”Corona Bundling” dan Selancar Bisnis di Tengah Pandemi
Strategi yang disebut ”Corona bundling” ini bertujuan untuk menarik konsumen membeli produk sekaligus mengedukasi masyarakat tentang bahaya dan upaya mengantisipasi virus korona baru.
Oleh
cyprianus anto saptowalyono
·3 menit baca
Pandemi Covid-19 menimbulkan kondisi yang diwarnai perubahan mendadak, ketidakpastian, kerumitan, dan kerepotan di berbagai bidang kehidupan, salah satunya bisnis. Untuk mempertahankan bisnis, pelaku usaha harus mampu berselancar di tengah dampak di tengah penyakit yang disebabkan virus korona baru tersebut.
”Cara kita berpikir sangat menentukan kemampuan kita berselancar di tengah gelombang pandemi Covid-19 seperti sekarang ini,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey pada diskusi virtual bertema ”Strategi Pemulihan Bisnis Ritel Pascapandemi Korona” di Jakarta, Jumat (12/6/2020).
Menurut Roy, ada enam tipe penyikapan dalam situasi pandemi Covid-19. Tipe yang dimaksud adalah takut, paranoid, pesimistis atau menyerah, dapat menerima, siap, dan menganggapnya sebagai semacam berkah yang tersamar.
Aprindo, misalnya, menyikapinya dengan menyatakan kepada publik untuk menggulirkan kembali bisnisnya di tengah pandemi. Para peritel modern siap memasuki transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Ada pula para pelaku usaha lain yang membaca peluang dan menumbuhkan usaha di tengah pandemi. Mereka, kata Roy, kebanyakan dari sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
”Banyak teman-teman UMKM yang ngomong ke saya kalau mereka sekarang punya bisnis masker, cairan pembersih tangan (hand sanitizer), disinfektan, bahkan bisnis jasa penyemprotan yang muncul karena ada korona,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Roy, ada juga berkreasi dan berinovasi sembari mengedukasi masyarakat tentang bahaya dan upaya mengantisipasi virus korona baru. Salah satunya dengan menerapkan strategi penggabungan produk (bundling) dengan memasukkan masker atau lembaran informasi penting terkait Covid-19 ke dalam kemasan produk yang dijual ke konsumen.
Ada juga berkreasi sembari mengedukasi masyarakat tentang bahaya dan upaya mengantisipasi virus korona baru. Salah satunya dengan menerapkan strategi bundling dengan memasukkan masker atau lembaran informasi penting terkait Covid-19 ke dalam kemasan produk.
Strategi yang disebut Corona bundling ini bertujuan untuk menarik konsumen juga. Banyak juga konsumen yang ingin tahu cara mengantisipasi Covid-19.
”Langkah seperti ini juga membangun citra produk sehingga konsumen loyal dan bahkan bersimpati karena melihat kita bukan hanya jualan, melainkan punya kepedulian terhadap penanganan Covid-19,” kata Roy.
Chief Strategy Consultant Arrbey Handito Joewono mengatakan, langkah pertama yang diperlukan pelaku usaha di tengah pandemi ini adalah memahami situasi, termasuk kondisi pasar, konsumen, pemasok, kompetitor, hingga kebijakan pemerintah. Setelah memahami situasi dengan baik, selanjutnya perlu membuat strategi.
”Salah satu komponen utama strategi adalah penentuan target atau sasaran. Daya saing produk dan layanan memengaruhi penentuan hal ini. Selanjutnya mencari cara mencapai target tersebut,” ujarnya.
Menurut Handito, ritel adalah bisnis di sisi tengah, yakni antara produsen dan konsumen. Peritel pun harus melihat kemampuan konsumen dan pemasok dalam membuat sasaran.
Target pemasaran tinggi tidak akan tercapai ketika kemampuan pemasok terbatas. Handito mencontohkan, pada awal Covid-19 merebak di Indonesia, pasokan masker tidak mampu mengimbangi permintaan.
Pandemi Covid-19 pun mengubah pilihan konsumen dalam berbelanja, baik mengenai produk yang dibeli maupun cara pembelian.
Sementara itu, Ketua DPD Aprindo Jawa Timur April Wahyu Widati menuturkan, banyak hal tidak biasa yang dialami selama menjalani PSBB. Tidak semua hal tersebut bisa dilakukan seluwes atau semudah sebelumnya dan ini tentu berpengaruh terhadap kondisi bisnis ritel.
”Pandemi Covid-19 pun mengubah pilihan konsumen dalam berbelanja, baik mengenai produk yang dibeli maupun cara pembelian. Perusahaan ritel pun harus lebih berinovasi dan terus mencari cara dalam menyikapi dampak pandemi,” ujarnya.