Penggunaan dompet digital kian meningkat di kalangan masyarakat yang membatasi kontak fisik untuk mencegah penularan pandemi Covid-19. Tren ini mendorong penyedia dompet digital semakin meningkatkan fitur layanan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
Beberapa tahun terakhir, alat pembayaran terus bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi digital. Setelah alat pembayaran berbasis kartu, kini ada pembayaran berbasis aplikasi di ponsel pintar.
Kepraktisan bertransaksi pun banyak dirasakan masyarakat yang mulai menggunakan dompet dalam bentuk digital. Selain praktis, penggunaannya kini semakin dipercaya keamanannya karena mengurangi kontak fisik dengan uang tunai dan dompet konvensional.
Hal ini terlihat dari temuan perusahaan konsultan bisnis asal India, RedSeer Indonesia. Pada Mei 2020, mereka meriset penggunaan dompet digital untuk belanja daring (online) di Indonesia selama pandemi Covid-19.
Dibandingkan triwulan I-2019, di mana porsi penggunaan dompet digital hanya 7 persen dari berbagai bentuk pembayaran, pada periode sama pada 2020 penggunaannya meningkat drastis ke angka 22 persen.
”Pergeseran ini juga menyebabkan penurunan porsi transaksi pembayaran di tempat (cash on delivery/CoD), yang mengalami pertumbuhan cepat sebelum krisis. Peningkatan ini juga didorong manfaat promo cashback yang ditawarkan penyedia dompet digital,” tulis laporan tersebut.
Salah satu perusahaan penyedia dompet digital, DANA, juga menemukan peningkatan transaksi yang signifikan selama pandemi Covid-19. Ini disampaikan Chief Executive Officer dan co-founder DANA, Vincent Iswara, dalam webinar, Jumat (19/6/2020).
”Dari Januari hingga pertengahan Mei, kami melihat pertumbuhan transaksi pengguna meningkat sampai dengan 50 persen,” katanya.
Pertumbuhan itu terjadi dalam semua fitur, kecuali fitur pembayaran langsung di toko offline. Selain menjadi tempat penyimpanan uang, aplikasi DANA juga dapat digunakan untuk mengakses dana di rekening tabungan bank dan transfer berbagai pembayaran.
Dukung perekonomian
Senior Product Specialist DANA Handy Putranto, pada kesempatan sama, mengatakan, ada beberapa fitur yang menjadi favorit pengguna. Fitur itu adalah fitur donasi dan ”Groceries” untuk berbelanja.
Ia menjelaskan, fitur donasi naik enam kali lipat semenjak adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Fitur yang memungkinkan pengguna berdonasi langsung dengan nilai minimum Rp 1.000 disalurkan melalui KitaBisa untuk mendukung aksi sosial kemanusiaan.
Sementara, fitur favorit Groceries, yang bekerja sama dengan supermarket Happy Fresh, memungkinkan pembayaran di aplikasi untuk memenuhi kebutuhan belanja bulanan atau mingguan.
”Pembayaran ini tumbuh 3-4 kali sejak masyarakat mulai berhenti ke pasar sejak PSBB berlaku,” kata Handy.
Di tengah pandemi, DANA juga mendukung langkah pemerintah untuk menjaga keberlangsungan perekonomian rakyat, khususnya pedagang kecil. Melalui gerakan #BelanjadiWarungTetangga yang digagas Kementerian Koperasi dan UKM, masyarakat diajak mendaftarkan warung-warung di sekitar mereka.
Warung-warung tersebut dibantu agar beralih ke digital. Ini didukung aplikasi Warung Pangan yang dikembangkan PT Bhanda Graha Reksa dan DANA sebagai metode pembayaran. Warung-warung terdaftar juga mendapatkan voucer belanja di akun DANA milik mereka untuk membeli kebutuhan pokok dari perusahaan yang sama melalui aplikasi Mitra Warung Pangan.
Sejauh ini, sudah ada 3.500 warung yang terdaftar, dengan mayoritas warung kelontong (37,7 persen) dan warung makan (18,7 persen). Sisanya merupakan pedagang kecil dengan berbagai jenis usaha lainnya, termasuk kios pedagang sayur di pasar. Mayoritas warung (65,3 persen) berada di luar Jabodetabek, antara lain di Bandung, Surabaya, Medan, dan Yogyakarta.