, dan pengunjung wajib mencuci tangan sebelum meninggalkan lokasi wisata,” kata Maria.
Realitanya di pantai itu, tidak ada sarana dan prasarana yang dimaksud. Sarana dan prasarana di pantai tidak ada perubahan saat penerapan normal baru. Pantai Lasiana dikenal dengan pasir halus dan ombak yang tenang serta rerimbunan pohon lontar yang tumbuh alamiah tetapi berjajar teratur.
Ia mengatakan, destinasi wisata yang ada di dalam kota, dikelola pejabat langsung, juga tidak disiapkan sarana dan prasarana normal baru secara lengkap, apalagi destinasi wisata jauh dari ibu kota provinsi. Mestinya wisata itu menjadi wisata pantai percontohan. Pantai wisata Lasiana mulai dibuka untuk umum sejak Senin (8/6/2020) sebelum normal baru dibuka, 15 Juni.
Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Eden Kekakik mengatakan telah disiapkan tendon air pada pintu masuk lokasi wisata Lasiana bagi pengunjung. Di dalam lokasi pun telah dibangun sejumlah kamar mandi berbayar Rp 3.000 per orang.
”Kami akan siapkan tandon air, dan tempat sampah di setiap lopo atau rumah kerucut untuk pengunjung. Juga mengajak pedagang masker hadir di sana serta petugas pengawas pencegahan Covid-19. Di Lasiana sudah disiapkan Wi-Fi gratis bagi pengunjung, dan juga anak-anak di sekitar lokasi wisata untuk belajar secara online,” kata Kelakik.
Ia mengatakan, target PAD sektor pariwisata Rp 2 miliar sehingga dinas pariwisata dan ekonomi kreatif pun harus mempertimbangkan tercapainya target PAD juga. Tidak semua pemasukan di sektor pariwisata dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur di setiap destinasi wisata.