Belum Semua Fasilitas dan Layanan Hotel Beroperasi
Pengelola sejumlah fasilitas umum di Surabaya diminta tidak membuka layanan-layanan yang masih sangat rentan menjadi media penularan Covid-19.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pengelola sejumlah fasilitas umum di Surabaya diminta tidak membuka layanan-layanan yang masih sangat rentan menjadi media penularan Covid-19. Pengoperasian sebagian layanan yang telah diizinkan pun harus mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Sejumlah layanan yang belum diperbolehkan dibuka antara lain fasilitas kolam renang, pusat kebugaran, ruang pertemuan, dan restoran yang berada di hotel. Tempat rekreasi hiburan umum dan sejumlah rumah ibadah yang berada di kawasan penularan tinggi juga belum bisa beroperasi.
Fasilitas-fasilitas itu kalau dibuka berpotensi menjadi media penularan baru. (Tri Rismaharini)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat mengadakan pertemuan webinar dengan pengelola hotel di Surabaya, Jumat (12/6/2020), mengatakan, meskipun hotel sudah boleh beroperasi, ada sejumlah fasilitas yang belum boleh dibuka. Fasilitas tersebut antara lain kolam renang, ruang pertemuan, salon, dan restoran. ”Fasilitas-fasilitas itu kalau dibuka berpotensi menjadi media penularan baru,” katanya.
Risma menegaskan, operasionalisasi hotel harus tetap mengikuti protokol kesehatan. Semua petugas wajib mengenakan masker dalam melayani tamu. Semua tamu harus melewati pemeriksaan suhu tubuh dan tidak diperbolehkan membuat kerumunan.
”Fasilitas ruang pertemuan dan pernikahan untuk sementara waktu belum bisa dioperasikan, kami masih berkonsultasi dengan ahli untuk menyusun aturannya,” katanya.
General Manager Hotel Santika Premiere Gubeng, Surabaya, Agus Triyono berkomitmen mengikuti aturan yang ditetapkan Pemkot Surabaya. Bahkan, prosedur standar operasi di seluruh hotel kelompok Kompas Gramedia di Jatim lebih ketat untuk mencegah penularan di hotel.
Dalam hal pelayanan makan, tamu diberi menu dan diminta menuliskan di kamar. Buku menu itu akan diambil oleh petugas hotel dan makanan diantar ke kamar masing-masing tamu. ”Peralatan yang dibawa tamu, seperti tas dan koper termasuk alas kaki, disemprot cairan disinfektan sebelum masuk area hotel,” ujarnya.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Irvan Widyanto mengatakan, saat ini seluruh tempat rekreasi hiburan umum belum boleh buka hingga waktu yang belum ditentukan. Pihaknya bersama ahli segera menentukan waktu yang tepat agar tempat keramaian tidak menjadi kluster penularan baru.
”Meskipun sudah ada protokol kesehatan untuk tempat hiburan, seperti karaoke, diskotek, bar, spa, tempat kebugaran, biliar, dan bioskop, sementara belum diizinkan dibuka. Tim akan melakukan patroli untuk memastikannya dan akan diberi sanksi apabila melanggar,” ujar Irvan.
Selain itu, ada 20 rumah ibadah, terdiri dari 16 masjid dan 4 gereja, yang diminta tidak melakukan kegiatan. Rumah ibadah itu berada di kawasan yang tingkat penularannya masih cukup tinggi. Jika tempat ibadah dibuka, dikhawatirkan terjadi kerumunan dan beroptensi menjadi kluster penularan baru.
Warga peduli
Sementarara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Muhammad Fadil Imran telah meluncurkan 34 Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo dan dua pondok pesantren. Acara digelar di Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo RW IV, Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, pada Kamis (11/6/2020) petang.
Di Surabaya sebanyak 1.390 rukun warga (RW) dan 1.330 kampung yang sudah membuat Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Dua Pondok Pesantren Tangguh berada di Darul Ubudiyah Raudhatul Muttaallim, Jalan Jatipurno Semampir, dan Pondok Pesantren Tanfidzul Quran di Jalan Wonosari Tegal Wonokusomo Semampir.
Menurut Risma, ada beberapa RW yang memang tidak bisa dibuatkan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo lantaran lokasi rumah berjauhan satu dengan yang lain. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan semangat kepada warga untuk bersama-sama dalam upaya menghadang penularan Covid-19. Dengan demikian, suatu saat nanti ”Kota Pahlawan” dapat terbebas dari pandemi global. ”Berkat dukungan warga, semoga Surabaya segera bebas dari Covid-19,” tegasnya.
Fadil Imran mengatakan, dengan upaya ini, Kota Surabaya dapat segera keluar dari permasalahan Covid-19. ”Saya yakin dengan kehadiran Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo cepat membuat Surabaya keluar dari masalah Covid-19,” kata Fadil.
Kehadiran Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo itu bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam menjalankan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.