Keragaman Produk Emas Topang Ketahanan Selama Pandemi
Produsen dan penyedia perhiasan emas PT Hartadinata Abadi Tbk mengumumkan pendapatan Rp 3,24 triliun sepanjang 2019 atau tumbuh 17,8 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya. Kenaikan harga emas turut menyokongnya.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Hartadinata Abadi Tbk, produsen dan penyedia perhiasan emas, optimistis dapat bertahan selama pandemi Covid-19 karena memiliki beragam lini produk. Produk yang bermacam-macam bisa menjadi penopang di situasi yang tidak menentu.
Dalam menghadapi fluktuasi harga emas yang antara lain dipengaruhi oleh pandemi Covid-19, Chief Executive Officer PT Hartadinata Abadi Tbk Sandra Sunanto mengatakan, korporasi memiliki lini produk yang lengkap sehingga dapat menyesuaikan diri dalam situasi tersebut.
”Kami memiliki produk perhiasan emas dengan kadar rendah yang dicari konsumen ketika harga emas tinggi. Kami juga memiliki logam mulia yang tren harganya terus meningkat sehingga membuat konsumen merasa aman (dalam berinvestasi). Oleh karena itu, kami memfokuskan (belanja) teknologi untuk mengembangkan produk pada tahun ini,” tuturnya saat konferensi pers dalam jaringan (daring), Rabu (17/6/2020).
Pandemi Covid-19, menurut Sandra, juga meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai. Hal ini dapat dijawab oleh lini bisnis gadai yang dimiliki oleh korporasi. Biasanya, aktivitas gadai meningkat seiring dengan naiknya kebutuhan uang tunai.
Terkait periode Ramadhan-Lebaran 2020, Sandra menyatakan, lini toko perhiasannya terdampak oleh kebijakan pembatasan sosial berskala besar. Imbasnya, omzet korporasi saat periode tersebut lebih rendah 40 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Sepanjang 2020, Chief Financial Officer PT Hartadinata Abadi Tbk Deny Ong mengatakan, anggaran belanja modal korporasi mencapai Rp 58 miliar, dengan Rp 40 miliar di antaranya untuk pengembangan mesin. Hingga Maret 2020, realisasinya telah mencapai Rp 37 miliar.
Pada kesempatan yang sama, PT Hartadinata Abadi Tbk juga mengumumkan kinerja keuangan sepanjang 2019. Pada 2019, korporasi membukukan laba bersih sebesar Rp 150,25 miliar yang naik 21,3 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Pendapatan perusahaan sepanjang 2019 pun tumbuh 17,8 persen menjadi Rp 3,24 triliun. Perolehan ini disokong oleh kenaikan harga emas selama tahun 2019, meningkatnya volume penjualan kepada pihak wholesaler sebesar 9,3 persen, dan pertumbuhan penjualan dari toko milik korporasi sebesar 18,4 persen.
Meskipun demikian, Deny menyebutkan, perusahaan merevisi proyeksi pertumbuhan pendapatan sepanjang 2020 akibat pandemi Covid-19. Mulanya, pertumbuhan sepanjang 2020 diperkirakan dapat mencapai 20-25 persen, sedangkan kini disesuaikan menjadi maksimal 20 persen.
Rambah daring
Sebagai salah satu inovasi pada 2020, PT Hartadinata Abadi mulai merambah kanal daring untuk menjual perhiasan langsung ke konsumen. Sekitar sepekan lalu, korporasi membuka ”toko” perhiasan di Shopee.
Melalui pembukaan kanal daring tersebut, Sandra ingin menunjukkan kepada konsumen bahwatransaksi dan pembelian perhiasan melalui e-dagang dapat berjalan dengan aman dan terjamin. Perusahaan juga menggandeng pihak logistik tertentu untuk menjamin perhiasan sampai di tangan konsumen secara aman.
Pada tahun ini, perusahaan belum menentukan target penjualan di kanal daring. ”Karena masih baru, kami ingin fokus pada evaluasi penjualan perhiasan secara daring. Kami ingin melihat animo masyarakat terlebih dahulu,” kata Sandra.