Filantrop Tumbuhkan Ketahanan Pangan dari ”Akar Rumput”
Gerakan kedermawanan turut mendorong ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19. Termasuk di desa-desa penghasil pangan yang ”terkucil” karena segenap pembatasan menghambat rantai distribusi.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama pandemi Covid-19, sejumlah lembaga filantropi membentuk gerakan ”akar rumput” atau berasal dari masyarakat untuk membantu mereka yang membutuhkan. Gerakan kedermawanan ini dinilai dapat menjaga ketersediaan pangan.
Menurut Ketua Dewan Penasihat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bayu Krisnamurthi, lembaga filantropi dapat terjun langsung ke masyarakat melalui sejumlah gerakan untuk mencegah situasi darurat pangan selama pandemi Covid-19. ”Gerakannya berskala mikro dan berdampak,” katanya pada diskusi dalam jaringan yang diadakan Filantropi Indonesia, Selasa (16/6/2020).
Secara spesifik, Bayu berharap kegiatan-kegiatan itu menyasar sampai ke tingkat desa karena masih ada sejumlah orang yang mudik pada Ramadhan-Lebaran lalu dan berisiko menjadi orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Bentuk kegiatannya dapat berupa bantuan langsung yang disertai pendampingan dan pemantauan terhadap desa-desa yang menjadi sasaran.
Gerakan kedermawanan juga membantu desa-desa penghasil pangan menghadapi fenomena diskriminasi internet di tengah tren rantai pasok yang memanfaatkan teknologi digital selama pandemi Covid-19. Bayu menggarisbawahi, mayoritas produsen pangan di desa tidak memiliki akses terhadap internet.
Meskipun belum merambah ke perdesaan, perwakilan Dompet Dhuafa, Sifing Lestari, menyebutkan, lembaganya telah merambah ke daerah pinggiran kota. Salah satu programnya adalah kebun pangan keluarga. Dalam program ini, Dompet Dhuafa turut berperan menyediakan bibit dan media tanam.
Per 21 Mei 2020, Dompet Dhuafa mencatat, penerima manfaat program Kebun Pangan Keluarga mencapai 426 keluarga dan 44 jiwa. Penerima manfaat ini tersebar di 33 lokasi yang berada di tujuh provinsi.
Selain itu, Sifing menyebutkan, Dompet Dhuafa juga memiliki program bernama Kampung Tangguh Cekal Corona. Tak hanya menyalurkan bantuan pangan, program ini juga turut melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta warung setempat agar aktivitas perekonomiannya tetap berjalan.
Terkait pendataan, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan pemerintah administratif setempat. Dampaknya, kerja sama dalam pendataan ini membuat penyaluran bantuan tidak tumpang tindih di tingkat penerima manfaat.
Selain Dompet Dhuafa, Kagama Care juga memiliki program yang berorientasi pada ketersediaan pangan masyarakat selama pandemi Covid-19. Dua program itu bernama Urban Farming dan Canthelan.
Program Urban Farming telah menjangkau hingga 14 provinsi, sedangkan program Canthelan telah menjangkau 22 provinsi. Adapun dana yang telah disalurkan untuk Urban Farming berkisar Rp 35 juta dan program Canthelan sekitar Rp 80 juta.
Sulastama Raharja, perwakilan dari Kagama Care, menuturkan, Canthelan berupa kegiatan meletakkan paket makanan di suatu area untuk diambil oleh orang-orang yang membutuhkan secara cuma-cuma. Modal awal program ini berkisar Rp 500.000-Rp 1,5 juta per lokasi.
Hingga saat ini, Sulastama menyebutkan, Canthelan sudah ada di 107 titik lokasi. Dalam menyiapkan paket tersebut, dia mengatakan, bahan-bahan pangan yang diambil berasal dari area yang sama. Orang-orang yang terlibat pun berada di sekitar lokasi tersebut.