Destinasi Wisata di NTT Ditutup Jika Tidak Mengikuti Protap Kesehatan
Destinasi wisata di Nusa Tenggara Timur ditutup jika pengelola tidak mengikuti prosedur tetap kesehatan, padahal desntinasi wisata yang dikelola swasta umumnya belum siap menerima wisatawan sesuai protap kesehatan
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS - Destinasi wisata di Nusa Tenggara Timur ditutup jika pengelola tidak mengikuti prosedur tetap kesehatan. Hampir semua destinasi wisata yang dikelola swasta hingga kini belum siap menerima wisatawan sesuai protap kesehatan.
Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur Eden Kalakik di Kupang, Minggu (7/6/2020) mengatakan, beberapa destinasi wisata di NTT mulai dibuka, Senin (8/6/2020) seperti wisata pantai bahari Lasiana Kota Kupang. Pengelola pantai sudah siap menjalankan normal baru pada 15 Juni 2020 mendatang. Realitanya sebagian besar destinasi wisata yang dikelola swasta belum bisa menyiapkan prosedur tetap (protap) kesehatan.
“Destinasi wisata yang belum menyiapkan sarana dan prasarana menjalankan normal baru pada 15 Juni 2020 akan diberi teguran. Jika tidak ditaati dilanjutkan dengan peringatan tertulis. Apabila belum juga mentaati, destinasi itu terpaksa ditutup Pemda. Ketentuan ini sudah disampaikan kepada semua bupati dan wali kota untuk ditindaklanjuti di daerah masing-masing,” kata Kalakik.
Pemprov mengingatkan semua pengelola destinasi wisata agar benar-benar menjalankan protap kesehatan sehingga tidak ada warga yang tertular ketika berwisata di NTT. Pengelola destinasi wisata harus memastikan, wilayah itu benar-benar aman, bebas dari penularan Covid-19.
Destinasi wisata yang belum menyiapkan sarana dan prasarana menjalankan normal baru pada 15 Juni 2020 akan diberi teguran. Jika tidak ditaati dilanjutkan dengan peringatan tertulis. Apabila belum juga mentaati, destinasi itu terpaksa ditutup Pemda. Ketentuan ini sudah disampaikan kepada semua bupati dan wali kota untuk ditindaklanjuti di daerah masing-masing (Eden Kalakik)
Pada lokasi destinasi itu disiapkan air kran dengan sabun, tandon air, thermo gun, Posko Covid-19 lengkap dengan petugas, masker berbayar, dan baliho atau spanduk protap Covid-19. Peserta tetap menjaga jarak satu sama lain, kecuali anggota keluarga. Ketentuan ini harus diumumkan secara lisan dan tertulis di depan pintu masuk titik destinasi.
Petugas Gugus Tugas Covid-19 di lokasi pariwisata akan memantau setiap pengunjung agar duduk atau berbicara antara mereka dan menjaga jarak 1,5 – 2 meter. Jika pengunjung tidak menataati ketentuan, dipersilahkan meninggalkan lokasi wisata.
Apabila kemudian hari, ada kasus penularan Covid-19 pada destinasi tertentu, destinasi itu harus ditutup setelah tim kesehatan turun ke lapangan memastikan adanya kasus penularan Covid-19.
Berlaku bagi semua
Persyaratan protap kesehatan ini, juga berlaku bagi semua pengelola home stay, cottage, hotel, dan panitia gelar budaya, festival, seminar tatap muka, dan kegiatan yang melibatkan massa. Jika ada yang melanggar protap kesehatan, mendapatkan sanksi penutupan atau pembatalan.
Ia mengatakan, ke depan Pemprov NTT mengupayakan agar wisatawan bisa tinggal di daerah itu sampai tujuh hari, selama ini hanya 4 -5 hari. Jumlah wisatawan ke NTT pada 2019 sebanyak 1,2 juta jiwa. Target 2020 sebanyak 2 juta. Target ini kemungkinan sulit tercapai, bahkan diprediksi tidak sampai 1,2 juta seperti 2019.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia Kabupaten Manggarai Barat Evodius Konsomar mengatakan, pemerintah daerah harus bantu pengadaan sarana dan prasarana guna memenuhi protap kesehatan di setiap destinasi wisata yang dikelola swasta. Jika pemda ingin agar ekonomi di NTT tumbuh dari sektor pariwisata, Pemda mesti terlibat.
“Bantulah masyarakat seperti destinasi wisata Batu Cermin di Labuan Bajo karena pemda punya dana. Kami swasta sangat sulit bergerak terutama pelaku pariwisata sector tour dan travel. Sektor ini terancam bangkrut setelah tiga bulan wisatawan tidak datang ke Labuan Bajo dan sekitarnya,”kata Evodius.
Ia mengatakan, jumlah pelaku wisata sektor tour dan travel di Manggarai Barat sebanyak 150 orang. Masing-masing mereka memiliki kapal wisata 1-8 unit. Satu unit kapal wisata dibeli dengan harga Rp 300 juta – Rp 800 juta. Kapal-kapal ini memiliki kabin dan kamar tidur. Kapasitas penumpang bervariasi, tergantung ukuran kapal, yakni 4-15 orang.
Jumlah kapal wisata ini sekitar 750 unit. Meski kapal-kapal ini selama tiga bulan terakhir tidak beroperasi, tetapi pengelola kapal tetap mengeluarkan biaya Rp 20 juta – Rp 50 juta per bulan. Biaya itu antara lain untuk parkir di pantai, upah penjaga kapal, mengisi air dan bahan bakar solar. Khusus penjaga kapal ini sangat penting agar kapal tidak cepat rusak. Air masuk dalam kapal harus disedot keluar, dan kapal tidak hanyut terbawa arus laut.
Ia mengatakan, informasi yang diterima ada tiga kapal pesiar tenggelam atau rusak karena tidak ada penjaga. Pengelola kapal tidak mampu lagi membayar penjaga kapal karena tidak ada wisatawan yang datang. Jika rata-rata satu kapal dinilai Rp 550 juta maka tiga unit kapal tenggelam tersebut, pengusaha yang kapalnya tenggelam itu, mengalami kerugian sekitar Rp 1,7 miliar.
Sementara Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) NTT Leo Arakian mengatakan, sejak tiga bulan terakhir sebanyak tiga unit hotel di Kota Kupang ditutup, yakni M, Silvia Eksekutif, dan hotel Astiti. Penutupan hotel oleh pengelola (pemilik) karena tidak ada tamu yang datang, berdampak tidak ada pemasukan.
Ia mengatakan, PHRI telah menyurati pemprov agar membebaskan pajak hotel selama masa pandemic Covid-19. Tetapi pemrov tidak punya kewenangan melakukan intervensi kabupaten/kota, tetapi tetap menindaklanjuti usulan itu.
“Kota Kupang tidak mewajibkan hotel membayar pajak selama masa pandemi Covid-19, demikian pula 21 pemkab di NTT. Hanya pengelola hotel diminta jujur membayar pajak kalau ada tamu yang datang,”kata Leo.
Jumlah hotel di Kota Kupang 64 unit dan 58 unit restauran. Sesuai rencana, Senin (8/6/2020) beberapa hotel di Kota Kupang dibuka bagi para tamu, yakni Hotel Krisal Swis Bel, On The Rock, Amaris, dan Hotel Aston. Hotel lain masih ditutup.