Pandemi Covid-19 membawa perubahan yang semakin cepat di industri perbankan. Pengguna layanan digital pun berlipat karena warga mesti beradaptasi dengan segenap protokol kesehatan di tengah pandemi.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
Sektor keuangan, khususnya perbankan, mengalami perubahan yang lebih cepat menuju dunia digital akibat pandemi Covid-19. Hal ini menjadi modal yang bisa dijadikan senjata bagi para pelaku industri keuangan untuk mengantisipasi potensi peningkatan jumlah kasus Covid-19.
Dalam diskusi virtual pertengahan pekan ini, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengatakan, pembatasan sosial membuat lanskap keuangan berubah lebih cepat. Dibandingkan dengan tiga tahun lalu, masyarakat saat ini lebih terbiasa bertransaksi secara digital.
”Kami sudah berdiskusi dengan asosiasi LPS sedunia. Ada kecenderungan masyarakat menggunakan uang digital tanpa perlu datang ke ATM (anjungan tunai mandiri) dan kantor cabang bank,” ujarnya.
Kondisi ini menjadi tantangan bagi LPS untuk segera membuat kajian terkait dengan cakupan penjaminan uang digital agar stabilitas sektor keuangan tetap terjaga. Pasalnya, saat ini sejumlah uang digital tidak diterbitkan oleh perbankan sehingga berada di luar cakupan penjaminan oleh LPS.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, pandemi Covid-19 justru memicu orang-orang untuk belajar dan mendalami digitalisasi dengan adanya anjuran belajar dan bekerja dari rumah yang membutuhkan bantuan digital.
Secara perlahan, berbagai sektor usaha mulai mengarah ke layanan digital. Padahal, sebelumnya, menurut Jahja, banyak keengganan tetutama dari generasi yang lebih tua untuk mendalami dan mempelajari digitalisasi.
Pertumbuhan bulanan pembayaran digital dari nasabah BCA, kata Jahja, melesat luar biasa dibandingkan dengan sebelum ada pandemi Covid-19. Peningkatan pengguna dan layanan mencapai 3 persen. Sementara semenjak ada pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran Covid-19, pertumbuhan bulanan penggunaan layanan pembayaran digital meningkat ke kisaran 20-30 persen.
”Jumlah pengguna sistem pembayaran digital di BCA saat ini sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna ATM. Ini sangat membantu efisiensi bagi kami daripada melayani pembayaran tunai,” ujar Jahja.
Sejumlah bank tetap melayani nasabah dan calon nasabah setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan bekerja di rumah. Layanan digital perbankan dioptimalkan meskipun layanan secara konvensional tetap diberikan.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rully Setiawan menyatakan, sejak 16 Maret 2020, Bank Mandiri sudah menerapkan konsep work from home (WFH) menyusul imbauan pemerintah untuk mengurangi kegiatan di luar rumah. ”Dalam kondisi seperti ini, prioritas kami tentu adalah kesehatan nasabah dan karyawan,” ujarnya.
Mekanisme bekerja dari rumah tidak mengurangi jam operasional kantor cabang Bank Mandiri yang tetap beroperasi secara normal pukul 08.00-15.00. Namun, Rully tetap menyarankan kepada nasabah agar menggunakan aplikasi daring Mandiri untuk melakukan transaksi keuangan.
”Bahkan, saat ini calon nasabah sudah dapat membuka rekening tabungan melalui panggilan video (video call) sehingga masyarakat tidak perlu ke luar rumah,” ujar Rully.