Setelah tiga bulan kegiatan di tempat umum dibatasi untuk menurunkan penularan Covid-19, ruang gerak perekonomian mulai dibuka. Kegiatan ekonomi yang lebih luas, seperti kembali membuka mal, dilakukan meskipun penularan baru Covid-19 landai.
Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020 diperkirakan anjlok, mungkin negatif. Untuk menjaga pertumbuhan tahun ini tetap positif, pemerintah perlu merancang dengan baik segmen ekonomi yang mendapat bantuan modal kerja.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) patut mendapat prioritas mengingat jumlah orang yang terlibat. Mengutamakan sektor UMKM mencegah ketimpangan kesejahteraan memburuk dan orang miskin bertambah.
Jumlah UMKM pada 2018, menurut laman Kementerian Koperasi dan UKM, sebanyak 64,2 juta unit atau 99,9 persen dari total unit usaha nasional. Dari jumlah itu, 98 persennya berupa usaha mikro. UMKM menyerap 116,98 juta orang atau 97 persen tenaga kerja dengan sumbangan 61 persen terhadap ekonomi nasional berdasarkan harga berlaku.
Dalam keterbatasan dana, strategi pemerintah menciptakan konsumsi melalui bantuan sosial dapat berefek ganda apabila dirancang untuk juga menimbulkan kegiatan produksi penerima bantuan dengan mengaitkan pada UMKM.
Selain kegiatan padat karya, suntikan dana pada perekonomian juga dapat diberikan melalui UMKM di bidang produksi, pengolahan, hingga logistik yang banyak dibutuhkan masyarakat. Contohnya kesehatan, seperti fitofarmaka dan herbal; pangan, yaitu pertanian dan perikanan; serta transportasi dan energi.
Menurut pendiri dan Direktur Pekka Nani Zulminarni, kebijakan ekonomi harus lebih fokus pada keberlanjutan rantai pasok dan penguatan kapasitas produksi pangan lokal serta mengurangi ketergantungan pada impor. Perbaikan data kependudukan serta mensinkronkan bansos dengan kegiatan produktif masyarakat akar rumput dan mensinkronkan program kementerian yang sekarang masih berjalan sendiri-sendiri akan memaksimalkan manfaat dana pemerintah yang terbatas.
Pemerintah sudah memiliki instrumen penyaluran kredit ultramikro seperti UMi dan kredit mikro seperti Mekaar. Bagi industri perbankan, UMKM juga menjadi lahan menarik sejak bertahun-tahun lalu. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang memiliki jaringan petugas lapangan di seluruh Indonesia dan aplikasi digital, seperti disebut direktur utamanya, Sunarso, tetap fokus pada UMKM. Melayani UMKM memberi keuntungan cukup dan tunggakan pinjamannya rendah.
International Financial Corporation (IFC) World Bank Group dan USAID pada tahun 2016 membuat laporan khusus mengenai potensi UMKM Indonesia, terutama yang dijalankan perempuan. Sektor UMKM, menurut IFC, memiliki pertumbuhan tertinggi, tetapi masih kurang disentuh. Pandemi Covid-19 menuntut cara baru menjawab tantangan ke depan. Mengembangkan kewirausahaan UMKM menjadi peluang Indonesia tumbuh lebih produktif, liat, dan berkelanjutan karena tidak ada satu pun tertinggal.