Manfaatkan Komunikasi untuk Mendorong Pemulihan Pariwisata
Sektor pariwisata disebut paling terdampak pandemi Covid-19. Gunakan komunikasi mengenai promosi ataupun publikasi dan sosialisasi tentang destinasi serta persiapannya untuk mendorong minat wisatawan kembali berkunjung.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Sektor pariwisata disebut paling terdampak pandemi penyakit akibat Covid-19. Meskipun langkah pemulihan pariwisata sudah dipersiapkan di masa pandemi Covid-19 saat ini, pariwisata diprediksi mulai normal mulai 2021. Gunakan komunikasi mengenai promosi ataupun publikasi dan sosialisasi tentang destinasi serta persiapannya untuk mendorong minat wisatawan kembali berkunjung.
Sejak Covid-19 merebak di kawasan China, perjalanan wisata mulai berkurang. Termasuk Indonesia yang kemudian memberlakukan kebijakan pembatasan kunjungan ke Indonesia. Di sejumlah daerah di Indonesia menerapkan langkah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam upaya mengendalikan dan menangani penyebaran Covid-19.
”Dalam upaya pengendalian Covid-19 di Indonesia, penutupan obyek wisata juga dijalankan selain membatasi kunjungan dari luar negeri sejak Maret,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya dalam seminar secara dalam jaringan (daring) bertema ”Strategi Komunikasi Pariwisata Dalam Menghadapi New Normal Life”, Kamis (18/6/2020).
Dalam upaya pengendalian Covid-19 di Indonesia, penutupan obyek wisata juga dijalankan selain membatasi kunjungan dari luar negeri sejak Maret.
Seminar secara daring itu diselenggarakan Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Bali bersama Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Bali. Seminar yang dipandu dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Bali, Ni Made Ras Amanda Gelgel.
Pembicara lain adalah Dorien Kartikawangi (Ketua Bidang Riset dan Kompetensi Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia/Perhumas) dan I Made Ramia Adnyana (Wakil Ketua DPP Indonesian Hotel General Manager Association/IHGMA) serta Rai Suryawijaya.
Terkait situasi pariwisata Bali, Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menyebutkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali terus menurun sejak Februari 2020.
Jika selama Januari 2020 tercatat 528.883 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali, pada Februari hanya 363.937 kunjungan atau turun 31,19 persen. Adapun di bulan Maret, kedatangan wisman ke Bali sebanyak 156.877 kunjungan (turun 56,89 persen). Pada April, kedatangan wisman ke Bali tinggal 327 kunjungan (turun 99,93 persen).
Sektor tersier
Ramia mengatakan, pariwisata adalah sektor tersier dalam perekonomian Bali setelah pertanian dan industri. Akan tetapi, pariwisata mendominasi perekonomian Bali dengan kontribusi mencapai 69 persen lebih. Pariwisata Bali juga berkontribusi besar kepada pariwisata nasional. Ketika pariwisata terpuruk akibat pandemi Covid-19, menurut Ramia, Bali menjadi sangat terdampak.
Terkait hal itu, pemerintah sudah mewacanakan kelaziman baru era pandemi Covid-19. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyiapkan standar protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan (cleanliness, health, and safety/CHS) sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan terkait pariwisata dalam menghadapi masa kelaziman baru ini.
Lebih lanjut, Ramia menyebutkan, pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberikan informasi kepada publik tentang kondisi pandemi Covid-19. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga dinilai terus memperbaiki cara mengomunikasikan situasi pandemi kepada publik.
Kemampuan mengomunikasikan secara baik dan terarah tentang kondisi faktual pandemi, upaya pencegahan, dan aktivitas di masa pandemi Covid-19, menurut Ramia, juga menjadi bentuk sosialisasi dan edukasi bagi publik, termasuk sektor pariwisata.
Adapun Dorien mengatakan, humas berperan dalam menyusun strategi dan konten komunikasi sehingga informasi tersampaikan secara baik dan dipahami publik. Terkait kondisi pariwisata, khususnya Indonesia, menghadapi kelaziman baru era pandemi Covid -19, menurut dia, sosialisasi dan edukasi mengenai pedoman CHS dan protokol kesehatan juga harus menyentuh lapisan masyarakat yang terlibat langsung dengan sektor pariwisata.
Dorien juga menyebutkan wisata virtual dalam masa pandemi Covid-19 dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kerinduan dan mendorong minat orang untuk berwisata ketika kondisi sudah normal atau setelah situasi membaik.
Kalangan muda di daerah yang akrab dengan media sosial dapat mempromosikan potensi wisata di daerahnya melalui lini media sosial. ”Kolaborasi dan partisipasi masyarakat penting dalam masa persiapan ini,” kata Dorien dalam webinar.