Normal Baru Bank, dari Stroberi hingga Digitalisasi ”Outlet” Konvensional
Layanan gigital menjadi modal bagi perbankan menghadapi era normal baru. Aplikasi digital ditelurkan. Perampingan gerai konvensional juga dilakukan sambil mengubah pola tatap muka ke sistem digital.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·4 menit baca
Di tengah arus mencipta normal baru yang masih memungkinkan celah penularan Covid-19, perbankan nasional tetap setia dengan layanan digitalisasi. Industri perbankan menyiapkan fitur dan layanan digital sebagai ujung tombak menyongsong era normal baru.
Langkah bisnis ini dipilih karena upaya pemulihan ekonomi harus tetap sejalan dengan protokol kesehatan dalam memutus rantai penularan Covid-19. Tujuannya adalah memberikan perlindungan terhadap pegawai dan juga nasabah.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tengah mematangkan platform Solusi Transaksi Elektronik BRI (Stroberi) untuk membantu kesiapan bisnis segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam menghadapi kondisi normal baru.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Senin (26/5/2020), Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan, fitur Stroberi adalah layanan transaksi elektronik terpadu yang mampu mengurai berbagai permasalahan administrasi dan ekosistem yang kerap terjadi di dalam ekosistem UMKM.
”Kami berharap aplikasi ini dapat terimplementasi ke seluruh pedagang pasar yang telah bekerja sama dengan BRI sehingga dapat membantu pengelolaan administrasi keuangan mereka secara baik dan akuntabel,” ujarnya.
Supari menilai, imbauan pembatasan fisik dan menjaga jarak sosial untuk memutus alur penularan Covid-19 telah membuat masyarakat mengurangi intensitas interaksi secara langsung. Hal ini membuat penerapan layanan digital seperti Stroberi ini sangat efektif dan membantu pelaku UMKM untuk terus mengembangkan usahanya.
Stroberi terdiri atas tiga layanan utama, yakni Stroberi Kasir untuk pengelolaan transaksi dan inventory management (pengelolaan produk yang diperjualbelikan), Stroberi Tagihan untuk pengelolaan tagihan, dan Stroberi Order untuk pengelolaan sistem order dan pembayaran.
Platform ini, lanjut Supari, ditargetkan untuk digunakan pada 14.000 pasar tradisional atau pasar rakyat di seluruh Tanah Air. Sebagai langkah awal, BRI menggandeng Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag) serta Kadin UMKM Kota Malang, Jawa Timur, untuk penetrasi platform Stroberi pada 27 pasar tradisional di kota tersebut.
”Hingga pertengahan Mei 2020, sebanyak 9.000 pelaku UMKM telah menggunakan platform Stroberi Kasir. Kalau Stroberi Tagihan sudah digunakan lebih dari 450 pengguna, termasuk para pedagang pasar yang ada di Kota Malang,” ujar Supari.
Hingga pertengahan Mei 2020, sebanyak 9.000 pelaku UMKM telah menggunakan platform Stroberi Kasir. Kalau Stroberi Tagihan sudah digunakan lebih dari 450 pengguna, termasuk para pedagang pasar yang ada di Kota Malang.
Ia menambahkan, ekosistem pasar di Indonesia saat ini kebanyakan masih bertransaksi menggunakan uang tunai yang sebenarnya berisiko. Melalui platform Stroberi, transaksi jual beli, pengelolaan tagihan sewa kios, hingga retribusi kebersihan dan keamanan pelaku UMKM yang ada di pasar dapat dilakukan secara langsung, nontunai, dan sistematis.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk akan meningkatkan layanan digital pada outlet-outlet konvensional. Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati mengatakan, BNI akan melakukan perampingan gerai konvensional sembari melakukan perubahan tatanan pekerja dari tatap muka menjadi lebih ke sistem digital.
”Ini diharapkan dapat mengubah pola pikir dan tatanan layanan yang biasa menjadi lebih efektif dan menerapkan protokol kesehatan,” ucapnya.
BNI akan melakukan perampingan gerai konvensional sembari melakukan perubahan tatanan pekerja dari tatap muka menjadi lebih ke sistem digital.
Sejauh ini, transaksi digital BNI terus meningkat. Volume transaksi menggunakan mobile banking BNI pada triwulan I-2020 telah mencapai Rp 103 triliun, meningkat 84,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah pengguna mobile banking sepanjang triwulan I-2020 pun mencapai 5,4 juta dan naik 62,7 persen dari triwulan I-2019.
BNI juga akan menjalankan aturan karyawan di atas 45 tahun untuk bekerja dari rumah. Adapun karyawan berusia kurang dari 45 tahun dapat menjalani aktivitas di kantor. Meski demikian, perusahaan tetap memberikan penugasan dan target yang bisa dijalankan selama karyawan berada di rumah.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Royke Tumilaar mengatakan, Bank Mandiri bakal terus meningkatkan inovasi pada produk kanal digital agar bisa memenuhi berbagai kebutuhan nasabah. Hingga Maret 2020, transaksi nasabah melalui jaringan elektronik Bank Mandiri memang tercatat meningkat mencapai 5,8 juta transaksi per hari.
”Kami telah lebih dulu melakukan sosialisasi protokol normal baru secara internal. Selain menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat, Bank Mandiri juga memastikan layanan perbankan di kantor-kantor cabang akan tetap beroperasi,” tuturnya.
Walau kantor cabang tetap beroperasi, lanjut Royke, nasabah disarankan bertransaksi melalui kanal elektronik Bank Mandiri yang dapat melayani berbagai transaksi keuangan nasabah. Bahkan, layanan tersebut saat ini sudah dilengkapi dengan fitur biometric login dengan pemindaian sidik jari (fingerprint scan) dan identifikasi wajah (face recognition) untuk menjamin keamanan transaksi.