Ekonomi Surut di Tengah Pandemi, Bank Sentral AS Tahan Suku Bunga
Kondisi perekonomian yang masih tak menentu akibat pandemi Covid-19 membuat Bank Sentral Amerika Serikat menahan suku bunga pada kisaran 0-0,25 persen.
Oleh
dewi indriastuti
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve atau The Fed, berkomitmen menggunakan perangkatnya untuk mendukung perekonomian AS. Dukungan penuh diberikan di tengah kondisi perekonomian yang menantang akibat pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan krisis kesehatan. Kondisi menyeret turun kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan masyarakat kehilangan pekerjaan. Kondisi diperparah oleh permintaan minyak dunia yang melemah serta penurunan harga minyak dunia yang membuat inflasi terseret turun.
Secara keseluruhan, berbagai hal itu membuat proyeksi perekonomian dalam jangka menengah menjadi penuh risiko.
”Untuk itu, Komite memutuskan untuk menjaga suku bunga acuan The Fed pada kisaran 0-0,25 persen,” kata Ketua The Fed Jerome Powell dalam keterangan kepada media, Rabu (10/6/2020) siang waktu New York, Amerika Serikat, atau Kamis (11/6/2020) dini hari waktu Indonesia.
Keputusan itu diambil dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka yang juga diikuti Jerome Powell.
Komite berharap bisa menjaga suku bunga acuan The Fed hingga kondisi perekonomian mulai membaik, yang antara lain ditandai dengan peningkatan serapan tenaga kerja. Komite juga menanti saat yang tepat untuk menaikkan suku bunga acuan, hingga pasar juga percaya diri.
Komite memutuskan untuk menjaga suku bunga acuan The Fed pada kisaran 0-0,25 persen.
Pada April 2020, Dana Moneter Internasional memproyeksikan perekonomian AS tumbuh minus 5,9 persen pada tahun ini. Sementara perekonomian global tumbuh minus 3 persen.
Dalam pengantarnya perihal perkiraan kondisi perekonomian dunia, Konselor Ekonomi IMF Gita Gopinath menyampaikan, kondisi akibat pandemi Covid-19 disebutnya sebagai The Great Lockdown. Hal ini berdasarkan proyeksi mengenai perekonomian dunia yang menciut secara dramatis.
Rapat dewan gubernur
Sebelumnya, dalam siaran pers mengenai kondisi ekonomi terkini yang dirilis Bank Indonesia, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menuturkan, kebijakan normal baru diperkirakan akan mendorong aktivitas ekonomi, terutama dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
”Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2020 diperkirakan akan turun dan kembali meningkat pada triwulan III-2020. Sementara perkiraan ekonomi Indonesia 2020 perlu dilihat lagi dengan berbagai perkembangan data terbaru,” papar Onny.