Saat Pandemi Covid-19, Mitra Gojek Diringankan oleh Semangat Gotong Royong
Di tengah kesusahan akibat pandemi Covid-19, di ekosistem Gojek masih ada gotong royong. Bantuan sosial dari Gojek kepada mitra, dari konsumen ke mitra, bahkan antarmitra sangat dirasakan manfaatnya.
Oleh
HARYO DAMARDONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil survei terbaru Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) kepada 41.393 mitra pengemudi Gojek mengungkapkan mitra Gojek tertolong oleh semangat gotong royong di ekosistem perusahaan tersebut.
Akhir bulan Maret 2020, manajemen senior dan karyawan Gojek bahkan telah mengumpulkan donasi senilai Rp 100 miliar. Hasil sumbangan internal secara gotong royong itu untuk meringankan beban mitra pengemudi, merchant, dan mitra Gojek lainnya.
”Hasil riset ini menarik. Di tengah kesusahan akibat pandemi Covid-19, di ekosistem Gojek masih ada gotong royong. Bantuan sosial dari Gojek kepada mitra, dari konsumen ke mitra, bahkan antarmitra sangat dirasakan manfaatnya. Semangat saling membantu inilah yang kami lihat sebagai adanya sikap resiliensi, bahu-membahu membantu, sekaligus optimisme bahwa bencana bisa dilewati bersama,” tutur Wakil Kepala LD FEB UI Dr Paksi Walandouw, Rabu (27/5/2020), dalam siaran persnya.
Survei menemukan mayoritas mitra pengemudi Gojek mendapatkan bantuan sosial dari pihak perusahaan Gojek (89 persen). Selain itu, mereka juga mendapatkan bantuan sosial dari konsumen (21 persen), dan dari sesama mitra (5 persen). Mitra pengemudi juga mendapat bantuan pemerintah bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
Bantuan dari Gojek juga dirasakan mitra mendukung mereka di masa sulit. Bantuan sosial yang paling banyak diterima pengemudi adalah program sembako dan/atau voucer makan gratis (77 persen).
Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) yang dibentuk Gojek, pada April lalu, misalnya, membagikan paket bantuan kebutuhan pokok bagi 200.000 mitra pengemudi. Bantuan disebar melalui kupon di aplikasi Gojek dan dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pokok di seluruh gerai Alfamart.
Mitra lainnya menerima bantuan posko aman seperti fasilitas cek suhu tubuh, pembagian paket kesehatan seperti masker hingga hand sanitizer, serta penyemprotan cairan disinfektan kendaraan.
Ada pula yang mendapatkan keringanan cicilan serta kerja sama dengan pemerintah untuk fasilitas program Kartu Prakerja.
Kegotongroyongan makin terlihat dari temuan hampir setengah mitra pengemudi Gojek (44 persen) memberikan bantuan sosial kepada sesama. Padahal, pendapatan mitra pengemudi itu sendiri jauh berkurang.
Hampir setengah mitra pengemudi Gojek (44 persen) memberikan bantuan sosial kepada sesama.
Mitra pengemudi memberikan bantuan sosial kepada anggota keluarga (18 persen), dan kepada masyarakat yang membutuhkan (11 persen). Sebagian mitra pengemudi (15 persen) juga memilih untuk memberikan bantuan melalui komunitas pengemudi Gojek atau langsung pada sesama mitra.
Bertahan di Gojek
Hasil riset dari Lembaga Demografi UI itu juga menemukan fakta bahwa bantuan sosial membuat mitra pengemudi Gojek merasa diapresiasi.
Setelah ditanya, sebagian besar mitra pengemudi (89 persen) tetap berencana untuk melanjutkan kemitraannya dengan Gojek. Bahkan, sebagian besar mitra (73 persen) cenderung optimistis bahwa penghasilan mereka akan kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.
”Optimisme mitra ini menarik karena menunjukkan adanya kepercayaan mitra pengemudi pada ekosistem ekonomi digital sebagai tempat mencari nafkah,” kata Paksi.