Meski IHSG mulai pulih, kondisi pasar saat ini masih perlu diwaspadai dengan memperhatikan sentimen-sentimen terkait Covid-19.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meningkatnya optimisme perihal pemulihan pasar modal membuat manajer investasi kembali menambah alokasi aset saham ke dalam portofolio investasi mereka. Namun, kewaspadaan ekstra dalam memilih saham tetap diperlukan. Sebab, fluktuasi diperkirakan masih tinggi hingga akhir tahun ini.
Investment Strategy Director and Chief Economist Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat menyebutkan, saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah berhasil melalui fase terendah sehingga Bahana memperbesar porsi saham dalam portofolio.
”Tetapi dalam memilih saham-saham yang patut dikoleksi, kami menetapkan sejumlah kriteria sebagai antisipasi kondisi pasar yang masih dibayangi ketidakpastian terkait dengan pandemi Covid-19,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (19/6/2020).
Kriteria tersebut, antara lain, perusahaan harus memiliki laporan neraca yang baik dengan beban utang rendah. Selain itu, perusahaan berada di sektor yang bagus dan relevan terhadap kondisi normal baru saat ini, contohnya perusahaan terkait sektor ekonomi digital, farmasi dan kesehatan, barang konsumsi, serta infrastruktur.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan Jumat ini, IHSG naik 17,02 poin atau 0,35 persen ke level 4.942,27. Dalam satu bulan terakhir, IHSG menguat 9,56 persen.
Kendati telah meningkatkan alokasi saham, Budi tetap menyarankan investor ritel agar tetap fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar. Terlebih lagi, saat ini investor asing juga belum begitu deras masuk ke pasar Indonesia.
Sepanjang perdagangan akhir pekan ini, investor asing melepas portofolio saham mereka dengan nilai jual bersih Rp 661,02 miliar di pasar reguler. Sementara, di pasar negosiasi dan tunai, investor asing membukukan pembelian bersih Rp 7,58 miliar.
”Selain memilih saham berkapitalisasi besar, disarankan pula untuk memilih saham dengan valuasi yang sudah terdiskon dari valuasi aslinya,” kata Budi.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi menyatakan, perusahaannya mulai fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar sebagai portofolio aset berbasis ekuitas di tengah kondisi pasar yang masih fluktuatif.
Dia optimistis pasar akan mulai kembali pulih secara bertahap dan kembali ke posisi seperti sebelum terjadinya pandemi pada triwulan I-2021. Namun, kondisi ini hanya akan terjadi jika tidak ada gelombang kedua penularan Covid-19 di Indonesia.
”Kalau Covid-19 sudah tertangani, diharapkan ada pemulihan pasar. Saat ini pelonggaran sudah dilakukan secara bertahap sehingga ekonomi juga akan bangkit secara bertahap,” ujar Lilis.
Dia memprediksi volatilitas pasar masih akan tinggi terkait dengan sejumlah faktor, salah satunya perkembangan pembuatan vaksin Covid-19. Di tengah fluktuasi pasar, porsi saham dalam portofolio Batavia Prosperindo masih fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar.
”Tentu saham-saham yang kami pilih adalah saham punya fundamental kuat dan proyeksi pendapatan juga kuat,” ujarnya.
Volatilitas pasar masih akan tinggi terkait dengan sejumlah faktor, salah satunya perkembangan pembuatan vaksin Covid-19.